Lelaki itu merangkul pundaknya sampai rumah, Bella merasa hangat bersamanya. Jika suasana hati Vincent sedang baik, semua hal juga menjadi nampak romantis meski sekadar jalan-jalan tengah malam di kompleks perumahan mereka.
"Mau bermain?" Vincent menawarkan sesuatu.
Bella tersenyum mengerti apa yang ada di benak lelaki itu. Ia mengangguk mengiyakan.
"Katakan, Sayang," ucap Vincent.
"Tentu saja mau," Bella menuruti apa yang Vincent inginkan.
"Begitu, aku membutuhkan suaramu," Vincent memandang wajah Bella sekilas lalu menyingkirkan poni yang ada di dahinya.
Kecupan singkat mendarat di dahi Bella, tetapi lelaki itu belum puas, tidak berselang lima detik kemudian kecupan kedua sudah mendarat lagi. Lalu pagutan bibir Vincent disambut dengan cepat olehnya. Di tengah malam ini pelayan sudah tidur, ruang tengah sunyi senyap bagai rumah tidak berpenghuni.
"Masuklah ke ruang kerjaku, tunggu aku di sana," perintah Vincent.
"Baik, Tuan," tanggap Bella.