Vincent menyibakkan jendela di sisi meja kerjanya, nampak pemandangan kota yang menjemukan, asap tebal dari cerobong-cerobong hitam bergulung-hulung. Udara di kota ini sudah tidak bersih lagi. Dulu Bella memimpikan untuk tinggal di tempat yang udaranya bersih dan sehat. Mungkinkah gadis itu kini tinggal di tempat seperti itu? Vincent yakin Bella sudah mendapatkannya di Banyuwangi, tetapi kini gadis itu sudah berganti tempat tinggal lagi demi menghindari pengejarannya.
Memangnya mengapa jika Ia tertangkap dan kembali kepadanya? Gadis itu bagai burung yang terobsesi pada alam bebas, padahal jika Ia menurut pada tuannya untuk tinggal di sangkar, maka segala kehidupannya akan dijamin. Asumsi orang-orang bahwa gadis itu lebih bahagia dengan keputusannya untuk pergi, sangat melukainya.
Teleponnya berdering, Vincent kembali menutup jendelanya agar udara di dalam ruangan tidak rusak. Ia meraih gagang telepon dan menyapa dengan lugas.