Vincent meregangkan kedua tangan sembari menguap di meja kerjanya. Tiga cangkir kopi rasanya tidak cukup, Ia meraih interkom dan meminta Chelsea untuk membawakan kopi satu cangkir lagi. Perempuan itu datang membawa apa yang Vincent minta ditambah dengan kudapan.
Meski jam pulang kantor sudah dekat, tetapi Vincent masih juga bersantai di depan komputernya, mempelajari peluang-peluang yang ada di Asia untuk melebarkan sayap bisnisnya. Ia sudah melakukannya di beberapa negara di Asia Tenggara tetapi belum keseluruhan. Memikirkan ini, Ia teringat Bella. Andai gadis itu bisa Ia bawa keliling Asia dalam waktu dekat, Vincent merasa akan lebih baik.
Ia pulang satu jam lebih lambat dari jam pulang kantor yang seharusnya. Saat tiba di apartemen Ia terheran-heran karena tidak biasanya Bella duduk di ruang tamu seolah-olah menunggunya. Kertas-kertas kecil yang sudah lusuh berjajaran di meja. Ia mengerutkan dahi, sepertinya Bella mengoleksi nota belanja. Tetapi untuk apa?