Belaian lembut menyelimuti rambutnya yang kini kumal dan lengket oleh peluh, Bella menikmati saat-saat indah bersama Vincent setelah sehari penuh memeras otaknya di kantor. Lembaran hidup terus berputar bagai tayangan film yang tak kunjung usai, Ia melalui harinya yang penuh perbedaan dari sebelum Ia bersanding dengan Vincent. Mungkin lebih tepatnya setelah Ia mengelola warisan bisnis ayahnya yang sembilan puluh sembilan persen turun kepadanya.
Dirinya menjadi pimpinan perusahaan seperti halnya suaminya, ini persis posisi Ayah dan Ibunya dulu saat mereka masih bersama. Tetapi pada akhirnya mereka… Bella merinding mengingatnya, rasa khawatir tiba-tiba menderanya. Ia beringsut dan mendongak melihat wajah Vincent.
"Ada apa?" ucap lelaki itu.
"Tidak," jawab Bella.
"Apa yang Kau pikirkan?" Vincent mengulangi pertanyaannya.
"Aku teringat Papa. Dulu Papa dan Mama juga seperti ini, mungkin," gumam Bella.
"Seperti apa? Semua pasangaan suami istri juga menikmati keintiman, Bella."