Chereads / BATINKU / Chapter 5 - Chapter 5 : Alva

Chapter 5 - Chapter 5 : Alva

Sudah dua hari Meysia terbaring diranjang rumah sakit ini dan aku selalu menjenguknya saat sepulang sekolah, dan aku juga baru tahu bahwa Meysia mempunyai kakak laki-laki dan aku dengan kakaknya bergantian untuk menjaganya, entah kenapa aku selalu ingin berada disamping Meysia, apa mungkin aku menyukai nya?

"Alva, kau tak pulang?". suara kakak Meysia menyadarkanku dari lamunan.

" Ohh iyya kak ini aku mau pulang, kalau Meysia kenapa-kenapa hubungi aku ya? ". jawabku kepada kakak Meysia dan dibalasnya dengan anggukan.

Jam sudah menunjukkan angka sembilan malam dan jarak rumahku dengan rumah sakit ini agak jauh, saat aku hendak menaiki motorku tiba tiba ada yang mendorong ku dan akupun tergeletak di tanah, aku menoleh untuk melihat siapa yang mendorongku tapi tak ada orang yang aku lihat disekeliling ku. Aku berdiri untuk menaiki lagi motorku dan saat kunyalakan mendadak sosok hantu yang merasuki Meysia berdiri di depanku dan dia tiba-tiba mencekik leherku.

"KAU BOHONG!!! MANA ANAK KUUUU!!! " teriaknya kepadaku, mungkin dia sudah sadar bahwa saat itu aku membohongi nya.

"Akhh le..lepass hantu si.. sialan!!" mendadak cekikannya melonggar dan aku berusaha melepaskan cekikan dari tangan kotornya.

"KATAKAN MANA ANAKKU!!!" teriaknya

" Aku tak tahu, sebenarnya anakmu lah yang mengikuti kami saat pulang sekolah, dia memeluk Meysia dari belakang dan membuat Meysia pingsan hingga akhirnya dirawat disini". kataku dan hantu itu mendadak terdiam sambil menunduk.

"Kau kenapa? Tunggu! Sepertinya aku mengenal seragam yang kau pakai, Apa mungkin kau siswi disekolah ku? ".Tanyaku curiga karena aku baru sadar bahwa hantu ini memakai seragam sekolah yang persis denganku hanya saja seragam nya sangat kusut dan penuh darah.

Aku curiga dengan hantu wanita ini, saat aku menanyakan hal itu mendadak dia menunduk dan terdiam

" Hei! Aku bertanya kepadamu? ". Tanyaku padanya.

"Aku hanya ingin anakku". Suaranya lirih dan sedikit membuatku simpati terhadap nya.

" Jadi benar anakku mengikutimu saat di sekolah? ". Lanjut nya.

" Iya, itu benar". Jawabku meyakinkannya.

" Anakku yang malang, dia mungkin ingin bertemu dengan ayahnya". Gumamnya

"Apa maksudmu? " Aku mengerutkan keningku.

" Apa kau ingin mendengar kisahku? " tanyanya dan aku langsung mengangguk pelan.

"Saat 4 tahun lalu aku sekolah di SMA Nusa bangsa tepatnya kita satu sekolahan, aku mempunyai pacar namanya Rio. Saat itu aku kelas 3 dan saat hubungan kita lebih 4 bulan, aku dan Rio melakukan hubungan yang tak seharusnya dilakukan hingga akhirnya aku hamil dan orang tuaku mengetahuinya, karena ayahku kepala sekolah disekolah itu dan tak mau namanya jelek karna diriku, jadinya ia tega menculik Rio dan membunuhnya di belakang gedung aula lama. Hingga sejak itu Rio dianggap telah kabur karena telah menghamiliku dan orang tua Rio sangat malu tapi sebenarnya itu semua tidak benar, ayahku lah yang membunuhnya. Dia memberitahuku saat ingin menggugurkan kandunganku yang sudah besar".

"Tapi bagaimana kamu bisa meninggal dengan anakmu? ". Tanyaku

" Aku meninggal tertabrak kereta saat lari dari ayahku yang ingin menggugurkan kandunganku". jawabnya dengan lirih.

Aku yang mendengarkan cerita dia menjadi sangat iba kepadanya bisa-bisanya aku membohongi keberadaan anaknya sendiri.

"Terus dimana ayahmu? ". tanyaku penasaran

" Ayahku meninggal saat dikejar polisi karena ketahuan korupsi dana sekolah, saat mengetahui hal itu, aku tidak bersedih sama sekali tapi yang membuatku sedih adalah ibuku, dia hidup sendiri tanpa suami dan anaknya, itu membuatku terpukul". Aku merasa lega saat mengetahui bahwa ayahnya telah mati. Tapi aku cemas dengan keberadaan anaknya. Aku merasa bersalah karena telah membohonginya.

"Apa kau mau menemaniku mencari anakku disekolah? mungkin dia pergi melihat ayahnya disana". Katanya kepadaku untuk menemani nya kesekolah malam ini, dan akupun mengangguk pelan.

Kamipun sampai disekolah dan segera pergi ke tempat dimana ayahnya dibunuh, saat sampai dilokasi itu, hawa mengcekam terasa di tubuhku yang membuatku merinding. Aku memberanikan masuk ke gedung aula lama yang tak pernah terpakai, karena aku tak memakai kalung pemberian ayahku jadinya aku melihat mereka semua. Karena tak terbiasa aku menutup sedikit mataku dan terus mengikuti hantu wanita itu.

"Jangan takut, dia tidak akan mengganggumu selama kamu tidak mengganggunya. Abaikan saja mereka". Aku mengikuti perkataan wanita itu dan terus mengikuti langkah nya. Saat sampai dibawah tanah akupun mendengar tawa canda mirip seperti suara anak kecil yang sedang berbahagia.

"Apa itu suara anakmu? " tanyaku kepadanya

"iya dia anakku, ternyata dia ada disini, selama aku meninggal aku tak berani melihat Rio karena malu akan penampilan ku yang buruk ini, kepalaku hancur dilindas kereta, mungkin dia tidak akan mengenalku". Jawabnya dengan kaku.

" Tak apa apa, kalau kalian saling mencintai, pasti Rio akan mengenalmu, meskipun wajahmu telah hancur. Aku menenangkannya dan membuatnya yakin bahwa Rio akan mengenalinya meskipun penampilannya sangat buruk.

Hantu wanita itupun memberanikan dirinya masuk lebih dalam untuk menemui Rio. Akupun mengikutinya dari belakang. Saat ditempat itu Anak dari hantu wanita itu pun berlari dan memeluk ibunya, dan Rio tampak bingung.

"Ibu, kenapa ibu tak pernah menemui ayah? " Kata anaknya. Hantu wanita itupun terdiam dan terus menunduk dan tak berani melihat Rio. Aku melihat Rio, badannya utuh hanya saja warna kulitnya pucat dan ada bekas tembakan di perutnya, mungkin dia hanya dibunuh dengan cara ditembak sehingga tubuhnya tak terlalu rusak tak seperti hantu wanita itu yang dilindas kereta.

"Gisel, Apa kau itu? " ucap Rio. Aku baru tau ternyata nama hantu wanita itu Gisel.

"Kau mengenalku?" kata Gisel dengan pelan. Tiba-tiba Rio berjalan mendekati Gisel dan memeluknya dengan erat. Aku yang melihatnya terharu karena pasangan tersebut dipertemukan meskipun sudah meninggal.

"Aku merindukanmu" ucap Rio

"Kau tak jijik dengan ku? " tanya Gisel kepada Rio.

"Tak ada alasan aku tak suka kepadamu apalagi jijik padamu Gisel, aku menunggumu dan aku ingin kamu terus disisi ku bersama anak kita, mau kan? ". Gisel pun mengeluarkan air mata nya segera memeluk Rio.

Merekapun berpelukan agak lama hingga mereka sadar, ada aku yang memperhatikan mereka berdua disini.

" Oh iya Rio, ini Alva dia manusia yang membantuku untuk berani menemuimu".Ucap Gisel dan Rio tersenyum kepadaku dan mengucapkan Terima kasih kepadaku. Karena telah menunjukkan jam 12 malam, akupun pamit kepada Gisel dan Rio untuk pulang dan mereka pun mengantarku sampai ke gerbang depan sekolah. Gisel berterima kasih padaku begitupun Rio dan aku mendoakan agar mereka tenang di alam sana, mereka berkata akan kembali ke alam nya karena mereka berdua telah dipertemukan dan bisa menerima keadaan satu sama lain.

Keesokan harinya saat sepulang sekolah, Kakak Meysia menelpon untuk kerumah sakit agar menjaga Meysia karena kakaknya akan keluar kota selama beberapa hari untuk keperluan tugas kuliah nya. Akupun melajukan motorku kerumah sakit. Setelah beberapa menit akupun sampai dan segera menuju kamar Meysia, belum sempat aku membuka pintu kamarnya, suara pecahan kaca terdengar dari luar kamar itu.

BRAKK!!