Chereads / Tarian Pena Si Penulis Skenario Cilik / Chapter 44 - Penampilan Alana

Chapter 44 - Penampilan Alana

Karena terbagi dalam dua grup, tentu tamu spesialnya tidak hanya Dirga saja. TV B juga telah mendatangkan lawan yang sebanding. Saat mengetahui bahwa tamu istimewa lainnya adalah Jemmi, Dirga tahu bahwa dia akan menghadapi lawan yang sulit kali ini.

Kata-kata di bibir Jemmi lebih kuat daripada tulisannya. Kemudian, dia juga pernah menjadi pembawa acara dewasa bersama dua artis terkenal lainnya. Acara itu sangat terbuka dan posternya ada di mana-mana. Ketika berbicara tentang topik dewasa, Jemmi bahkan lebih jenaka. Itu menunjukkan kualitasnya sebagai publik figur yang sebenarnya. Bakatnya tidak bisa diragukan lagi.

Dirga sakit kepala karena ini, tetapi Jemmi sangat bersemangat. Jemmi sudah lama ingin bertemu dengan Dirga, tetapi dia telah menderita tanpa kesempatan. Kali ini dia hanya mencoba menguji Dirga. Jika Dirga benar-benar berbakat, Jemmi ingin berteman dengannya. Jika Dirga tidak seperti itu, Jemmi hanya akan membuatnya frustasi. Selama ini Jemmi bisa mengandalkan dirinya sendiri, tapi tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Dirga akan menderita.

Atas permintaan Dirga, Soe Bersaudara tidak mempermasalahkan hal tersebut sebelum kompetisi. Tamu spesial yang disebutkan hanya Jemmi dan nama Dirga tidak muncul di koran. Mengundang satu atau dua selebritas sebagai tamu istimewa di acara TV saat ini bukanlah cara baru, jadi semua orang awalnya tidak menganggapnya serius.

____

Saat duduk di ruang ganti di belakang panggung, hati Alana mendidih dengan harapan besar. Seperti ada seekor kelinci kecil di kepalanya. Hatinya kini berdebar-debar. Wajahnya di cermin seperti relief marmer, tenang dan lembut. Dengan rambut hitam dan pendeknya yang lembut, wajahnya yang putih sedikit tertutup. Itu semakin menunjukkan kecantikan yang bermartabat dan murni.

Alana menoleh ke kanan dan ke kiri di cermin untuk memastikan tidak ada masalah dengan riasan di wajahnya, dan kemudian dia mengikuti staf ke meja depan. Dalam perjalanan, dia masih berpikir bahwa Dirga berjanji untuk datang ke tempat ini untuk mendukungnya dalam kompetisi. Tapi dia tidak tahu apakah pria ini akan melupakannya.

Alana bersembunyi di balik tirai dan diam-diam melihat ke bawah panggung. Dia tidak melihat sosok Dirga, dan merasa sedikit kecewa di hatinya.

Ada cukup banyak kru TV B yang duduk di atas panggung. Semua orang duduk mengelilingi seorang lelaki tua. Pembawa acara kali ini bahkan digantikan oleh Luna Maya yang menunjukkan pentingnya kompetisi ini. Alana masih tidak tahu bahwa lelaki tua kurus itu adalah Pak Yuvan. Dia masih tenggelam dalam pikirannya tentang Dirga. Dia tidak menyadari bahwa dia harus segera tampil sampai staf di sekitarnya mengingatkannya.

Penampilan Alana tiba-tiba menjadi fokus perhatian. Alana mengenakan rok berwarna biru langit yang ditutupi dengan payet kuning dan ungu mengkilap. Rambutnya ditata dengan hati-hati. Bagian depan digulung membentuk lingkaran, dan bagian belakang digulung menjadi ikal-ikal panjang. Rambutnya menggantung di leher dan bahunya. Gaun indah itu membungkus pinggang Alana dengan sangat baik. Kakinya yang indah ditutupi dengan sepatu hak tinggi berwarna putih yang elegan.

"Hari ini aku akan membawakan lagu "A Thousand Years". Kuharap kalian semua menyukainya." Alana memfokuskan semua perhatiannya pada para juri di barisan depan, dan tidak memperhatikan bahwa ada dua tempat di belakang panggung dengan satu orang duduk di masing-masing tempat itu.

Melodi iringan terdengar. Alana bernyanyi. Suaranya sangat lembut, seperti angin sepoi-sepoi di danau di malam musim hujan. Suaranya dengan lembut menyapu telinga semua orang. Suaranya indah, seperti aliran air yang jernih. Alana dengan terampil mengontrol perubahan warna suara dan intensitasnya. Awalnya, dia bernyanyi dengan tenang, tetapi saat mencapai klimaks, nadanya tiba-tiba naik.

Suara yang dalam dan kemudian suara yang meninggi membuat kontras sebelum dan sesudah lagu menjadi sangat tajam. Dari nyanyian Alana yang penuh makna sejati dan pesona yang tak terbatas, para penonton yang hadir dapat merasakan bahwa ada kekuatan yang menggerakkan dalam nyanyiannya. Suara nyanyian yang indah itu bergema di ruang konser, seperti aliran air yang manis yang telah meresap ke dalam hati penonton. Itu membuat semua orang tanpa sadar dibawa ke dalam konsep artistik tingkat tinggi.

Setelah lagu dinyanyikan, tepuk tangan antusias langsung terdengar di studio. Meskipun nyanyiannya berhasil, Alana berdiri di sana dengan gugup. Dia menunggu juri untuk memberikan nilai. Luna Maya, sang pembawa acara, mengenakan gaun yang elegan. Dia naik ke atas panggung dan bertanya kepada dua orang yang duduk di belakang panggung, "Apakah kalian punya sesuatu untuk dikatakan?"

Alana juga berbalik, dan dia tercengang saat melihat pria itu duduk di atas kursi di sebelah kiri. Dirga juga menatap Alana. Matanya sepertinya ingin banyak bicara. Jantung Alana berdebar-debar, dan ketika mata Dirga secara tidak sengaja menatapnya, hatinya menjadi tegang dan bingung. Dia samar-samar merasa bahwa Dirga menahan kegugupannya ketika dia tiba. Itu membuat Alana bersemangat dan bahagia, tetapi juga membuatnya takut. Dia diliputi oleh emosi yang tidak bisa dijelaskan.

Ketika Dirga naik ke atas panggung, Luna Maya secara khusus memperkenalkan dirinya. Semua orang yang hadir, termasuk penonton di depan TV, pada dasarnya pernah melihat karya Dirga, baik dalam film maupun novel. Semua orang terkejut dengan sosok Dirga, tetapi mereka tidak pernah berpikir bahwa dia sebenarnya adalah penulis lagu yang pernah dinyanyikan oleh Alana.

Jemmi tidak memiliki rasa takut sama sekali. Dia justru menemukan masalah dari lagu Alana dan mengarahkan jarinya ke Dirga secara langsung atas dasar kesalahan lirik. "Menurutku ada salah lirik saat kamu bernyanyi tadi, bukan begitu?"

Semua orang tidak menyangka Jemmi akan menyerang Dirga dan Alana saat itu juga. Pada saat yang sama, merasa juga aneh di hati mereka. Apakah kesalahan lirik ini benar-benar kesalahan yang fatal dalam penampilan Alana kali ini?

Dirga masih memiliki ekspresi tenang di wajahnya. Orang lain mungkin tidak mengetahuinya, tetapi Alana sudah terbiasa melihat ekspresi Dirga yang seperti itu. Dia tahu bahwa Dirga pasti bisa menghadapinya dengan tenang, tetapi dia tidak bisa menahan rasa cemas di dalam hatinya.

"Kesalahan lirik yang kamu maksud bukan benar-benar kesalahan lirik. Kamu hanya salah dengar. Kata "i'll love you for a thousand more" mungkin terdengar seperti "i love you" saja. Tapi memang seperti itu cara pengucapannya. Tidak ada yang salah pada nyanyian Alana tadi. Cara pengucapannya bagus, intonasinya tepat. Selain itu, aku tidak bisa menyalahkan Jemmi jika dia mengira Alana melakukan kesalahan saat mengucapkan bagian tertentu. Itu wajar. Mungkin karena lagu ini dalam bahasa asing dan bahasa ibu Alana adalah Bahasa Indonesia, sepertinya aksennya berpengaruh. Oleh sebab itu, saat mengucapkan kata dalam bahasa asing, orang lain akan mengiranya salah. Padahal, tidak ada masalah. Jika masih ragu, mungkin penonton bisa menilainya sendiri." Dirga menjelaskan pada Jemmi dengan panjang lebar. Namun, Jemmi tidak tahu apakah itu adalah penjelasan atau pembelaan.

Setelah melihat mulut Dirga dihiasi dengan senyum, Jemmi tiba-tiba menyadari bahwa dia telah dipermainkan oleh anak ini. Pengucapan Alana pada bagian tertentu tadi sebenarnya tidak benar, dan Dirga tahu itu di dalam hatinya. Namun barusan, dia hanya mengatakan bahwa Jemmi yang salah mendengar. Dirga sebenarnya sedang membantu Alana dengan berbohong. Akan tetapi, entah kenapa, kebohongan itu tampak sangat meyakinkan.