Jika, kenangan bisa dibeli, mungkin Ara akan sering membelinya. Entah mengapa, Ara semakin susah, mengingat sesuatu. Tapi beruntungnya, kenangannya tentang Juna, masih bisa lancar ia ingat.
Beberapa hari terakhir, Ara sengaja mengurung diri di dalam apartemen. Ia tak menemui siapapun, baik itu Juna, Sammy, atau yang lainnya. Rasa bersalah, semakin besar ia rasakan. Terkait insiden di beberapa puluh tahun yang lalu.
Sampai akhirnya, ia sekuat tenaga, mencoba mengingat akan hal tersebut. Tapi tetap saja, ia tak bisa ingat apapun. Ingatannya, malah semakin berantakan.
Ara mengambil kunci motornya, dan bergegas meninggalkan apartemen. Seperti biasa, ia tidak membawa serta ponselnya. Tapi setidaknya, ia tetap mengirimkan pesan untuk Juna, agar Juna tidak terlalu banyak pikiran.