"Kalau gitu, coba kamu beliin aja! Kali aja, Ara beneran suka." Jawab Dwika, yang dengan sangat jelas, membuat Dewa terkejut.
Selama ini, Dwika sangat tidak mengijinkan Dewa, untuk kembali dengan Ara. Tapi kali ini, Dwika, mulai mendukung Dewa lagi, untuk memperbaiki hubungannya, dengan Ara.
"Ayah? ucapan Ayah, beneran?" tanya Dewa hati-hati.
"Iya, ayah sangat yakin. Ayah merasa, kebahagiaan kamu, memang ada di diri Ara. Dan ayah, tak ingin menghalangi kebahagiaan kamu. Kejarlah ia, jika kamu menginginkannya! Tapi, jika lelah, beristirahatlah. Siapa tahu, dalam waktu kamu beristirahat, kamu menemukan kebahagiaan lain, yang jauh lebih indah dari yang kamu inginkan." Dwika memberikan petuahnya, untuk sang anak.
Dewa sempat merasa takjub, dengan kalimat dari sang ayah. Tapi, beberapa detik kemudian, ia mulai sadar, jika memang hanya Ara lah, yang ada di dalam pikirannya, selama ini.
"Iya, Yah. Makasih, udah ngertiin Dewa."
***