Chereads / Funny Ghost / Chapter 12 - Arwah Jend. Stephen

Chapter 12 - Arwah Jend. Stephen

Hari itu sangat melelahkan, Tjokro yang telah berhasil mendapatkan cinta Michelle pun terlelap dengan senyuman. Namun Gery tetap membuka matanya, ia masih memikirkan arwah yang menemuinya di restoran waktu itu, arwah itu sangat seram dan penuh dengan aura negatif.

Gery turun dari kasurnya lalu pergi ke kamar Tjokro. Ia mencoba mengetuk pintu beberapa kali tetapi Tjokro hanya membalas dengan suara dengkurannya. Akhirnya Gery langsung membuka pintu kamar Tjokro, tetapi ia menemukan Tjokro sedang tertidur sangat nyenyak. Ia pun tidak tega membangunkannya. Kemudian Gery kembali ke kamar. Matanya sudah sangat lelah dan berair, akhirnya ia pun terlelap.

Ke esokan harinya semua berjalan dengan normal, Gery bersiap untuk pergi ke sekolah sementara Tjokro bersiap untuk pergi ke kantor. Mereka berdua sekarang sedang duduk dimeja makan untuk sarapan. Gery terlihat tidak semangat makan. Melihat hal itu Tjokro menanyakan apa yang terjadi pada Gery. Lalu Gery menceritakan bahwa ia bertemu arwah yang mirip Jendral Stephen di restoran kemarin. Tjokro tidak percaya karena seharusnya Jendral Stephen sudah pergi ke Nirwana. Syarat untuk jadi hantu penasaran seperti dia hanyalah seseorang yang meninggal dengan tragis. Mereka pun mengakhiri pembicaraan dan bergegas pergi meninggalkan rumah.

Di perjalanan menuju bogor, sambil mengemudikan mobilnya Tjokro terus terbayang - bayang ucapan Gery yang mengatakan bahwa ia bertemu dengan arwah Jendral Stephen. Hatinya pun terus berkata apakah benar yang Gery temui adalah arwah Jendral Stephen. Jika benar, dimanakah dia bersembunyi. Lalu Tjokro mengingat si hantu tabib. Apakah dia orangnya? Tetapi bukan juga karena jika bertemu dengan hantu tabib yang ia rasakan adalah aura positif.

Ditempat lain Alex telah mendengar kabar bahwa Michelle dan Tjokro telah jadian, ia diberitahu oleh 2 orang ajudannya. Alex yang marah mendengar berita itu langsung mengusir ajudannya dari kamarnya. Anton menatap dari kejauhan. Lalu memanggil ajudan itu dan menanyakan apa yang terjadi. Si Ajudan menjelaskan bahwa Michelle dan Tjokro sudah resmi berpacaran. Anton hanya bisa mengelus dada kemudian ia mendatangi Alex.

Anton berdiri di depan pintu kamar Alex. Kemudian ia berkata : "Jika dia ditakdirkan untukmu dia tidak akan menjadi milik orang lain, penolakan itu lebih baik daripada diterima tetapi hatinya dimiliki yang lain". Alex langsung menoleh ke arah ayahnya, kemudian ia memeluk ayahnya.

"Keep spirit my son", Anton sambil menepuk - nepuk pundak Alex.

"Thank you papi", balas Alex.

Setelah itu Anton mengajak Alex untuk pergi ke kantornya, tetapi Alex menolak. Untuk kali ini Anton memahami Alex, ia meminta Alex untuk beristirahat di rumah. Anton pun pergi meninggalkan rumah. Setelah Anton keluar rumah, tiba - tiba hujan turun sangat lebat.

Alex keluar rumah dengan tatapan kosong. Ia melihat rintik - rintik air hujan yang turun. Ia pergi menuju balkon di lantai 2 rumahnya, kemudian ia mencoba menggenggam air hujan itu, tetapi airnya terus mengalir keluar dari genggamannya. Alex pun berpuisi.

Cintaku padamu bagaikan derasnya hujan..

Ia terus turun dengan deras dan menyejukkan..

Namun dirimu bagaikan air dalam genggaman..

Kau terus mengalir keluar dan memilih untuk tidak tinggal..

Meski aku terjebak dalam jurang depresiku..

Kau tak akan pernah menjadi milikku..

Sungguh malangnya nasib Alex, yang cinta nya tak terbalaskan. Padahal Alex sudah mengejar Michelle sejak SMA. Tetapi Michelle tidak pernah mencintai Alex, bahkan Alex malah ditikung oleh Tjokro yang baru saja dikenal Michelle beberapa bulan yang lalu. Hal itu tidak pernah ada dalam pikiran Alex sebelumnya. Hingga kini ia terjebak dari rasa depresinya. Alex, pria muda, tampan, berpendidikan dan kaya raya. Harus puas mengakui kekalahan bahwa cinta tak hanya sekedar dari apa yang dimiliki manusia. Cinta datangnya dari hati. Hanya sang pencipta yang dapat menganugerahkan itu kepada ciptaannya. Tidak ada manusia yang bisa memaksakan cinta.

Diwaktu yang bersamaan, Michelle duduk di sebuah kursi di rumahnya. Ia sedang merajut sebuah baju hangat yang akan ia berikan kepada Tjokro. Saat ini indonesia sudah memasuki musim hujan, tentu baju hangat sangat diperlukan. Setiap detik Michelle selalu memikirkan kekasihnya itu, rupanya ia sangat bahagia menjadi kekasih Tjokro. Michelle mengambil hand phone nya dan kemudian ia menelpon Tjokro dan menanyakan jam berapa ia akan pulang.

"Ya sayang, aku jam 7 mungkin baru sampai jakarta".

"Oh.. Bisa ketemu kah? Aku mau kasi kamu sesuatu?", ajak Michelle.

"Wow.. Apa itu?", tanya Tjokro.

"Nanti dong, biar surprise", jawab Michelle.

Waktu terus berlalu dan kini sudah mulai sore. Gery dan teman - temannya bersiap pulang sekolah. Setelah pulang sekolah, Gery dan Miki tidak langsung pulang ke rumah. Mereka masih di sekolah untuk latihan basket. Sementara itu teman - teman wanita nya, Shelly dan Saskia ikut menonton Gery dan Miki yang sedang latihan basket bersama tim nya. Dari kursi penonton, Shelly dan Saskia melihat sebuah kejanggalan yang ada pada Gery.

"Sas,, lo liat deh,, Gery kok kaya loyo gitu sih?", Shelly sambil menunjuk ke arah Gery.

"Loh iya deh, kok kaya gak biasanya ya?"

"Jangan - jangan dia lagi berantem sama om nya", Shelly curiga.

"Itu mereka udah istirahat, yuk samperin", ajak Saskia.

Dua teman perempuan Gery itu akhirnya datang menemui Gery. Mereka bertanya apa yang terjadi pada Gery sehingga ia terlihat lemas, ia sungguh berbeda dari yang biasanya. Gery hanya beralasan bahwa ia sedang lelah, tidak ada apapun yang terjadi pada dirinya. Kemudian Miki datang dan memaksa Gery untuk membuka suara, tetapi Gery tetap tidak berkata apa - apa. Melihat hari yang mulai sore dan Gery yang terlihat mulai lesu, latihanpun dibubarkan. Semua nya bergegas untuk pulang ke rumah masing - masing.

Gery masih duduk dalam lamunannya, ia menunggu Mang Ujang supirnya yang tak kunjung menjemputnya hingga hari mulai gelap. Ia berjalan ke depan gerbang sambil menunggu supirnya itu. Angin tiba - tiba bertiup sedikit keras, dedaunan pun berjatuhan. Satpam sekolah menawarkan Gery untuk menunggu di Pos Satpam, tetapi Gery menolak. Hari sudah semakin gelap, namun entah mengapa Mang Ujang masih belum datang, nomor handphone nya juga tidak dapat dihubungi.

Gery berdiri dalam lamunan, tiba - tiba hantu seram yang berbaju seragam putih itu ada dihadapan Gery. Gery berkali - kali mengusap matanya tetapi arwah itu malah semakin mendekat.

"Siapa kamu? Jangan menggangguku", teriak Gery.

"Aku Stephen Van De Rulllsssss.. Hahahahahaha", seolah ingin mencekik leher Gery.

"Aaaaa... Tolonggg"

Arwah Jendral Stephen mengatakan ia tidak akan menyakiti Gery, ia hanya ingin memberitahu Gery bahwa keturunannya saat ini sedang bersama Tjokro. Ia juga mengatakan bahwa keturunannya itu ada dalam kendalinya. Ia akan membunuh Tjokro kembali.

"Memangnya siapa keturunan mu itu? Kak Alex?", tanya Gery.

"Alex bukan keturunan ku, dia keturunan Akuang, pedagang di pasar Jojoleksono.. hahaha", teriak Jend. Stephen sambil mencekik Gery.

"La..lalu siapa?", tanya Gery lagi.

"Dia adalah.... Michelle Van De Rulls.. Hahahahahahahah".

Kemudian arwah Jendral Stephen menghilang. Gery sangat lelah dan keringatan. Ia juga merasa sesak karena dicekik oleh arwah Jendral Stephen. Tidak lama kemudian mang ujang datang.

"Mang Ujang kok lama banget?", tanya Gery.

"Tadi teh ban nya bocor, saya ke bengkel dulu tuan", jawab Mang Ujang.

"Aduh, kenapa gak ngasi tau, kan aku bisa pesen taksi online", Gery berbicara dengan lemas.

"Hp saya lowbat tuan, teu bisa nelpon, punten atuh nya".

Lalu Gery menaiki mobil dengan keadaan fisiknya yang lemas. Ia tertidur sejenak, kemudian mang ujang membangunkannya setelah sampai di rumah. Sesampainya di rumah Gery langsung berlari ke kamar Tjokro, tetapi Tjokro tidak ada. Lalu ia bertanya pada Mbo Sum.

"Mbo, Om Tjokro belum pulang yah?".

"Belum mas, tadi tuan ganteng telpon katanya si mbo jangan masak banyak - banyak, dia mau makan sama pacarnya", jawab Mbo Sum.

Mendengar informasi itu Gery langsung masuk ke kamar dan menelpon Tjokro. Ia meminta Tjokro untuk segera pulang ke rumah. Awalnya Tjokro tidak mau pulang, tetapi karena mendengar suara Gery yang seperti menangis akhirnya ia mau menuruti Gery. Kemudian Tjokro pergi untuk mengantar Michelle terlebih dahulu.

Setelah mengantarkan Michelle, ia kembali melaju mobilnya untuk segera menemui Gery di rumah. Tiba - tiba muncul seseorang di depannya, lalu ia tak sengaja menabrak orang itu. Tjokro terkejut dan langsung menghentikan mobilnya. Ia keluar dari mobil dan mencari - cari jasad orang yang ia tabrak barusan, namun ia tidak dapat menemukannya. Tiba - tiba terhembus angin dari arah punggung nya. Kemudian seseorang memanggilnya. Dan itu adalah arwah Jendral Stephen.

"Apa kabar patih Tjokro?"

Tjokro menoleh kebelakang, ia sangat terkejut mendapati arwah Jendral Stephen yang berada dihadapannya.

"Hem.. Kau ingin bertarung?", tantang Tjokro.

"Gaya mu tetap sombong seperti dulu", ucap arwah Jend. Steph.

"Hah,, jangan banyak bicara".

Tjokro langsung berubah menjadi dirinya di masa abad ke 17, kemudian ia mengeluarkan tenaga dalamnya untuk menghajar arwah Jendral Stephen. Tidak disangka arwah Jendral Stephen sangatlah kuat. Ia tidak bisa dikalahkan. Ia sudah menjelma menjadi iblis yang sangat sakti.

Tjokro cukup kelelahan menghadapinya. Saat Tjokro hampir terbunuh, ribuan arwah tentara kerajaan kasaktian muncul dan menyerang arwah Jendral Stephen. Terjadi pertarungan yang sangat alot, seperti pertarungan mereka di abad ke 17. Dengan jumlah yang sangat banyak, tentara kerajaan berhasil menyingkirkan arwah Jendral Stephen. Arwah Jendral Stephen tiba - tiba menghilang.

Sementara itu Tjokro masih terkapar lemas di pinggir jalan. Kemudian hantu tabib datang menghampirinya, dan mengulurkan tangannya. Tjokro bangun dan berdiri. Ia bertanya kepada hantu tabib itu, siapa dia sebenarnya.

"Maaf, siapa kisanak sebenarnya?", tanya Tjokro.

"Tidak penting siapa saya gusti, saya hanyalah utusan sang pencipta yang akan melindungi anda", jawab hantu tabib.

"Terima kasih".

Kemudian hantu tabib dan arwah tentara kerajaan kasaktian menghilang. Tjokro dengan terpincang - pincang masuk kedalam mobilnya, dan melanjutkan perjalanan menuju rumah.