Kini Tjokro telah menghapus sumpahnya, ia telah menghilangkan segala dendam yang sebelumnya ia terus pupuk hingga ia tidak bisa mati dengan tenang. Tapi sebenarnya Tjokro masih sangat menyayangi Michelle. Sesekali ia mengamati Michelle dari jauh tanpa sepengetahuan Michelle. Rupanya Michelle juga telah melupakan Tjokro, Michelle sudah belajar untuk mencintai Alex, seperti yang di perintahkan Tjokro saat menghipnotisnya.
Saat itu Gery telah dinyatakan lulus dari sekolahnya. Semua wali murid diundang ke acara perpisahan siswa - siswi sekolahnya. Gery mengajak Tjokro untuk membeli baju yang akan mereka pakai di acara perpisahan sekolah. Namun tak sengaja mereka bertemu Michelle dan Alex di Mall. Michelle terlihat sangat bahagia. Ia terlihat sedang tertawa bahagia bersama Alex sambil makan ice cream. Tjokro berhenti sejenak, lalu Gery menuntunnya. Alex pun menyadari kehadiran Tjokro. Ia datang menyapa Tjokro dan Gery.
"Loh kalian disini juga?", tanya Alex.
"Nganu, si Gery minta antar beli baju buat kelulusan", jawab Tjokro.
"Ah.. Kamu udah lulus ya, selamat ya Gery", Michelle sambil mengajak Gery bersalaman.
"Makasih kak".
"Oh Yaudah, kita duluan ya", Tjokro langsung menarik tangan Gery dan pergi meninggalkan Alex dan Michelle.
Sebenarnya Alex tidak tega melihat Tjokro yang sepertinya merindukan Michelle. Alex bertanya pada Michelle apakah dia tidak merindukan Tjokro, namun sepertinya nama Tjokro sudah benar - benar hilang dari hati Michelle. Bahkan ia sudah lupa jika ia pernah menjadi kekasih Tjokro. Alex tidak merasa bingung dengan keadaan Michelle, karena sebenarnya ia sempat memergoki saat Tjokro menghipnotis Michelle. Saat itu Alex hendak berkunjung ke Rumah Michelle, tetapi di depan pintu rumah ia melihat Michelle sedang bersama Tjokro. Akhirnya Alex hanya diam di mobil. Setelah Tjokro pergi, Alex menemui Michelle, dan sejak saat itu Michelle telah melupakan Tjokro.
Tibalah di acara perpisahan sekolah. Gery dan Miki di daulat sebagai alumni yang berprestasi karena telah mengharumkan nama bangsa di Olimpiade Pelajar beberapa bulan lalu. Teddy dan Sandra yang merupakan orang tua Gery pun turut hadir dan menyaksikan penghargaan itu. Mereka sangat bangga dan berterima kasih pada Tjokro yang selama ini menemani Gery. Teddy dan Sandra masih menganggap Tjokro adalah adik kandung Teddy, padahal adik kandung Teddy telah lama meninggal dunia.
Bulan demi bulan terus berlalu begitu saja. Waktu Tjokro untuk hidup di dunia ini tersisa 1 bulan lagi. Saat itu ia menyiapkan pesta ulang tahun untuk Gery. Ia bersama Miki, Saskia dan Shelly menyulap taman belakang rumahnya menjadi pohon balon. Tentu orang tua Gery pun ikut hadir membantu persiapannya. Hari sudah malam, pesta ulang tahun pun dimulai. Gery sangat bahagia. Sebelum meniup lilin, ia mengucapkan harapannya di dalam hati.
"Semoga suatu hari nanti aku bisa tinggal bersama Mahapati Tjokro dan Prabu Jayasakti di Nirwana".
Tjokro dapat mendengar harapan Gery. Ia hanya tersenyum. Anton Wu, Alex dan Michelle turut hadir dalam acara ulang tahun Gery. Pada kesempatan itu mereka memberikan undangan pernikahan untuk keluarga Teddy Wijaya. Awalnya Teddy terkejut, karena sepengetahuan dia Michelle adalah kekasih Tjokro.
"Namanya juga jodoh, pacarannya dengan adikmu, eh nikahnya dengan anak saya", Anton berkata sambil tertawa.
"Iya juga yah, jodoh tidak ada yang tau", Balas Teddy.
Akan tetapi, baik Tjokro maupun Alex dan Michelle, mereka hanya tersenyum. Sesekali Michelle mencuri - curi padang ke arah Tjokro. Ia benar - benar tidak ingat jika dulu ia pernah menjadi kekasih Tjokro. Saat Tjokro mengetahui Michelle yang sedang mengamatinya, ia hanya menunduk.
Waktu terus bergulir, saat ini waktu Tjokro untuk hidup hanya tersisa 2 minggu lagi. Kemudian ia mendatangi ayahnya Gery untuk menyampaikan surat pengunduran dirinya di perusahaan. Awalnya Teddy memohon agar Tjokro tetap tinggal tetapi setelah mendengar penjelasan Tjokro yang mengatakan bahwa ia sedang sakit dan ingin ke luar negri untuk berobat, Teddy pun akhirnya mengabulkan permintaan pengunduran dirinya. Hari itu Tjokro berpamitan dengan seluruh karyawan perusahaan perkebunan di Bogor. Seluruh karyawan pun membuat pesta perpisahan untuk Tjokro. Tjokro sangat terharu. Dan mungkin sebenarnya ia masih ingin mengabdi pada perusahaan.
Beberapa hari kemudian, Michelle sedang menjahit pakaian untuk team cheerleaders yang ia latih, ia menjahit di dalam rumahnya. Tiba - tiba ia berhenti sejenak. Ia mengingat perkataan Alex saat di mall yang menanyakan apakah ia merindukan Tjokro. Lalu ia juga mengingat perkataan ayahnya Alex bahwa ia dulu adalah kekasih Tjokro. Ia sungguh tidak bisa mengingat apapun. Saat ini ia mengenali Tjokro hanya sebagai saingan bisnis keluarga Alex. Tidak ada yang lain lagi. Michelle sangat penasaran, ia pergi ke kamar dan mencari handphone lamanya. Dan ia berhasil menemukan hp lamanya. Ia langsung mengecek gallery hp nya dan ia menemukan foto - fotonya bersama Tjokro. Tetapi ia belum bisa mengingatnya. Ia berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Saat ia meneguk air, matanya mengarah ke arah kulkas. Ia melihat magnet bertuliskan "I Love Jakarta" yang menempel di kulkasnya.
"Lho ini kan magnet yang dijual di taman dekat stadion". Michelle berkata sambil mengambil magnet itu. Lalu ia pun pergi ke taman dengan harapan bisa menemukan kepingan kenangannya bersama Tjokro. Saat ia sedang berada di depan tukang magnet, ia melihat Tjokro yang sedang lari sore. Tjokro hanya mengenakan kaos dan celana kolor, namun ia tetap terlihat sangat tampan.
Michelle berlari ke arah Tjokro. Tjokro pun sangat terkejut melihat Michelle, lalu Tjokro membalikan badannya.
"Tjokro, ada yang perlu aku tanyakan sama kamu", teriak Michelle.
Tjokro membalikan badannya ke arah Michelle.
"Mau tanya apa? Jangan lama - lama ya, udah sore", Tjokro berkata pada Michelle.
"Apa benar dulu kita pacaran?".
"Nggak", Jawab Tjokro.
"Terus kenapa semua orang bilang dulu aku ini pacar kamu?".
"Ah ngawur mereka, yaudah ya aku mau pulang udah hampir gelap".
Tjokro berjalan meninggalkan Michelle. Michelle hanya terdiam. Tiba - tiba ingatan tentang Tjokro hadir di pikirannya. Ia mengingat saat pertama kali bertemu Tjokro di taman itu. Ia mengingat semua kebahagiaannya bersama Tjokro. Saat ia mengingat semuanya, ia langsung membalikan badan dan mengejar Tjokro. Ia memeluk Tjokro dari belakang sambil menangis. Tjokro yang tidak kuat menahan diri, ia pun memeluk Michelle. Ia meminta Michelle untuk melupakannya dan tidak mengingatnya lagi. Ia mencoba menghipnotis Michelle lagi.
"Kamu harus melupakan...."
"Nggak mau", Michelle menampar Tjokro.
Tjokro hanya terdiam. Dan pergi meninggalkan Michelle.
"Kamu jahat cok!!!", teriak Michelle.
Tidak lama kemudian hujan turun. Michelle dan Tjokro sama - sama pulang dengan keadaan basah.
"Ya ampun tuan ganteng, kok basah - basahan gini", Mbo Sum langsung mengambilkan handuk.
Sementara itu di rumah Michelle, Alex sudah duduk menunggu.
"Loh sayang kamu kok basah?", tanya Alex.
"Lex aku cape banget, aku mau istirahat ya".
Michelle langsung pergi ke kamarnya. Alex sedikit bingung, namun ia tak bisa melakukan apa - apa. Ia pun pergi meninggalkan rumah Michelle.
Ke esokan harinya adalah hari terakhir Tjokro. Ia datang menemui Alex dan menitipkan Michelle pada Alex. Setelah itu ia pergi untuk melihat Michelle dari jarak jauh. Sampai akhirnya hari mulai gelap. Ia mengajak Gery untuk berbicara di taman belakang rumahnya.
"Apa sekarang om mau ke nirwana?", tanya Gery.
"Ya ini sudah saat nya Ger, terima kasih ya, selama ini aku udah nyusahin kamu".
"Justru aku senang ada om, seandainya aja waktu berjalan dengan lambat", Gery dengan mata nya yg mulai menyimpan air mata.
"Perjalananmu masih panjang, ku tunggu kau di Nirwana".
Tidak lama kemudian badan Tjokro mulai berubah menjadi butiran salju. Lalu malaikat pencabut nyawa datang, dan menggenggam butiran salju itu. Kemudian dibawanya terbang.
"Tunggu aku di nirwana!!", teriak Gery.
Sesampainya di Nirwana Tjokro berdiri di depan pintu Gerbang. Pintu Gerbang itu nampak seperti pintu Gerbang di Kerajaan Kasaktian di abad ke 17. Penjaga pintu membukakan pintu gerbangnya. Tidak disangka di dalam sudah ada Prabu Jayasakti dan Diana yang menunggu di singgah sana.
"Selamat datang dinda pati", ucap Prabu Jayasakti.
Tjokro memberi hormat. Lalu terdengar suara rakyat kasaktian yang bersorak dan bertepuk tangan.
---
Saat Tjokro sudah tiada, semua orang tersihir untuk melupakannya. Bahkan tidak ada yang memiliki memory dengan Tjokro. Semua foto - foto Tjokro menghilang dari HP Michelle. Bahkan koran - koran yang memuat foto Tjokro pun terbakar. Hanya Gery satu - satunya yang masih mengenang Tjokro. Meski tidak ada gambar, ia mengenang Tjokro dalam hatinya. Michelle dan Alex telah menikah dan hidup bahagia. Sementara itu Gery kembali menjadi anak yang kesepian. Tetapi kali ini ia sudah tidak bisa melihat hantu lagi.
Bertahun - tahun telah berlalu. Gery telah menjelma menjadi seorang kakek. Ia membuat kisah Tjokro sebagai dongeng yang ia ceritakan pada cucu - cucu nya sebelum tidur. Ke esokan harinya Gery masuk rumah sakit. Ia terkena serangan jantung. Suara detak jantungnya seperti terdengar sangat lemah. Hingga akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Malaikat pencabut nyawa datang dan membawanya terbang ke Nirwana. Ia berdiri di sebuah pintu gerbang kerajaan di Nirwana. Kemudian penjaga pintu membukakan pintunya. Saat Gery masuk ke dalam melewati gerbang, ia berubah menjadi ia saat berusia 17 tahun ketika ia bertemu dengan Tjokro. Ia berjalan selangkah demi selangkah dan akhirnya ia bertemu dengan Tjokro.
"Selamat datang Ger, kamu sudah ditunggu Kanda Prabu dan Istriku Diana".
Tjokro mengulurkan tangannya dan mengajak Gery ke singgah sana. Gery di angkat menjadi Adipati di kerajaan kasaktian di Nirwana, sesuai dengan harapannya.
_TAMAT_