Hari ini kelas 10 IPS 1 ulangan matematika. pelajaran yang banyak tidak di sukai siswa dan siswi, termaksud Acha.
Acha tau bahwa hari ini akan ada ulangan matematika Tapi dia tetap memilih untuk tidak belajar. Acha memang sangat sulit mencerna pelajaran yang dari dulu sudah tidak ia sukai, yaitu pelajaran hitung menghitung
Walau tidak tau mau menjawab apa di kertas ulangan itu nanti tetapi Acha tetep terlihat tenang tidak seperti murid murid yang lain, yang sibuk mencari contekan.
Bila ada tugas matematika Acha selalu mencontek pada Lala, tetapi saat ulangan Acha gak mau memperoleh nilai tinggi dari usaha orang lain, adakalanya kita harus jujur!
Setelah waktu ulangan berakhir dan bel istirahat berbunyi. Para murid yang lain masih sibuk memikirkan hasil ulangannya nanti, tetapi Acha tetap santai seperti di pantai.
Acha memiliki prinsip. 'kita gak perlu terlalu memaksakan apa yang bukan kita suka, cukup pilih salah satu yang positif untuk di sukai dan di tekuni'
Ada yang setuju sama prinsip Acha?
Acha sangat tidak suka matematika karena ia tidak bisa menerima anggapan bahwa 1+1=2 entah mengapa Acha meyakini bahwa tak selamanya 1+1=2.
Entahlah pola pikir Acha sangat sulit di pahami. la lebih tertarik pada pelajaran yang berbau sastra karna di situ ia bisa mengekspresikan dirinya.
"Gue liat liat, Lo makin santai aja Cha kalo ulangan matematika!" ucap Diana sambil menyendok kan bakso ke mulut nya, tentu saja mereka sedang berada di kantin
"Ngapain juga di pusingin." Jawab Acha santai.
5 menit sebelum pulang seorang murid kelas sebelah datang ke kelas mereka untuk memberikan hasil ulangan matematika tadi.
Dan hasilnya nilai Acha:20
Diana:70
Lala:80
Niko:95
Acha kaget dan heran melihat nilai Niko yang tampak hampir sempurna. Sama seperti tampangnya yang hampir mendekati sempurna. Soalnya tampang lelaki yang sempurna udah di nobatkan untuk Jefri Nichol.
"Widiih 95 nih" ucap Acha sambil menepuk bahu Niko saat keduanya berjalan ke parkiran
"Lo 20?" tanya Niko sambil melirik Acha malas
"Heheh iya" jawab Acha cengengesan
"Tapi ini hasil gue sendiri, gak ada nyontek sama sekali." ucap Acha mempertegas
"Terus lo bangga sama nilai 20 itu?" tanya Niko sambil melangkah kakinya mendahului langkah kecil Acha
Acha sempat berhenti sebentar karna melihat Niko yang berjalan cepat dan meninggalkan dirinya.
"Dia marah karena gue dapet nilai 20? apa yang salah dengan 20?" ucap Acha pada diri nya sendiri.
Acha langsung berlari mengejar Niko yang sekarang sudah berada di atas motornya.
"Gue bukannya bangga dapet 20, cuman gue bersyukur!" ucap acha setelah berada di depan Niko.
"Bersyukur. Tapi lo gak ada usaha untuk lebih baik"
"Udah naik" suruh Niko
...
Hari ini Roy pulang cepat dari kantor. Jadi saat Niko mengantar kan Acha pulang, Niko mampir sebentar di rumah Acha dan sempat mengobrol sejenak dengan Roy di depan teras.
"Siang om." sapa Niko ramah
"Niko, duduk dulu." ajak Roy
"Kamu ngapain berdiri di situ Cha? sana masuk bantuin mama masak." Ucap Roy karena melihat Acha hanya berdiri di depan mereka.
Saat Acha masuk baru lah Niko membuka pembicaraan
"Em, om saya mau minta izin sama om" ucap Niko serius
"HA! kamu mau nikahin Acha? atau jangan jangan kemaren Acha pulang malam karena kamu apa apa in" ucap Roy panik
"Bukan om, bukan gitu, saya mau minta izin buat ajarin Acha matematika. Soalnya tadi waktu ulangan dia dapet nilai paliang rendah" ucap Niko memperjelas.
Roy menghembuskan nafasnya lega. la belum siap menimang cucu dari anak perempuannya di usia sekarang.
Roy mengerutkan dahinya setelah menghela nafas. "emang kamu pinter matematika?" tanya Roy sinis.
"Gak terlalu pinter si om, cuman bisalah dikit dikit"
"Ok, kamu boleh ajarin Acha. bagus juga sih begitu. Tapi kamu harus sabar, dulu Acha udah kita lesin matematika di berbagai tempat tapi tetep aja dia begitu"
"Tapi kamu ajarin Acha di sini aja, gak usah di tempat lain, nanti modus lagi." tambah Roy
"Om tenang aja saya gak bakal ngapa ngapain Acha kok,"
Saat Roy tampak ingin membuka pembicaraan tentang hal lain Niko langsung mencegahnya. karena Niko tau apa yang akan Roy bicara. pasti berhubungan masalah keluarganya.
"Yaudah om saya pulang dulu ya, nanti sore saya kesini mulai les sama Acha" ucap Niko lalu berdiri dan langsung menyalakan motornya
"Iya hati hati"
Ini merupakan kali kedua Niko meminta izin kepada Roy tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Acha. Karena memang bener restu orang tua sangat penting.
Dan ia juga yakin Acha tidak ada bisa menolaknya.
.....
2 jam setelah Niko pulang dari rumah Acha. ia kembali lagi ke tempat itu tentunya untuk bertemu dengan Acha dan mengajarinya beberapa materi matematika.
Tok...tok..tok
Niko mengetuk pintu rumah Acha. Tidak ada bel di rumah Acha karena rumah Acha terkesan lebih sederhana dari rumah mewah milik Niko.
Saat Niko beberapa kali mengetuk pintu berwarna coklat pekat itu, akhirnya sang pemilik berumah keluar yaitu Roy.
"Kamu udah dateng, langsung tunggu di samping aja yah, nanti Acha om suruh ke situ" ucap Roy setelah membuka pintu.
"Ok om" ucap Niko dan langsung berjalan ke halaman samping rumah Acha, disana sudah ada kursi panjang untuk Niko dan Acha belajar.
Roy mengetuk pintu kamar yang bertuliskan Tamara Camelia dengan hiasan di sampingnya.
Acha keluar dengan keadaan rambut yang berantakan dan mata yang masih tertutup. karena sebelum Acha keluar ia sedang tidur, Acha tidak tau bahwa Niko akan datang ke rumahnya
"Buruan siap siap, Niko udah di samping"ucap Roy
"Ngapain dia di samping " tanya Acha heran lalu membuka matanya yang awalnya masih tertutup.
"Kan mau ngajarin kamu Cha!" ucap Roy yang juga mulai binggung.
"Ngajarin apa? Acha gak ngerti." Acha mengerut kan dahi.
"Niko belum ngomong? jadi gini dia mau ngajarin kamu matematika karena waktu ulangan tadi nilai kamu paliang rendah" jelas Roy
"HA" Acha langsung menutup pintu kamarnya dan langsung merapikan diri. Dari mulai mencuci muka dan merapikan rambutnya. Bahkan agar terlihat segar Acha memoleskan lipstik berwarna pink di bibirnya dan segera bergegas menemui Niko di halaman samping rumahnya.
"Kok lo gak bilang dulu sih sama gue!" ucap Acha yang seketika langsung duduk di samping Niko
"Ngapain harus bilang, kan gue udah izin sama papa lo"
"Gue gak mau les matematika! gue gak suka matematika. makasih udah kasihan sama gue karna nilai gue paling rendah tadi, tapi lo ga perlu ngajarin gue matematika!" ucap Acha tegas dengan cepat tanpa jeda.
"Gue tau lo gak suka matematika, makanya gue kesini mau ngajarin biar lo suka dan cinta sama matematika."
"Dan itu ga akan pernah terjadi! udah sekarang lo pulang aja gue mau lanjut tidur" ucap Acha mempertegas
"Lo bukan nya gak suka, tapi cuma belum suka aja. Udah buruan ambil buku biar gue ajarin yang mana menurut lo susah"
"Denger ya Niko, gue ini bukan hanya sekedar gak suka matematika tapi gue udah mau mengarah ke benci sama matematika. Gue hargai niat baik lo. Tapi usaha lo akan percuma jadi lo pulang aja." ucap Acha sambil menepuk bahu Niko
"Lo tenang aja gue pasti bisa bikin lo suka sama matematika, ya mungkin hanya sekedar suka dulu belum cinta tapi lama lama pasti cinta!"
"Harus banget ya nik?" ucap Acha dengan nada yang lemas
"Kan kita gak harus ahli dalam segala bidang." ucap Acha sambil melipat kedua tangan nya di depan dada
"Harus! udah buruan ambil buku sana."suruh Niko
Acha dengan malas masuk ke rumah untuk mengambil buku. Bener dugaan Niko, Acha tidak akan pernah berhasil menolaknya.
Saat mau masuk kedalam rumah tiba tiba langkah Acha terhenti saat mendengar ucapan Niko.
"Sama sekalian itu lipstik di hapus! menor banget. katanya baru bangun tidur!" ucap Niko meledek Acha
Acha membalik kan badannya dan melihat ke arah Niko
"Apa an sih lo, gak jelas!"
"Gue tau kok,lo pengen keliatan cantik kan di depan gue? tapi lo lebih cantik natural aja gak usah di menor menor in!"
Mendengar ucapan Niko. Acha langsung berlari kerumah dengan pipinya yang mulai merah merona karena malu. Setelah masuk ke dalam kamar Acha langsung bercermin dan benar saja ternyata wajahnya terlihat sangat menor dengan polesan lipstik pink di bibirnya, dengan cepat Acha langsung menghapus warna yang ada di bibirnya.
Gak lama kemudian Acha keluar dengan wajah yang natural tanpa ada lipstik di bibir nya, sesuai dengan yang Niko inginkan.
Dan tentunya Acha juga membawa beberapa buku matematika.
"Ngapain lo senyum senyum liatin gue" tanya Acha sinis
"Ga, udah ayo langsung belajar!"
Setelah kurang lebih satu jam mereka membahas tentang pelajaran matematika, Niko memutuskan untuk mengakhiri pembelajaran sampai di sini dulu dan akan di lanjutkan besok
...
"Guys, kita kan udah lama nih gak ngumpul ngumpul, gimana kalo kita nonton. Ada film Bagus loh!" ajak Diana di kantin,saat jam istirahat.
"gue sih bisa bisa aja." jawab Lala
" sorry ya, kayanya gue gak bisa ikut deh, gue ada les matematika sama Niko!" ucap Acha lemas
"HA! gue gak salah denger, bukannya lo paling anti sama les matematika ya Cha?" tanya Lala heran
Acha menghela nafas "ya emang iya, tapi tuh anak kekeh banget mau ngajarin gue"
"Ih romantis banget sih" ucap Diana
.....
saat Niko mengantar Acha pulang. Niko di ajak Ratna untuk makan siang bersama di rumah mereka. Karena kebetulan hari ini Niko juga akan mengajari Acha matematika lagi. Jadi hitung hitung balas Budi lah
Sebelum mereka makan siang, Niko pergi ke kamar mandi untuk membuka seragam sekolahnya agar tidak gerah. Jadi sekarang Niko hanya mengenakan kaus putih polos yang ia pakai di dalam diseragamkan sekolah tadi.
Penampilan Niko itu terbilang sangat simpel tetapi karena wajahnya memang sangat mendukung jadi mau mengenakan apa pun akan tetep tampak tampan.
Setelah selesai makan mereka langsung ke halaman samping rumah Acha tempat dimana kemarin mereka belajar. Saat mereka ingin memulai pembelajaran tiba tiba Acha sadar bahwa dia lupa ngambil pulpen. Jadi Acha masuk lagi ke rumah untuk mengambil pulpennya.
Sambil menunggu Acha datang Niko membuka buka buku untuk melihat sampai mana materi kemarin, tapi tiba tiba Pandangannya tertuju pada hp Acha yang ada di atas meja
Hp itu berbunyi menunjukan bahwa ada pesan masuk. Awalnya Niko tidak menghiraukan tapi Hp itu berbunyi lagi
Walau sedikit lancang, akhirnya Niko menggambil HP Acha dan melihat dari siapa pesan itu. Ternyata pesan itu dari nomor yang tidak di kenal, nomor itu mengirimkan foto gadis kecil yang berlumur darah
Di bawah foto itu ada sebuah pesan yang berisi "mungkin ini saat nya aku nunjukin siapa diri ku yang sebenarnya!"
Setelah membaca pesan itu dengan cepat Niko langsung meletakkan HP Acha di tempat semula.
Acha datang membawa pulpen dan mereka pun memulai pembelajaran.
Walau Niko masih penasaran dengan orang yang mengirim pesan itu, la tetap mencoba untuk tetep fokus pada materi yang di ajarkan pada Acha.