setelah pulang sekolah Acha dan Niko langsung menjalankan aksi mereka yang sudah di rencanakan kemarin, dengan penuh keyakinan mereka menjalankan aksinya dan berharap rencana kali ini berhasil.
Kebetulan Manda sudah ada di parkiran sambil menunggu jemputan. Amanda memeng selalu di antar jemput supir di setiap harinya.
Saat Niko dan Acha sudah ada di posisi yang di rencanakan, yakni sekitar tiga meter dari Manda berdiri.
Acha langsung memulai sandiwara terlebih dahulu.
"Niko, aku mau ngomong" ucap dengan nada suara yang cukup keras di hadapan Niko agar Amanda mendengar percakapan mereka.
"Ngomong apa?" Niko melirik ke arah Amanda, yang seperti sudah mulai kepo dengan pembicaraan Acha dan Niko.
"Niko,aku pengen kita putus"
Tentu saja Amanda terkejut dengan kalimat yang keluar dari mulut Acha, matanya membulat sempurna tetapi tubuhnya berusaha tetap ia tegapkan tanpa berbalik ke sumber suara. beberapa detik kemudian wajah Amanda berubah menjadi sangat cerah dan tersenyum licik.
"Hah kenapa?"
"Aku gak bisa lanjutin hubungan ini, aku ngerasain banyak musibah yang datang ke aku kalo aku pacaran sama kamu,"
"Lagi pula kayanya aku ga cinta sama kamu" tambah Acha.
"ga ngerti aku sama kamu. tapi oke kalau itu mau kamu aku ga biasa maksa maksa orang!"
"Tapi aku akan tetep anter jemput kamu, karna keluarga kamu udah nugasin itu ke aku. apa lagi bang Nathan masih sakit, aku gak mau di bilang cowok gak bertanggung jawab"
"Yaudah, tapi cuma sekedar anter jemput ke sekolah aja,gak lebih!"
"Hemm"
....
Setelah selesai menjalankan aksinya, Acha dan Niko pergi dari parkiran dan meninggalkan Manda yang dari tadi menyimak pembicaraan mereka. Dan pastinya Manda sangat senang karena sekarang Acha dan Niko sudah resmi putus.
Amanda merasa menang dari Acha, bahkan ia menang hanya dengan menembakan satu peluru saja.
"YES!! akhirnya mereka putus juga," ucap Manda kegirangan
"ternyata Acha lemah banget sama gue! Dan ini artinya Acha udah takut sama gue,"ucap Manda sambil senyum senyum
"Tapi bentar, mereka berarti bakal bareng terus dong ya kesekolah? tapi gakpapa yang penting mereka udah putus dan Niko ga mungkin masih suka sama Acha setelah di putusin." ucap Manda pada diri nya sendiri.
Di tempat lain Acha dan Niko tidak bisa berhenti tertawa karna mengingat akting mereka yang sangat bagus tadi di hadapan Amanda. keduanya sama sama tidak menyangka bahwa mereka memiliki bakat terpendam dalam berakting karena mereka sangat yakin bahwa Amanda sudah percaya bahwa mereka sudah benar benar putus.
"Astaga gak nyangka,gue bisa sekeren itu nik, gak ada ketawa sedikit pun astaga bangga banget gue sama diri gue sendiri." ucap Acha di atas motor sambil tertawa senang
"Ahhh lebay lo" ucap Niko ketus yang seketika membuat Acha berhenti tertawa
"Ahhhh lo mah gak pernah bisa mengapresiasi prestasi orang" ucap Acha kesal dan memajukan bibirnya ke depan yang membuat wajahnya tampak semakin lucu, sayang Niko melewatkan kesempatan melihat wajah lucu Acha karena ia fokus ke arah jalanan. Tapi untung saja Niko tidak melihat ekspresi mengemaskan Acha berusaha karena bila Niko melihat bisa bisa ia jadi tidak fokus mengemudi.
"Iya deh iya akting lo bagus, gue kasih nilai A+"
"Gitu dong"
Tidak lama kemudian Langit terlihat mendung menandakan hujan akan segera turun mengguyur bumi, emang sih banyak yang bilang mendung belum tentu hujan. Tapi percayalah mendung yang kali ini pasti akan berakhir dengan hujan.
"Niko,bini kayanya mau hujan deh, Lo bisa ngebut dikit gak?" Acha sambil melihat ke arah langit yang tampak semakin hitam
"Hujan itu turun nya air Cha ga perlu terlalu di hindari lah, toh kita tiap hari pasti di guyur air juga."
Benar saja beberapa detik setelahnya tubuh mereka langsung di guyur air hujan yang turun dengan sangat lebat. Niko memilih memberhentikan motornya di sebuah halte bus dan tidak melanjutkan tujuannya.
"Kita berhenti di sini duluya Cha, sampe hujannya sedikit rendah" ucap Niko tanpa melihat ekspresi gadis di sampingnya yang sudah kedinginan.
Tidak ada jawaban apa pun dari Acha, bibirnya memucat dan badan nya sedikit bergetar.
Karena tak mendengar jawaban dari Acha, Niko memalingkan kan pandangan nya ke arah tempat Acha berdiri
"Chalo kenapa? Dingin ya? gue gak bawa jaket lagi" Niko sedikit panik melihat wajah Acha yang pucat dan tubuhnya yang bergetar kedinginan.
Tiba tiba terdengar bunyi petir yang sangat kuat yang membuat Acha kaget dan langsung memeluk Niko erat, sangat erat. Hingga Niko bisa merasakan tubuh Acha yang semakin bergetar setelah mendengar petir.
"Niko gue mau pulang, gue gak mau di sini" ucap Acha ketakutan dan masih memeluk tubuh Niko, bahkan pelukannya semakin ia eratkan.
"Lo tenang dulu cha ini masih hujan." ucap Niko sambil membalas pelukan Acha, ia dapat merasakan ketakutan yang di rasakan Acha bahkan ia tidak sadar bahwa kini kedua tangannya telah melingkar di bahu Acha.
"Gue gak suka hujan! nampaknya aja sederhana tapi bawa senjata yang menakutkan" ucap Acha protes.
Gak lama kemudian suara petir itu kembali terdengar dengan suara yang tak kala keras, suara itu semakin membuat Acha semakin ketakutan.
Dari kecil Acha memang tidak suka dengan hujan, alasannya adat karena sering kali hujan datang bersama suara suara petir yang keras dan menakutkan. Bahkan sampai sekarang Acha masih membenci hujan walau tidak di sertai petir sekali pun.
"Niko gue mau pulang aja! gakpapa kehujanan yang penting gue gak denger petir petir ini" ucap Acha yang masih dalam pelukan Niko
"Yaudah kalo gitu, sini tas lo biar gue taro di bagasi" Niko tidak bisa menolak permintaan Acha kali ini,
Niko melepaskan pelukannya Acha dan menarik tangan Acha ke arah motor.
Acha naik ke atas motor. Acha langsung memeluk Niko lagi. Entah apa yang ada di pikiran Acha saat ini sehingga ia bisa memeluk Niko lagi untuk yang kedua kalinya. tetapi untuk saja Niko mengerti bahwa Acha melakukan ini karena ketakutan dan bahwa Acha tidak menyadari apa yang ia lakukan.
Acha dan Niko menerobos hujan yang lumayan deras demi permintaan Acha, kerena hujan yang cukup lebat jalanan terlihat sepi hanya motor Niko lah yang melintas.
Sepintas Mereka bagaikan dua sejoli yang lagi kasmaran, padahal kenyataannya Niko hanyalah membonceng gadis yang sedang ketakutan dan tidak sadar bahwa sekarang sedang memeluknya.
Manusia memang aneh, saat tidak suka dengan sesuatu pasti akan menyalahkan semua pihak yang terlibat di dalamnya, cepat sekali menyimpulkan sesuatu tanpa tau makna yang ada!
Setelah beberapa menit bermotor di bawah hujan, akhirnya keduanya sampai di rumah Acha.
Setelah sampai di rumah, Acha Merasakan kenyamanan kembali pada dirinya.
Walau hujan masih ada di luar sana.
"Gue langsung pulang aja ya cha" pamit Niko setelah Acha turun dari motornya
"Gak mau kering badan lo dulu? atau ganti baju dulu aja pake baju nya bang Nathan"
"Gak usah gue langsung pulang aja"
"Yaudah deh, hati hati."
.....
Gak lama kemudian Niko datang lagi kerumah Acha saat hujan masih turun dengan sangat lebat karena ia baru menyadari bahwa tas sekolah Acha masih ada di bagasi motornya, ia tidak ingin ini manjadi alasan Acha tidak mengerjakan tugas besok atau bahwa malah tidak hadir ke sekolah.
"Permisi" panggil Niko sambil mengetuk pintu rumah Acha
"astaga kok kamu hujan hujannan sih" ucap Ratna, mama acha setelah membuka pintu
"Maaf Tante, saya mau nganterin tasnya Acha, tadi waktu kehujanan tas nya ketinggalan di bagasi motor saya" Niko memberi kan tas Acha kepada Ratna
"OOO kamu Niko ya? yang nganterin Acha tadi"
"Iya Tante"
"Yaudah kamu masuk dulu aja, keringkan badan dulu, terus ganti baju pake baju Nathan"
"Gak usah Tante, nanggung udah basah banget saya langsung pulang aja"
"Yaudah deh kamu hati hati ya"
"Iya Tante" ucap Niko sambil berjalan mendekati motornya.
.....
Karena bolak balik saat hujan kemarin, hari ini Niko jatuh sakit, hanya demam dan flu biasa saja tapi mamanya tidak ngizinin Niko untuk sekolah dulu.
Jadi pagi itu Niko langsung mengabari acha, bahwa ia tidak bisa jemput gadis itu hari ini.
Acha keluar dari kamar setelah selesai bersiap siap untuk kesekolah, baju putih dan rok abu abu sudah melekat di tubuhnya. bahkan ia sudah menyeptotka farfum ke baju itu dengan bau farfum khas Tamara Camelia.
"Pagi semua" sapa Acha menuju meja makan.
"Ayo sini Cha langsung makan" ucap Ratna
"Ok ma" ucap acha girang,soal makan Acha memang selalu semangat.
"Papa udah berangkat kerja ma?" tanya Acha yang menyadari bahwa papanya tidak ada di meja makan.
"Udah"
"Bang Nathan hari ini udah bisa anterin Acha ke sekolahkan?"
"Loh cowok yang kemaren itu kemana?"
"Niko lagi sakit, jadi gak masuk sekolah." jawab Acha sambil menyendok makanan ke mulut nya.
"Pasti itu sakit karena semalam hujan hujan ngaterin tas kamu deh Cha" ucap Ratna
"Mungkin deh mah"
"Yaudah nanti pulang sekolah kamu kerumah nya yah, nanti mama masak in SOP, kamu anterin ke rumah Niko yah"
"Acha gak tau rumahnya Niko mah"
"Ya kan bisa minta kirim in alamat nya sama Niko"
"Yaudah iya" jawab Acha pasrah,Acha tidak pernah berhasil menolak permintaan mamanya.
.....
Kok Lo sendiri Cha,pacar mana pacar" ucap Diana saat Acha baru duduk di kursinya.
"Ih apaan sih Diana" jawab Acha yang mulai risih dengan siap Diana
"Kalian dengar ya,tapi jangan bilang siapa siapa! gue Sama Niko itu gak pacaran beneran cuma pura pura doang" ucap Acha pelan di hadapan Diana dan Lala
"Astaga Acha, kok lo gitu sih? kan lo udah tau rasa lo di jadiin pacar pura pura sama Ringgo, ini lo mau bales dendam sama Niko?" ucap Diana kaget
"Aduh gak gitu maksudnya. jadi gini gue pacaran pura pura itu atas kesepakatan bersama dan itu niatnya biar bikin si Manda ngejauh dari Niko, tapi bukannya ngejauh eh malah si Manda neror gue,"
"Kalian tau siapa yang ngeroyok Abang gue kemaren? Itu orang suruhan nya Manda!" jelas Acha pelan
"HA! bener bener gak bisa di diemin tuh si Manda harus di kasih pelajaran itu Cha, kalo enggak nanti dia semena mena sama Lo" ucap Lala mulai emosi
"Manda itu bukan lawan yang seimbang untuk kita, kalian kan tau sendiri dia anak orang kaya! Kayanya kita ga bisa bersikap keras ke Manda deh."
"Tapi dia ga bisa dilembutin." Diana juga sudah mulai emosi dengan tingkat Manda
"Kalian tenang aja,gue sama Niko bakalan terus cari cara buat manda, tugas kalian hanya pura pura gak tau aja"
"Plis La Lo gak usah berurusan sama dia lagi. karna dia bisa aja ngelakuin hal hal berbahaya ke lo" pinta Acha pada Lala, pasalnya Lala menang sangat mudah terpancing emosi
"Yaudah deh tapi kalau lo butuh bantuan apa apa bilang aja sama kita yah" ucap Lala
"Pastinya dong"
******
Sepulang sekolah seperti janji Acha pada Ratna ia mengantarkan sup ke rumah Niko. Jadi Acha langsung pulang kerumah sepulang sekolah.
Sampainya Acha di rumah, ia langsung nelfon Niko dan minta Niko untuk ngirim kan alamat rumahnya.
Setelah sup buatan mama Acha udah siap dan Niko udah ngirim in alamat rumah nya, Acha langsung meluncur ke rumah Niko di antar ojek online.
....
Acha sampai di depan sebuah rumah yang sesuai dengan alamat yang di berikan Niko.
Acha cukup kaget melihat rumah Niko yang tampak besar dan juga mobil mewah yang terparkir di rumahnya.
Saat berada di depan rumah Niko Acha melihat seorang wanita yang sedang memberikan tas kepada orang yang berada di dalam mobil. wanita itu adalah jania, mamanya Niko.
Setelah mobil itu keluar dari pagar rumah Niko, barulah Acha menemui wanita itu.
"Permisi Tante, ini bener rumahnya Niko?" tanya Acha pada wanita cantik paru baya itu
"Bener! kamu temen nya Niko?,"
belum sempat Acha menjawab pertanyaan jania, ia sudah di persilahkan masuk. Jania memang sangat ramah, apalagi tadi Niko memang sudah memberitahu bahwa temannya akan datang
"Yaudah ayuk masuk, Niko ada di dalem kok"
Setelah sampai di dalam rumah Acha langsung di persilahkan duduk di salah satu sofa ruang tamu.
"Kamu duduk dulu ya, biar Niko Tante panggil dulu" ucap Jania
"Iya tante" ucap Acha sambil tersenyum ramah
Gak lama kemudian Niko turun dari lantai atas dan menemui Acha yang duduk di sofa ruang tamu.
"Udah nyampe? sebenernya lo mau ngapain sih kesini? jangan bilang lo kangen yah sehari gak ketemu sama gue?" ucap Niko tanpa basa basi.
"Dihhh kepedean banget sih lo. gue mau nganterin ini, sup titipan mama gue. mama gue kasian sama lo, mama gue ngira lo sakit karna nganterin tas gue waktu hujan kemarin" ucap Acha sambil menyodorkan sebuah rantang berisi sup buatan Ranta yang sudah pasti enak.
"Pas banget ini gue belom makan,byaudah gue makan dulu deh" ucap Niko sambil mengambil rantang dari tangan Acha.
Saat Acha ingin mengikuti Niko berjalan menuju ruang makan tiba tiba Acha berhenti di depan sebuah foto besar di dinding rumah Niko. Wajahnya tampak kaget dan binggung.
"Niko, ini foto keluarga lo?" tanya Acha sambil menunjuk foto itu.
"Iya" jawab Niko santai
Mulut Acha terbuka saat mendengar jawaban Niko, tubuhnya mendadak kaku bagai patung.
Setelah beberapa menit Acha berdiri di depan foto itu Acha memberanikan diri untuk menghampiri Niko.
"Lo punya sodara? "tanya Acha gugup
"Enggak ,gue anak tunggal!" jawab Niko sambil memakan sup buatan mama Acha
"HA!" Acha semakin binggung
"Nama papa lo Wildan?" tanya Acha lagi untuk memastikan apa yang di lihatnya
"Lo tau dari mana nama papa gue?" Niko malah balik bertanya sambil melihat ke arah Acha dan memberhentikan aktifitas memakannya.
Acha bener bener kaget dan tidak tau mau berbuat apa lagi, dia langsung berlari keluar dari rumah Niko. Niko mencoba untuk mengejar acha, tapi Acha sudah pergi bersama angkutan umum.