Acha berjalan menyusuri koridor dengan santai. Sekolah sudah lumayan sepi hanya ada beberapa siswa yang berlalu lalang, pasalnya bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit lalu.
"HE ACHA" panggil Manda yang berada kira kira lima meter di belakang Acha, suaranya sengaja ia keraskan agar sang pemilik nama berbalik.
Acha tau siapa pemilik suara itu, ia menutup mata sejenak sambil menghela nafas sangat berat. Saat matanya terbuka sudah ada Amanda yang tengah melipat kedua tangannya di atas dada.
"Apa lagi?"
"Lo gak sanggup ya ngelawan gue sendiri sampe sampe lo harus minta bantuan sama temen lo yang gak seberapa itu,"
"Siapa namanya? Lala ya? kok kaya Teletubbies." Tujuan Amanda adalah sengaja membuat Acha terpancing emosi
"Gue gak pernah punya urusan sama lo, jadi berhenti sok deket sama gue" sudah cukup muak Acha bicara dengan lawan bicaranya kali ini, ia berusaha beranjak dari tempat itu tetepi tangan Amanda dengan sigap menarik Acha.
"Awalnya kita memang gak ada urusan, tapi sekarang jadi ada semenjak lo deket deket sama Niko!" Amanda menekan suaranya di akhir kalimat, entah apa tujuannya padahal Acha sama sekali tidak peduli dengan ucapannya. Amanda berlaku seakan ia adalah korban padahal jelas jelas Acha lah yang menjadi korban dan Amanda pelakunya.
"Dengar ya, ada cewek yang ngelirik Niko aja gue gak suka, apa lagi ada cewek yang sok deket sama Niko kaya Lo!"
Ucapan Amanda sudah bisa di biarkan. Benar ucapan Lala, Acha tidak boleh lembek dengan gadis ini, selama ini Acha hanya mengabaikan tindakan Amanda setelah kejadian yang sangat tidak menyenangkan itu.
Acha melepaskan genggaman Amanda yang melakat pada pergelangan tangan kanannya, dengan berani Acha melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Amanda.
"Oooo gitu ya? terus lo pikir gue peduli?" Acha tertawa kecil di ujung kalimat
"emang lo siapanya Niko, sadar posisi dong" Acha mendekatkan wajahnya ke Amanda, Acha dapat merasakan hembusan nafas Amanda dan menatap matanya Amanda membulat sempurna karena tidak percaya Acha berani melakukan ini padanya.
"Lo mulai berani ya, lo tunggu aja apa yang bakal gue lakuin" Amanda mendong tubuh Acha dari hadapannya
"Aduh takut deh gue jadi nya" Acha mengusap bahunya yang baru saja di dorong oleh Amanda
"jadi cewek jangan kasar kasar dong nanti Niko makin infil loh" Acha berlalu meninggalkan Amanda yang masih emosi
Acha sedikit puas setelah memberikan perlawanan pada Amanda, ini pertama kalinya Acha bisa melawan seseorang tanpa ada Lala di sampingnya. Acha merasa bangga dengan dirinya yang sudah mulai berani bertindak tegas.
Setelah semakin dekat dengan gerbang Acha mengeluarkan HP-nya dari saku bajunya, tentu saja untuk memesan ojek online. Sambil berjalan Acha sibuk mengotak atik HP-nya.
"Lo lama banget sih" ucap Niko yang soktak membuat Acha keget dan mengantikan langkahnya. Niko sudah dari tadi menunggu Acha di gerbang sekolah.
"Lo ngapain di sini?" tanya Acha binggung
"Ya nunggu lo lah"
"Ngapain nunggu gue?"
"Aduh banyak nanya deh lo,udah buruan naik"
Tumpangan dari Niko cukup menarik, Acha jadi tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar ojek online hari ini, jadi uangnya bisa di pakai untuk beli sate.
Di atas motor keduanya sempat mengobrol singkat.
"Lo gak tiap hari di anter jemput Abang lo kan?" tanya Niko
"Enggak,emang kenapa?" Acha balik bertanya
"Ambil hp gue di tas simpen nomor Abang lo" suruh Niko
"Untuk apa"
"Udah simpen aja"
"Gue gak mau kalo lo gak bilang buat apa"
"yaudah kalau lo ga mau simpen gue tabrakin nih motor ke truk yang ada di depan" Niko mengancam Acha yang keras kepalanya sebelas duabelas denganya.
"jangan!! iya ini gue ketik"
"Udah di simpen belom nomornya" tanya Niko lagi untuk memastikan ucapan gadis yang berada di belakangnya
"Udah, nih hp nya gue masukin lagi di tas lo"
...
Mereka sampai di depan rumah Acha. Acha langsung turun dari motor Niko dan tak lupa mengucapkan terimakasih, tetapi bukannya langsung pergi Niko malah ikut turun bersama Acha. Niko melepaskan helmnya dan sedikit memperbaiki rambutnya yang berantakan tetapi tetap terlihat keren.
"Lo ngapain ikut turun" tanya Acha yang heran dengan tingkah Niko
"Mau ngomong sama papa lo, ada kan?"
"HA! mau ngomong apaan"
"Urusan orang gede, anak anak gak boleh tau" ucap Niko sambil berjalan menuju rumah Acha tanpa canggung, bahwa ia membiarkan pemilik rumah berjalan di belakangnya. pemimpin memang seharusnya berada di depan tetapi tetap harus di suasana tertentu juga dong.
Mereka sampai di depan rumah Acha, kebetulan papa Acha sedang menyirami tanaman di samping rumah, kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan papa Acha setiap hari Sabtu dan Minggu, dan untuk hari hari lainya tugas ini di kerjakan oleh mama Acha.
"Lo masuk aja sana ganti baju terus makan" suruh niko Niko
Seperti telah di hipnotis oleh Niko, kali ini Acha tidak berani berkutik dan terus melakukan perintah Niko tanpa sedikitpun bantaaan, hebat Niko bisa membuat gadis keras kepala ini sangat patuh padanya untuk hari ini, tetapi hanya hari ini saya yakin hanya hari ini!
"Iya iya" jawab Acha dan langsung masuk ke dalam rumah.
Setelah Acha masuk kedalam rumah, Niko langsung berjalan ke samping rumah Acha untuk menemui papa Acha.
"Siang om, saya temen nya Acha." ucap Niko sambil menghampiri papa Acha.
"Ooo iya ada apa? kamu barusan ngaterin Acha ya?" Tanya papa Acha yang masih memegang selang air.
"Iya om, jadi gini om maksud saya kesini mau minta izin sama om buat anter jemput Acha ke sekolah," Niko mulai menyampaikan niat nya tanpa basa basi
"Soal nya saya sering liat Acha lama nungguin ojek online di gerbang sekolah om" tambah Niko.
Papa Acha meletakan selang air ke tanah, obrolannya dengan Niko sudah cukup serius.
"emang nya rumah kamu deket dari sini" tanya papa Acha dan memberhentikan aktifitas nya
"Gak terlalu deket si om tapi gakpapa kok saya bisa anter jemput Acha, kebetulan saya juga berangka sekolah sendirian"
"Kamu pacar nya Acha?" Tanya papa Acha spontan karena merasa curiga dengan penawaran Niko yang tiba tiba
"Saya temennya Acha om" jelas Niko sekali lagi
"Saya seneng sih kalo Acha ada temen yang bisa anter jemput dia, tapi kamu bisa pastiin anak saya aman sama kamu?"
"Saya usahain Acha aman sama saya om"
"ok kamu saya izinin anter jemput Acha, tapi kalo sampe sampe Acha kenapa kenapa awas kamu"
"Iya om, makasih"
"Yaudah om, saya pamit pulang ya "
"hati hati kamu jangan ngebut ngebut"
"Iya om" ucap Niko lalu bergegas pergi dari rumah Acha tanpa berpamitan dulu pada Acha, tetapi Acha juga tidak terlalu menuntut hal ini bahkan ia tidak tahu bahwa Niko ternyata benar benar menemui papanya.
Setelah sampai di rumah, Niko langsung menelfon Abang Acha, Niko sangat serius menjalankan niatnya, entahlah apa yang merasuki tubuh Niko hingga ia bisa tiba tiba berbuat baik pada mantan musuhnya ini.
"Halo" suara Niko.
"Ini siapa" tanya Nathan dari sebrang sana
"Ini Niko bang,temen nya Acha"
"Saya mau izin sama abang mulai besok saya bakal anter jemput Acha ke sekolah, tadi saya udah ke rumah dan udah izin juga sama papanya Abang"
"Terus papa gue ngizinin?"
"Iya bang, gakpapakan bang kalo saya yang anterin jemput Acha"
" bentar, ini lo yang kemaren nganterin Acha sambil bawa rujak itu ya?"
"Iya bang"
"Lo pacaran sama adek gue?"
"Temenan bang"
"Yaudah gakpapa lo Anter jemput Acha, tapi kalo sampe dia kenapa napa gak selamet lo"
"Ok bang" ucap Niko dan mengakhiri telfon
.....
Malam pun tiba seperti biasa Acha dan keluarga nya makan bersama di meja makan. Hari ini mama Acha memasak banyak makanan lezat, mulai dari rendang daging, semur ayam,tumis kangkung, dan beberapa pelengkap lainnya
"Cha, si Niko itu gimana orang nya" tanya papa Acha membuka pembicaraan
"HA, emang kenapa pa" tanya Acha kaget
"Yah papa pengen tau aja, orang yang anter jemput kamu nanti itu gimana orangnya" jelas papa acha
"Iya tadi dia juga udah minta izin sama abang buat anter jemput lo" tambah Nathan.
"Ini lagi ngomongin siapa sih?" tanya mama Acha yang tidak tahu pembahasan hangat malam ini
"Jadi gini ma, tadi ada anak cowok yang dateng ke sini minta izin sama papa buat anter jemput Acha ke sekolah"
"Kok mama gak tau?" tanya mama Acha
"Tadi kan mama lagi arisan"
"Orang nya gimana Acha?" Tanya mama Acha yang mulai kepo
"Baik kok orang nya, dia temen sekelas Acha" ucap Acha gugup
"Tapi dia bukan pacar kamu kan Cha, inget lo masih kecil"
"Enggak ma"
"Acha udah selesai makan nih, Acha ke kamar duluan ya mau ngerjain tugas,dada semuanya" pamit Acha sambil beranjak dari maja makan
Sesampainya di kamar, Acha langsung mengambil hp nya dan langsung menelfon Niko untuk menanyakan kebenaran dari pelaku gosip malam ini.
"Hallo," ucap Acha setelah telfon nya terhubung
"Jadi tadi lo ke sini beneran mau minta izin anter jemput gue kesekolah?" tanya Acha tanpa basa basi
"Iya"
"Ehh lo jangan baper ya, gue cuma gak mau lo di apa-apain sama Manda," ucap Niko di sebrang sana
"Gue tau kok tadi Lo di ancam sama manda, dia itu anaknya keras dia bisa ngelakuin apa pun yang gak di duga duga, jadi Lo hati hati juga sama dia"
"Ooo gitu" ucap Acha seakan mengerti
"Udah kerjain pr lo, awas ya kalo gue liat besok lo nyontek pr"
"iih susah pr nya"
"Makanya kalo guru menjelaskan itu di dengerin biar kalo ada pr itu paham"
"Iya iya lo emang yang paling pintar"
"Udah coba kerjain dulu, besok kalo salah gue bantuin ngerjain yang Baner"
"Iya iya" Acha mengakhiri telfonnya
Sebenernya perlakuan Niko hari ini cukup membuat Acha baper karena seakan di perlakukan spesial oleh Niko. Tetapi tetap aja ia harus tetap mengganggap ini merupakan sikap baik Niko bukan merupakan perhatian Niko padanya.
Sebisa mungkin Acha meyakinkan dirinya bahwa Niko mungkin juga pasti memperlakukan hal yang sama pada orang lain bila orang lain itu berada di posisi Acha sekarang.