Firly dan Maura memasuki hotel bersamaan, Maura meminta izin untuk tidur di hotel semetara waktu agar bisa menenangkan dirinya, tentu saja Firly setuju, asalkan Maura tidak berbuat hal bodoh apa pun disana.
"kamar satu, di lantai paling atas"
Ucap Firly, tapi sayang permintaan Firly tidak bisa dipenuhi.
"maaf pak, tapi diatas penuh, yang kosong tinggal di lanti 6 kamar nomor 35A"
"periksa lagi, hotel ini kan banyak lantainya banyak juga kamarnya"
"benar pak, memang tinggal itu saja, atau bapak bisa menunggu sampai penghuni kamar atas keluar pak, menurut jadwal ada 3 kamar yang akan ditinggalkan malam ini"
"lama, mana kunci"
Firly membawa kunci kamar yang tadi disebut kosong, lalu melanjutkan langkahnya dengan menggandeng Maura.
Keduanya terdiam menunggu pintu lift terbuka, Firly masih akan mempertahankan Maura sampai akhir waktunya nanti, dengan cara apa pun, Firly tak akan membiarkan Maura kembali menangisi lelaki seperti Ervan.