Keadaan kantor sepertinya masih hangat dengan perbincangan tentang kejadian di hari kemarin, mereka masih sibuk curi waktu untuk bisa bergosip ria ditengah pekerjaan mereka yang menumpuk.
Demi kepuasan mereka sendiri, sering kali mereka mengabaikan pekerjaannya demi bisa bergosip.
Revan mengetahui itu, tapi Revan tak mungkin jika harus marah-marah pada mereka semua, Revan masih terlalu pusing karena kejadian itu.
Keadaan yang selalu Revan rasa sangat baik, ternyata bisa menimbulkan kecelakaan separah itu.
Revan tak pernah berfikir sedikit pun tentang semua itu, seingat Revan setiap malamnya itu selalu mendapat mimpi manis, tapi kenapa dikenyataannya justru sepahit ini.
"permisi, pak Revan"
Revan menoleh dan mempersilahkan orang dibalik pintu itu untuk masuk, setelah pintu terbuka, Revan bisa melihat sosok Tiara disana.
"pak"
"masuk, ada apa"
Tiara melangkah menghampiri Revan, menyimpan beberapa berkas di meja Reva.
"itu memerlukan tanda tangan pak Revan sekarang"
"apa ini"