Sejak terbangun dari tidurnya, Maura terus saja melamun
Semalam .... setelah Maura tertidur, Laura dan Revan langsung pulang.
Laura juga tak bisa terus menerus melihat Maura, rasanya terlalu menyakitkan hati Laura.
Revan juga turut mengajak Firly untuk meninggalkan Maura, karena siapa tahu saja Ervan datang menemui Maura.
Meski Firly sempat menolak, tapi akhirnya mau juga, karena itu memang sudah seharusnya.
Tak ada keributan antara Revan dan Firly, Revan merasa itu adalah urusan Firly dan Ervan, jadi untuk apa Revan memperumit masalah mereka.
Revan hanya tak habis fikir saja dengan apa yang dilakukan sahabatnya, padahal sudah sangat jelas Firly mengetahui permasalahan yang ada, tapi Firly justru menambahnya lagi.
"Maura, kamu udah bangun"
Maura menoleh dan terdiam menatap pintu yang diketuk dari luar.
"aku masuk ya"
Untuk apa bertanya seperti itu, bukankah Firly pernah tidur dikamar itu bersama Maura.
"Maura"
Maura turun dan melangkah membukakan pintu.