"Maura, penerbangan ku tinggal 2 jam lagi, dan aku juga harus ke rumah pak Kasim dulu"
"aku ikut kamu aja"
"gak bisa, harus bicara dulu sama Ervan"
"aku gak mau"
"ayolah Maura, sini dengar aku"
Firly menarik tangan Maura, menghadapkan Maura padanya dan mengusap pipi Maura.
"aku juga mau bawa kamu bersama ku, tapi gak dalam keadaan seperti ini, kamu harus jelas dulu sama Ervan"
"aku gak mau kecewa"
"enggak, gak akan kecewa, mereka pasti terima kamu"
Firly tersenyum meyakinkan Maura, Maura menambah berat langkah Firly, apa Maura tahu jika Firly juga tak ingin pergi saat ini.
"Firly, aku ...."
"aku kan disini, aku temani kamu buat bertemu mereka semua, kamu jangan takut, kalau memang mereka gak terima kamu, kamu bisa ikut lagi sama aku"
Maura terdiam, Maura tak berani dengan semuanya, Maura ingin kembali saja pada kehidupannya kemarin.
"ayo, keluar"
"Firly"
"udah ayo keluar, mereka pasti menunggu didalam sana"
"nanti dulu"
"kenapa, atau aku minta mereka aja yang keluar"