Maura merapikan baju Laura, setiap hari Maura selalu mengurus Laura, membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian Laura, agar Laura merasa nyaman dengan dirinya.
Maura tak keberatan dengan itu, harus mencuci pakaian Laura, yang Maura fikirkan hanyalah tentang kesadaran Laura, kapan waktu itu akan tiba.
"cepatlah kembali, Laura, kamu tahu banyak sekali orang yang merindukan mu disini, termasuk juga pelanggan Restoran kita, mereka pasti merindukan masakan kamu"
Maura tersenyum, mengusap lembut pipi Laura, wajahnya tak lagi diperban, karena luka disetengah wajahnya sudah mulai membaik, meski begitu suster selalu mengobatinya tepat waktu.
"jangan khawatir Laura, seperti apa pun nanti kondisi kamu, kita akan tetap menyayangi mu"
Maura mengerjap, rasanya Maura ingin menangis setiap kali berada didekat Laura.
Maura membawa wadah yang berisikan air bekas membersihkan tubuh Laura, membuangnya ke toilet.