Maura membawa Revan kembali memasuki ruang tempat Laura, Maura memintanya untuk duduk disamping Laura.
Revan terdiam menatap tubuh tak berdaya itu, kenapa .... kenapa harus seperti itu.
Apa mereka tak mendengar keinginannya tadi.
"lihat layar itu Revan"
Maura menunjuk layar Elektrodiograf, layarnyan menyala, aktivitas jantung itu berjalan kembali.
Revan melirik Maura, apa semua hanya kebohongan.
"harusnya kamu gak pergi tadi, Laura menunggu kedatangan mu"
"kalian membohongi ku"
"tak ada"
Air mata Maura kembali menetes kala menatap Laura, Revan mengernyit dan ikut menatap Laura.
"dia memang telah pergi, tadi malam, Dokter sudah memvonis Laura tak bisa lagi diselamatkan, semua berakhir malam itu"
Revan meraih tangan Laura, kembali menggenggamnya erat.
"kita semua sudah kehilang Laura, dia pergi begitu saja"
"tapi dia kembali"
Maura tersenyum, kuasa Tuhan .... keajaibannya memang selalu datang diwaktu yang tepat.