Chereads / Tunawicara Itu Kekasih Ku / Chapter 60 - Amarah Riska

Chapter 60 - Amarah Riska

Laura pulang bersama Ervan, setelah mengantar Maura telebih dahulu.

Laura sempat menolak untuk kembali ke rumah Angga, tapi Maura dan Ervan memaksanya untuk kembali.

"ayo masuk"

Laura terdiam menatap Ervan, wajahnya lebam akibat pukulan Revan.

Siapa yang harus disalahkan, Ervan, Revan, Maura, Riana atau dirinya sendiri.

"ayo Laura"

Pintu tiba-tiba saja terbuka, dan Riska yang keluar langsung kaget melihat Ervan.

"kamu kenapa, kenapa lagi ini .... Ervan, kamu kenapa"

Laura semakin sedih melihat kepanikan Riska pada Ervan, andai Laura bisa bicara, Laura akan menjelaskan semuanya tanpa membiarkan Ervan berbicara ditengah sakit yang dirasakannya.

Riska kecewa setelah mendengar penjelasan Ervan, satu tamparan telah diberikan pada Ervan.

Setelah sakit akibat pukulan Revan, Riska justru menambahnya lagi.

"dimana Revan sekarang"

"Revan disini, mah"

Ketiganya menoleh dan melihat Revan yang berjalan menghampiri, Riska terdiam beberapa saat menatap Revan yang telah berdiri dihadapannya.

Untuk pertama kali dalam hidup Revan, kali ini Riska tega menamparnya.

Semua kaget dengan apa yang dilakukan Riska, Laura terdiam menatap Revan yang sempat menoleh kearahnya.

Kejadian ini seharusnya Laura tak pernah lihat, harusnya Laura pulang ke rumahnya sendiri tidak bersama Maura atau pun bersama keluarga Revan.

"kenapa Revan .... kenapa harus terulang lagi"

"Revan ...."

"apa karena gadis ini bisu"

Riska menarik Laura untuk berdiri dihadapan Revan, apa karena dia bisu dan kamu menyesal telah mengucap cinta sama dia, sampai kamu harus melukai hatinya.

Laura terdiam, tak menyangka dengan apa yang dikatakan Riska.

"kamu lupa perjuangan kamu untuk bisa berkenalan dengan dia .... kamu lupa dengan segala pujian yang kamu katakan sama mamah tentang dia"

Ervan menggeleng, apa yang dilihat dan didengarnya adalah sesuatu yang tak biasa.

"lihat .... lihat gadis bisu ini, Revan"

Riska mengoyak pundak Revan, membuat Revan mengangkat kepalanya dan menatap Laura.

"lihat dia, bukankah kamu yang bilang sama mamah, kalau gadis bisu ini adalah sosok yang bisa buat kamu bangkit dari keterpurukan .... dari kehancuran kamu gara-gara Ervan dan Riana"

Laura berusaha tersenyum pada Revan saat air mata mulai menetes dipipinya, Laura tak bisa menahannya lagi.

Tangis itu sudah ditahannya sejak ditempat keributan tadi, dan sekarang air mata itu menetes begitu saja tanpa sempat Laura tahan.

"kamu mengecewakan dia, hanya demi Riana yang udah jelas menghancurkan hidup kamu"

Revan sadar, langkahnya salah, keputusannya membela Riana salah.

"ini pertama kali dan terakhir kali kamu kecewakan dia, kamu dengar kata-kata mamah, kalau kamu menyesal memilih Laura, kamu tinggalkan Laura"

Riska membawa Laura masuk begitu saja, Riska merasa terluka karena harus memarahi Revan.

Selama ini Riska selalu mengutamakan Revan, dalam hal apa pun karena bagi Riska Revan adalah yang terbaik.

"mah .... mamah .... mah tunggu mah, Laura"

Revan melangkahkan kakinya berniat untuk menyusul Riska, tapi Ervan menahannya dan memukul begitu saja hingga membuat Revan tersungkur.

"mulai sekarang, jangan pernah lagi berani menyalahkan aku, karena sekarang kita sama aja .... gak ada bedanya, kita benar-benar kembar sekarang"

Ervan tertawa puas dan melenggang masuk meninggalkan Revan yang belum bangkit.

----

"tante jangan kasar sama putra tante, tante seorang ibu, harus selalu lembut dan penuh sayang"

Riska mendunduk dan menangis setelah mengerti apa yang diisyaratkan Laura, Riska sendiri pun terluka dengan apa yang dilakukannya.

"Revan gak boleh melakukan kesalahan, apa yang Revan lakukan itu selalu benar dimata tante, tapi sekarang Revan salah, dia telah melakukan kesalahan"

Laura mengusap lembut tangan Riska, berusaha menenangkannya.

Laura harus mengesampingkan perasaannya demi bisa menenangkan Riska.

"Revan salah, telah membela gadis bodoh itu dan melukai kamu, Laura"

Laura tersenyum dan menggeleng, Laura kembali memainkan jemarinya untuk menjawab Riska.

"hubungan Laura dan Revan biar jadi urusan kita, tante hanya boleh turut campur kalau Laura atau Revan meminta bantuan tante, tante harus percaya kita bisa menyelesaikan masalah kita"

Riska semakin terisak dengan penuturan Laura, Riska memeluk gadis dihadapannya dengan erat.

Untunglah pelukan Riska tidak tepat diluka Laura yang belum sembuh total, sehingga Laura masih bisa tetap tenang.

"tante minta maaf ya Laura, kamu gak seharusnya melihat itu"

Laura tersenyum dan mengusap punggung Riska, setelah lama dekat dengan Riska.

Laura merasa memiliki sosok ibu yang telah lama menghilang, Laura menyayangi Riska bukan karena Revan, tapi karena segala kelembutan dan kasih sayang Riska padanya.

----

Jauh dipintu sana, Ervan menatap kedekatan 2 wanita yang penuh kasih sayang itu.

Ervan tersenyum sedih, dulu sewaktu Riana bersama Revan, Riska begitu dekat dan sayang pada Riana.

Tapi setelah Riana berasamanya, kedekatan dan kasih sayang itu tak pernah lagi terlihat, kehangatan itu menghilang bersamaan dengan berakhirnya kisah Revan dan Riana.

Dan lagi sekarang, Revan memiliki Laura.

Riska juga begitu dekat dan sangat menyayangi Laura, kehangatan itu sangat nyata dimata Ervan.

Iri .... untuk beribu kalinya Ervan iri terhadap Revan, karena segalanya dan atas segala, selalu Revan yang mendapat keberuntungan.

Ervan mengerjap, dan menatap Laura yang ternyata sadar dengan keberadaannya.

Laura tersenyum, dan senyuman itu masih mampu membuat jantung Ervan berdegup hebat.

Ervan menyentuh dadanya sambil terus menatap Laura, Ervan tak merasakan degupan seperti itu pada Maura.

Setelah perasaan nyaman dan tenang bersama Maura, tapi Ervan tak merasa degupan itu terhadap Maura.

Dan Riana, sampai detik ini .... Ervan masih tak tahu perasaan apa yang ada untuk Riana.

Tapi degupan ini, membuat Ervan berfikir, kalau cinta yang sebenarnya untuk dirinya adalah Laura.

Perlahan Ervan membalas senyuman Luara, ingin sekali Ervan menjadi Riska.

Merasa tenang dan hangat dalam pelukan Laura, setelah apa yang dilihatnya beberapa saat lalu akan sikap Riska pada Revan.

Ervan tak akan lagi menahan dan melawan getar yang ada dalam dirinya terhadap Laura, jika dulu Ervan bisa merebut Riana.

Ervan yakin, keinginannya terhadap Laura juga akan bisa dicapainya.

Ervan mengangguk dan berlalu begitu saja menjauh dari kamar Laura.

Ervan tak peduli dengan sakit yang dirasakannya akibat pukulan Revan dan juga tamparan Riska, sekarang Ervan hanya akan peduli dengan detak jantungnya yang sering kali tak dapat dikontrol jika berkaitan dengan Laura.

Cinta .... ini cinta yang sebenarnya, cinta yang tanpa syarat .... cinta yang tak melihat fisik atau materi.

Laura .... Ervan meyakini hati dan fikirannya, cinta itu adalah Laura, Laura Farensa .... gadis tunawicara itu adalah getar pertama yang Ervan rasa, dan sosok pertama yang mampu merusak normal detak jantung Ervan.

Laura Farensa .... Ervan akan menjadi gila kembali demi bisa mendapatkan seorang Laura Farensa .... gila dalam segala hal pastinya.