Holaaa, lanjot disini gaess
______________________________________________
Di halaman belakang rumah keluarga Pradipta! kita bisa melihat dua sejoli yang sedang berdebat, lebih tepatnya itu hanya gadis cantik dengan gaun selututnya yang melihat lawan bicaranya dengan sangat emosi, sedangkan sang lawan bicara lebih tepatnya pria tampan itu, hanya tersenyum melihat kemarahan sang gadis yang menurutnya terlihat sangat lucu.
"Pokoknya gw gak mau tau! lo harus nolak perjodohan ini!" teriak Aya sengit, ya dua sejoli yang sedang berdebat itu adalah Aya dan Axel.
Aya menarik Axel ke halaman belakang setelah mereka semua selesai makan malam dan meminta Axel untuk menolak perjodohan mereka secara baik-baik, itu sebelum dia tersulut emosi gara-gara Axel yang dengan songongnya menjawab permintaannya dengan, "Gak mungkin lah Honey, lagian aku setuju kok dengan perjodohan kita," hingga terciptalah adegan marah-marah Aya yang dilihat Axel hanya seperti kucing lucu yang sedang mengancam tanpa mengeluarkan cakarnya, sehingga terus dia perhatikan dengan senyum yang senantiasa terpatri di bibir sexynya.
Flashback ke beberapa saat sebelumnya..
Uhhuk..
Ucapan mendadak Calista benar-benar adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh Aya, hingga membuatnya tersedak makanannya karena kaget.
Melihat anaknya terbatuk-batuk Noor langsung mengambilkan minuman untuknya "Sayang hati-hati dong, ini minum."
"Mamaa," Aya memanggil Mamanya dengan suara kecil dan pandangan memelas, yang tentu saja sudah Noor tau maksudnya kalau dia tidak menyetujui perjodohan ini.
Noor hanya mengabaikan Aya dan terus melanjutkan obrolan mereka seputar rencana perjodohan yang ternyata sudah mereka rencanakan sejak lama.
Aya yang kehilangan nafsu makannya hanya cemberut dan sesekali memelototi Axel yang fokus dengan makanannya saat remaja tampan itu sesekali menyunggingkan senyum manisnya yang di anggap Aya hanya ejekan untuknya.
Hingga saat mereka menyelesaikan makan malam dan beranjak menuju ruang keluarga! Aya menarik Axel menuju halaman belakang dan terjadilah perdebatan seperti sekarang ini.
Flashback End.
"Come on Deer! memangnya aku sejelek itu apa, sampai kamu nentang banget perjodohan kita?" Axel bertanya dengan menampilkan wajah sok menyedihkannya.
"Deer, Deer, muka lo tuh kek Rusa! Ish." Aya menghentakkan kakinya dan berlalu meninggalkan Axel dengan penuh kekesalan.
Axel mengikuti di belakang Aya meninggalkan halaman belakang! dengan senyumnya yang selalu tersungging melihat kelakuan Aya yang seperti anak-anak yang kesal karena tak mendapatkan keinginan mereka terpenuhi.
Saat mereka sampai di ruang tamu, ternyata orang tua mereka sudah menyelesaikan obrolan mereka! dilihat dari Marino dan Calista yang berdiri saat melihat Axel berjalan menuju mereka.
"Hei sayang! sudah selesai pacarannya?" tanya Calista blak-blakan yang membuat Aya tersipu.
"Ish, kamu ini jeng, bar-barnya gak pernah hilang ya dari dulu, lihat tuh muka anakku udah kek kepiting rebus saking merahnya," kata Noor yang malah membuat Aya semakin malu.
"Hahaha, maaf ya sayaang! Tante pulang dulu ya, lain kali kamu pulang sekolah ikut Axe aja main kerumah Tante ya?" pinta Calista.
"E-eh kapan-kapan deh Tan," jawab Aya dengan sedikit senyum.
"He'em, mari jeng kami pulang dulu ya, sudah terlalu malam ini," pamit Calista.
"Iya, hati-hati di jalan ya jeng, byee."
Setelah acara pamit-pamit mereka, tiga anggota keluarga Abraham pun meninggalkan mansion besar keluarga Pradipta.
"Ma, aku mau tidur dulu ya, ngantuk!" kata Aya berlalu meninggalkan orang tuanya di ruang tamu.
"Mimpi indah Darling!" seru Noor pada Aya saat dia juga beranjak meninggalkan ruang tamu bersama Max.
Sedangkan di mansion keluarga Abraham, mereka ngobrol di ruang keluarga dulu sebelum memberikan hak kepada tubuh dan fikiran mereka untuk beristirahat.
"Mommy, kok enggak bilang sih kalau yang mau di jodohin sama Axe itu Aya?" tanya Axel.
"Memangnya kenapa sayang? bukannya kamu juga anti dengan yang namanya perjodohan itu? kamukan bukan Siti Nurbaya!" sindir Calista mengingat perkataan Axel saat dia berusaha membuatnya ikut acara makan malam.
"Aih Mommy, kalau sama Aya sih Axe mau banget," kata Axel dengan lugasnya.
"Honey denger gak tuh, keknya ada yang mau jadi Siti Nurbaya!" sindir Calista lagi.
"Enggak dong Sayang, Axe mana mau sih dijodoh-jodohin, mending kamu batalin aja!" seru Marino yang ikut bergabung dengan istrinya untuk menggoda putra bungsu mereka.
Axel yang mendengar perkataan Daddynya pun langsung melompati meja dan duduk di samping Marino.
"Yah jangan dong Dad, aku temenin Daddy main Badminton deh," bujuk Axel merangkul bahu Daddynya.
"No."
"Dua hari."
"No."
"Satu minggu."
"No Axe."
"Dua minggu Dad."
"No, no, and no Axe."
"Satu bulan Daddy, please." kata Axel dengan memelas.
"Oke." kata Marino yang membuat Axel memeluk Daddynya itu senang walaupun dia harus mengorbankan dirinya untum menjadi partner main badminton Daddynya itu selama satu bulan ke depan.
Calista yang melihat acara tawar menawar merekapun tertawa keras, benar-benar bahagia melihat kedua pria beda usia yang memiliki hobi yang berbeda tapi selalu bisa membuat yang lain mengikuti hobi salah satu diantara mereka, entah dengan cara apapun.
Jika saja seluruh keluarga mereka bisa berkumpul bersama, dia pasti akan sangat bahagia dengan semua keributan yang ada.
Setelah mereka menyelesaikan pembicaraan random yang menyenangkan, mereka pun memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur.
______________________________________________
Sementara Axel yang sangat bahagia, lain halnya dengan Aya yang terlihat penuh dengan kekesalan!
Dia langsung beranjak ke kamarnya setelah mobil keluarga Abraham meninggalkan mansion.
Aya merebahkan tubuhnya di ranjang setelah sebelumnya sempat mengganti gaunnya dengan baju tidur.
Di tangannya terdapat sebuah benda pipih nan canggih yang terus dia lihat dengan ragu, bingung antara iya dan tidaknya menelpon sahabat-sahabatnya untuk menumpahkan semua keluh kesahnya.
Hingga akhirnya ...
Waktu abang pergi ke Siborong-borong
Datang hujan, yang amat deraslah
Terkejut abang terheran-heran
Sebab abang belum pernah ke sana
Untung datang namboru Panjaitan
Martarombo kami di jalan
Di ajaknya aku kerumah dia
Makan daging anjing dengan sayur kol..
Terdengar lirik lagu yang sedang ngetren beberapa waktu ini dari benda pipih di tangannya.
Entah apa yang di pikirkan Aya hingga alih-alih memilih lagu romantis atau lagu-lagu remaja lainnya dia malah memilih lagu itu sebagai pemberitahuan bahwa seseorang sedang menelponnya (Itu nada dering ponsel authornya).
Dan sekarang dia lagi ragu untuk menjawab panggilan di ponselnya, pasalnya kontak sang penelpon tidak terdaftar dalam kontak ponselnya.
"Halo!" pada akhirnya, Aya menjawab panggilan setelah ponselnya nenyanyikan lagu yang sama untuk ke sekian kalinya.
"Malam Honey, maaf aku bangunin kamu ya?" tanya suara di seberang telpon itu.
"Lo? ngapain sih telpon-telpon?" tanya Aya judes setelah mendengar suara yang sudah sangat-sangat di kenalnya.
"Galak banget sih Beb, yaudah deh kalau kamu ngantuk, aku tutup dulu besok kujemput ya!" kata suara itu lagi.
"NAJIS!" teriak Aya kemudian memutuskan sambungan telephon mereka.
"Aaah Axel sengak, kampret, korengan, ku---"
"Sayang kenapa sih teriak-teriak?" tanya Noor dari luar kamar yang membuat Aya menghentikan teriakannya.
"Enggak apa-apa Ma," bales Aya.
"Ya sudah, cepat tidur besok sekolah!" titah Noor yang di iyakan Aya.
Aya memutuskan untuk tidur setelah melempar ponselnya ke sembarang arah karena kesal saat melihat pesan berisikan ucapan selamat tidur dengan emot Love dari penelpon barusan itu.
Yuhuuu
Bingung siapa yang nelpon Aya?
Nantikan bab selanjutnya yaaa..
NEXT