Chereads / CINTA DI UJUNG SENJA / Chapter 18 - 18. Rumus Gombal yang gagal

Chapter 18 - 18. Rumus Gombal yang gagal

"Gila lo setan, nanti gw jantungan gimana?"

"Ampun beb, ampuun!"

Aya, Anggi dan Ain hanya cekikikan melihat adegan yang sedang di mainkan di depan mereka! seorang laki-laki yang sedang telungkup di gazebo dengan kepala mendongak akibat jambakan gadis yang duduk di punggungnya.

"Udah Ra, kasihan kak William lo jambak gitu," kata Anggi disela-sela tawanya.

Yep, suara menyebalkan yang mengagetkan mereka tadi itu berasal dari William, yang membuat remaja itu sukses mendapat jambakan saat dia terjebak rayuan maut Ara.

Flashback

"Dooorrrr!! kalian ngapain ngelujur-ngelujur bareng gitu kek ikan pindang?"

Suara menyebalkan yang membuat keempat gadis itu terlonjak kaget.

"Ih, kak Will ngapain sih ngagetin," kesal Anggi cemberut dengan tingkah salah satu sahabat kakaknya itu.

"Tau nih, ganggu orang rebahan aja," tambah Ain melihat Gabriel yang ikut mendudukkan diri di sampingnya.

"Sini beb!" Ara menjulurkan dan meminta William mendekat dengan gaya orang merayu.

"Eh, tumben di panggil beb, thanks god akhirnya hatimu terbuka untukku Ra!" kata William sangat bahagia dengan panggilan Ara untuknya, tanpa pikir panjang diapun mendudukkan diri di samping Ara.

"Sini tiduran!"

Mendengar perintah Ara, Williampun tampa ragu merebahkan tubuhnya di gazebo, 'kesempatan untuk menunjukkan sifat penurutnya pada sang pujaan hati' pikirnya. Hingga--

Bruk..

"Aws, yang sakit yang!" kata William yang baru saja merebahkan tubuhnya dan di dorong telungkup oleh Ara.

Di dorong telungkup doang tidak akan membuat sakit! masalahnya adalah, setelah membuat William tidur telungkup, Ara duduk di punggungnya dan menjambak rambutnya hingga William mendongak.

Flasback off

"Gila lo setan! Nanti gw jantungan gimana?" kata Ara menunjukkan kekesalannya saat menjambak William.

"Ampun beb ampun, gw nggak lakuin lagi deh! please, turun ya? atau gw balik badan dulu aja, lo duduk di perut gw ya!" nego William yang membuatnya sukses mendapat getokan di jidatnya.

"Udah Ra, kasihan kak William lo jambak gitu," kata Anggi di sela tawanya.

Ara yang mendengar bujukan Anggi pun menggetok jidat William lagi sebelum turun dari punggungnya, "Ogah! omes gila lo," kata Ara yang menurunkan dirinya dari punggung William.

Melihat kegilaan William, kontan saja membuat ketiga sahabatnya menggelengkan kepala mereka frustasi.

"Lagi ngerjain apa sih kalian? kek orang mau pingsan gitu!" tanya Mario yang penasaran dengan hal yang membuat keempat gadis itu melujurkan diri kek ikan pindang kalau katanya William.

"Noh!" kata Anggi munjuk buku dengan dagunya.

"Yaelah kecil doang, sini gw ajarin!" kata Mario setelah melihat buku Anggi.

"Wah, tengkiuuuu!" kata Anggi melihat Mario, solusi dari kepuyengannya.

"Eh, lo mau jadi dokter beb?" tanya William saat melihat buku Ara.

"Enak aja dokter, gw mau jadi seniman papan atas kelles," jawab Ara dengan ke pe de an yang tinggi.

"What? ini tulisan lo kek tulisan dokter beb!" kata William yang sukses nendapatkan templokan dari Ara.

"Lo itu enggak ngerti apa? ini tuh namanya tulisan yang penuh seni tau!" bantah Ara tak terima tulisannya dibilang mirip tulisan dokter.

Perdebatan kedua sejoli itu tak ayal membuat ke enam sahabat mereka tertawa.

Hadeh, ada-ada saja tingkah absurd mereka.

Pada akhirnya, mereka pun mengerjakan PR bersama dengan pengecualian Gabriel dan Ain, karena Ain kan anak IPS, hehe.

"Beb, kok enggak ambil IPA juga sih?" tanya Gabriel kepo kenapa kekasihnya itu memilih IPS, secara ketiga sahabatnyakan memilih IPA.

"Gila aja kali aku milih IPA dengan IQ yang segini-gini doang, lagiankan aku lulus daftar di AIHS karena bakat dalam seni doang," kata Ain.

"Hmmm, oh aku ada sesuatu nih buat kamu," kata Gabriel, menunjukkan buku yang dia rampas dari Anggi.

"Eh, Gila lo kakak luknut, ngapain coba ngerebut buku adiknya buat nyenengin kekasih," kata Anggi yang membuat mereka tertawa lagi.

"Pinjam bentar doang."

______________________________________________

Setelah melalui perdebatan yang panjang kali lebar, akhirnya Gabriel memenangkan tender penggunaan buku dengan biaya uang jajan di kurangi dan di serahkan ke yang empunya buku.

"Kamu tau nggak cara penyelesaian rumus ini?

9u - 7i >2 (3u - 3i) !" tanya Gabriel menuliskan rumusnya di buku.

"Ffttt," tawa tertahan dari ketiga pria yang melihat rumus receh yang di tulis Gabriel.

"Hah? mana tau beb," kata Ain mengernyitkan dahinya bingung melihat rumus di depannya.

"Jadi gini beb penyelesaiannya," Gabriel mulai menjelaskan setelah sempat memelototi ketiga sahabatnya yang nggak bisa melihat orang lagi mencoba romantis.

" 9u - 7i >2 (3u - 3i) , penyelesaiannya adalah--

9u - 7i > 6u - 6i

-7i + 6i > 6u - 9u

-i > -3u

i <3 u , ngerti kan beb?" tanya Gabriel, setelah menjelaskan panjang lebar dan menuliskan rumus-rumusnya.

"Kagak!" kata Ain polos, yang sukses membuat tawa keenam sahabatnya menggelegar melihat gombalan gagal Gabriel.

"Aih, intinya bukan cara penyelesaiannya beb, tapi hasil akhirnya, coba geser arah bukunya!" kata Gabriel.

"Ini? makin pusing beb, baca rumus yang di tulis ke arah yang benar aja puyeng, apa lagi bukunya digeser begini," kata Ain masih belum faham dengan maksud tersirat dari rumus itu.

Gabriel yang mendengar itupun menggaruk kepalanya frustasi.

"Ya ampun In, intinya itu adalah ini ( i <3 u ) kalau ( <3 ) nya di balik jadi ( i love u ) pe'a, masih belum ngeh?" kata Anggi yang gemas dengan kebekuan otak sahabatnya itu kalau sudah masalah rumus.

"Hah? hahahaaaa," tawa Ain menggelegar setelah sempat bingung dan akhirnya tertawa karena menyadari kebodohannya memahami inti dari rumus itu.

"Ya ampun, lagian gombal kok pake rumus, tapi so sweet beb," kata Ain dengan senang melihat Gabriel.

"Namanya juga rumus gombal In, lagian ini tuh rumus yang receh banget di kalangan anak IPA, hahahaaa," kata Aya menjelaskan pada Ain.

"Sini buku gw kak, ampun dah punya kakak gini amat! udahlah gombal receh, gagal lagi!" kata Anggi mengejek kakaknya itu.

Axel yang melihat Aya tertawa lepas karena ulah sahabatnya itu pun ikut terkekeh geli.

"Lo mau digombali gitu juga nggak Honey?" tanya Axe berbisik di telinga Aya.

Aya yang merasakan hembusan nafas dan bisiakan di telinganyapun menolehkan kepalanya yang sukses membuat bibir mereka bersentuhan.

"Apa sih, ogah!" kata Aya sambil menggeser tubuhnya mencoba membuat jarak dari Axel.

"Well, keknya gw emang nggak membutuhkan gombalan receh buat ngerayu lo deh beb," kata Axel yang melihat sekilas ujung daun telinga Aya yang memerah karena ulahnya.

"Bagus kalau sadar," kata Aya yang tidak memahami asal dari perkataan Axel.

Setelah mereka selesai mengerjakan tugas yang sempat tertunda karena acara gombalan gagal Gabriel, merekapun melanjutkan obrolan ngelantur ala anak muda.

Yah, enggak jauh-jauh dari masalah roman picisan lah yaw.

______________________________________________

Otor kabur dulu yaw..

Byeee

Kita bertemu di part selanjutnya

Silahkan masukkan kritik dan saran di kolom komentar..

NEXT