Chereads / CINTA DI UJUNG SENJA / Chapter 24 - 24. Mario minta dukungan (Pertolongan Darurat)

Chapter 24 - 24. Mario minta dukungan (Pertolongan Darurat)

Keesokan harinya, Axel berangkat ke sekolah setelah sarapan dengan tergesa-gesa, dia sungguh ingin memberikan sebuah lemparan sepatu kepada seseorang yang dengan semua kekonyolannya, mengatas namakan pertolongan darurat untuk menelpon dirinya sebelum azan subuh berkumandang.

Flash back

Drrtttt...

Drrtttt...

Dering ponsel membangunkan seorang pemuda tampan dari tidur nyenyaknya, dia berusaha mengumpulkan semua kesadarannya sambil meraba-raba keberadaan ponselnya di nakas.

"Ha---".

"BRO TOLONGIN GW PLIS DARURAT, GW TUNGGU DI SEKOLAH SECEPATNYA!!".

Tut...

Dia bahkan belom mengucapkan Halo dengan benar dan sebuah teriakan berhasilkan membuat seluruh nyawanya berkumpul.

"Shit! Ini bahkan belom jam 4 dini hari!" Axe melemparkan ponselnya sembarangan dan dengan males memasuki kamar mandi.

Azan subuh berkumandang setelah dia selesai mandi, jadi dia sekalian wudhu, bersiap untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Muslim.

Flash back off

Yah, setelah menerjang udara pagi dini hari, disinilah dia sekarang, duduk bersama ketiga sahabatnya dengan wajah-wajah mengantuk yang sama! Demi kolor merahnya Amak Gibran Ganteng!! Siapa coba yang akan berangkat sekolah di pagi buta, bahkan dzikir imam masjid masih belom selesai.

And Fuck! Mereka disini sebenarnya untuk mendengarkan curhatannya Mario yang sedang mendapatkan sebuah kesempatan untuk mengejar cintanya, plus mereka sekalian diminta untuk membantunya dalam proses kejar-mengejar yang sebenarnya tidak layak!

Kenapa itu tidak layak? Sebenarnya Mario dan targetnya saling suka, but Mario is not aware of that, and yeah dia pikir cintanya bertepuk sebelah tangan.

Axel benar-benar ingin memukul jidat sahabatnya itu dengan sepatu yang tengah dia kenakan, untuk menyadarkannya kalau itu benar-benar tidak diperlukan, dia hanya perlu mengungkapkan cintanya dan kalau perlu langsung bawa ke KUA sekalian.

"Guys, kok kalian diem aja sih? Ngomong dong woy! Gw beneran butuh dukungan nih!" Mario yang sejak tadi curhat tanpa mendapat tanggapan, akhirnya merasa kesal dan menghentikan curhatnya.

"Eh ngab, lagian lu dari tadi curhat nggak ada ngasih tau kita siapa pujaan hati lu, gimana mau ngasih saran?" Kesal Gabriel

"Hoh, kita-kitakan bukan cenayang, lu gimana sih." William menimpali sambil memutar matanya jengah.

"Lu gimana?" tanya Mario kepada Axel, dia perasaan ingat pernah curhat siapa pujaan hatinya ke Axel.

"Gw? Gaada waktu buat bantuin orang o'on!" Jawab Axe dengan sarkas! Tanpa secuil rasa bersalah telah menyebut sahabatnya o'on (ya lu jangan perjelas kata o'onnya dong thor pe'a).

"Heh ngab! Tega lu ye sahabat sendiri dibilang o'on, tampan gini juga!" protes Mario tak terima dipanggil o'on.

Sementara mereka melakukan perdebatan gajelas! Mentaripun mulai menampakkan sinarnya dengan malu-malu, perlahan beberapa siswa-siswi juga mulai berdatangan! Beberapa orang datang dengan berkelompok, beberapa hanya sendiri! Sedan-sedan mewah mulai berjejer di parkiran AIHS.

Suasana pagi buta yang sepi dan dingin mulai diramaikan dengan kericuhan para murid yang datang untuk menimba ilmu, ketika jam sudah menunjukkan pukul 07:30! Bell yang menandakan bahwa sudah waktunya memulai pelajaran pun berbunyi.

______________________________________________

Kelas XI IPA

"Good Morning Miss!.."

Sapa semua murid kelas dua belas menyapa seorang guru yang baru saja sampai di ruang kelas mereka.

"Morning!" Sapanya singkat! Kemudian dia langsung memulai pelajaran tanpa basa-basi (ciri khasnya guru killer).

Semua siswa mendengarkan penjelasan dengan seksama karena takut dengan kemarahan guru yang super killer tersebut. And well, maybe that doesn't apply to the student sitting in the corner of the class, and unfortunately it's the corner seat at the front of the class.

"MA-RI-O!!" Teriak guru killer yang sejak tadi melihat kalau Mario tidak fokus pada kelasnya.

"SIAP MISS!!" Teriak Mario tak kalah kencangnya dengan teriakan guru killer, dia bahkan menambahkan nilai plus dengan berdiri dan tangan di posisi hormat.

"Ftt--". Seluruh siswa kompak menahan tawa gara-gara kelakuan Rio, andai saja guru killer tidak ada, kelas itu pasti sudah ramai dengan adegan ngakak guling-guling sekarang.

"Mario Arga Putra Maheswari! Berdiri di luar kelas sekarang juga!" Perintah guru killer dengan pelototan matanya yang udah ngalahin Suzana.

"Iya Miss!" Mario langsung beranjak dari bangkunya dan berdiri di luar kelas.

Dia sedang asik melamun ketika tiba-tiba...

Cie gantung, kita beralih ke Anggi dulu ye, hehee.

*****

Kriiinggg...

Bell berbunyi dan para siswa kelas X IPA berdesakan memasuki ruang kelas, dengan tertib duduk di bangku masing-masing (taulah ya kalo masih siswa baru itu malu-malu meong).

"Good Morning Sir!" Salam para siswa ketika guru memasuki kelas.

"Good Morning everyone!" Balas guru tampan itu dengan ramah.

"Sudah siap memulai pelajarn hari ini?" Sambungnya.

"Yes Sir!" Jawab semuanya serempak.

Guru mulai menjelaskan pelajaran hari ini dan tidak lupa memberikan PR! Tentu saja.

"Oh, Saya lupa membawa berkas tugas yang sudah Saya siapkan untuk kalian, Ada yang mau membatu?" Tanyanya.

"Saya aja pak!" Kata Anggi mengangkat tangannya.

"Baik, Anggi tolong ambilkan berkas tugas di meja saya, di ruang guru!" Jelasnya.

"Baik Sir," kata Anggi kemudian beranjak meninggalkan kelas.

Anggi berjalan menyusuri koridor yang sepi, saat dia hampir mendekati ruang kelas XI IPA, dia melihat seseorang berdiri di luar kelas! Saat dia semakin dekat, dia dengan jelas bahwa itu adalah Mario!

****

Mario melihat Anggi berjalan mendekat ke arahnya, diapun memasang senyum seribu wattnya dan merasa kalau hukuman ini tidak sia-sia sama sekali, diakan jadi bisa ketemu pujaan hatinya, hehe.

"Hai Gi, mau ke mana?" Tanyanya saat Anggi sudah sampai di hadapannya.

"Hai kak, Aku mau ke ruang guru ngambil berkas tugas! Kakak ngapain di luar?" Jelas dan tanya Anggi.

"Aku nggak fokus pelajaran Miss killer! Jadi ya gini, disuruh berdiri di luar kelas!" Jelas Mario diakhiri senyum manisnya.

"Ooo, kalau gitu Aku lanjut ngambil berkas dulu ya kak!"

"Eh, mau dibantuin nggak?"

"Nggak usah kak, nanti kena marah lagi sama Miss Okta!" Kata Anggi menolak tawaran Mario (yah, ternyata guru killer itu bernama Oktarina).

"Nggak apa kok, udah terlanjur dihukum juga, sekalian aja," kata Mario ngotot dan jalan duluan ke ruang guru.

Anggi hanya bisa pasrah mengekori di belakang Mario.

Mereka mengisi seluruh perjalanan dengan obrolan-obrolan ringan tentang hal-hal random yang terpikirkan! Meskipun begitu, suasananya terlihat harmonis dan membuat para jomblo yang baca baper sendiri, haha.

"Tengkiu kak udah dibantuin, sana balik berdiri!" Kata Anggi dengan tampang meledek Mario yang sedang dihukum.

"Iya bawel, sana belajar yang bener biar nggak berdiri di luar pintu!" Balas Mario dengan mengacak rambut Anggi.

Anggi memasuki kelas setelah dia membenarkan rambutnya yang diacak Mario.

______________________________________________

Kriiinnnnggg

Bell istirahat berbunyi dan anak-anak berhamburan ke luar dengan gembira, begitupun Aya dan tiga sahabatnya yang bergegas ke kantin sekolah karena cacing-cacing di perut mereka sudah pada demo minta makan.

Next part di kantin guys, hehee...

Lapiu muuuuah..

NEXT