Nongkrong di kantin sekolah setelah berkutat dengan buku adalah merupakan kesenangan tersendiri bagi A4 girls, tanpa keempat mostwanted yang selalu membuat mereka mendapat tatapan setajam silet (ude kaya judul gosip seleb aja), tentu saja sudut favorit mereka untuk mojok jadi lebih nyaman.
"Laper banget gw!" Kata Ara langsung menyantap makanannya setelah dia mendudukkan patatnya di bangku kantin. Dia memang langsung berlari ke kantin terlebih dahulu setelah pelajaran usai.
"Lu nggak sarapan di rumah lagi emang?" Tanya Ain.
"Males gw sama orang rumah, serba salah mulu. Nggak bisa hidup kayaknya mereka kalo nggak bikin gw nelangsa sehari aja!" Kesal Ara di sela-sela mengunyah makanannya.
"Makan yang bener lu! Nanti keselek!" Kata Anggi menasehati.
"Hmm," balas Ara dengan gumaman.
"Pesanan dataang!" Seru Aya yang membawa nampan berisi makanannya serta titipan Ain dan Anggi, minumnya juga dong ntar keselek.
Mereka melanjutkan makan sambil diselingi ngobrol masalah Ara. Yah Ara memang bisa dibilang salah satu anak yang terlahir dari keluarga broken home, hari-harinya dipenuhi dengan teriakan pertengkaran orang tuanya, mungkin saat-saat paling tenang di rumahnya hanya saat orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya masing.
Saudara-saudaranya memilih hidup dengan cara mereka masing-masing karena tidak betah di rumah.
Sementara mereka sedang membahas maslah Ara, para mostwanted sedang berkumpul di markas besar mereka (aka atap gedung sekolah)!
Plak..
"Aws- sakit ngab! Lu ngapain geplakin pala gw coba, ntar kalo bodoh gimana?" Tanya Mario pada William yang baru saja menggeplak kepalanya dengan tangan.
"Udah terlanjur bodoh, nambah dikit nggak apa!" Sarkas Axe dari samping.
"Lagian lu dari tadi pagi curhat mulu, gadis pujaan lu itu siapa sih? Misterius amat!" Tanya Gabriel mewakili Axel dan William, sebenarnya sih hanya dia dan William yang tidak tau, Axel sudah tau kalau orang itu adalah Anggi.
"Anggi!" Sahut Axel menjawab pertanyaan Gabriel, yang tentu saja membuat dia langsung syok dan secara otomatis menunjuk Mario dan memelototinya.
"Lo? Ooooo jadi lu kemaren di pentas nyipok adik gw gara-gara nafsu ya?" Gabriel langsung berdiri dan meraih kerah seragam Mario, bersiap untuk memberikan pukulan telak, andai saja Axel dan William tidak buru-buru menariknya.
"Wei udah, stop!" Bentak Axel.
"Cowo nafsuan kaya dia pantas dipukul!" Seru Gabriel membenarkan tindakannya.
"Gw nggak nafsuan! Lu kira gw suka nyipok anak orang sembarangan? Kalo yang di panggung bukan adik lu, gw nggak mungkin nurutin naskah asli buat ngelakuin adegan ciuman!" Jelas Mario membela diri.
"Bagus! Awas aja kalo lo berani nyium bibir adek gw pake bibir bekas orang, gw pukul sampai Ibu lu nggak ngenalin lu lagi!" Ancam Gabriel.
"Nggak bakalan!" Tegas Mario.
Setelah perdebatan singkat yang hampir berujung pemukulan Mario itu! Mereka akhirnya kembali duduk dengan tenang.
"Sebenarnya lu nggak perlu semarah itu sama gw Gab, lagian gw juga nggak ada keyakinan buat naklukin adek lu, dia udah punya gebetan," keluh Mario dengan wajah lesu.
"Maksud lo?" Tanya Gabriel heran.
"Yah, dia udah bilang kalo dia punya gebetan, satu kelas sama kita, namanya Putra!" kata Mario.
Tiba-tiba....
"Aws---". Mario terjengkang dari kursinya karena toyoran berjamaah dari ketiga sahabatnya.
"Lu pada ngapain ngab!" Seru Mario kesal setelah kembali ke tempat duduknya.
"Ternyata lu bener Axe, dia emang udah bodoh, sekali-kali dipukul juga ngggak akan merubah apapun!" Kata William.
"Ho'oh, kok bisa adek gw suka sama orang model begini!" Kata Gabriel sarkas.
"Heh gw nggak bodoh ya, lagian kenapa kalo adek lo suka?"
(krik krik one thousand years later)
Brak...
Mario menerjang meja dan langsung meraih kerah Gabriel saat dia menyadari inti dari pembicaraan Gabriel.
"Siapa yang lo bilang suka gw?" tuntut Mario dengan tidak percaya campur bahagia.
"Ogah gw ngasih restu, lu durhaka!" Kata Gabriel dengan muka minta pemukulan.
"Ehehehee, sorry Ko! Baik banget deh lu, pliiiss ya?" Mario membalik sikapnya semudah membalik telapak tangan, dia bahkan merubah alamat panggilannya untuk Gabriel.
"Jijik lu!" Kata Gabriel kembali menoyor Mario karena kesal dengan wajah sok imut yang dibuatnya.
Sebenarnya, kalau dilihat lagi, sejak tadi itu bukan Gabriel memarahi Mario, itu hanya penegasan dengan bumbu bentakan yang menyulut emosi Mario untuk mengungkapkan kejujuran.
"Btw, kok lu pada tau kalo yang disukai Anggi itu gw?" Tanya Mario bingung.
"Dodol, emang di kelas kita ada yamg namanya Putra selain lo?" Tanya William.
"Hah? Gw?" Mario menunjuk dirinya kebingungan.
"Mario Arga PUTRA Maheswari!" Seru mereka bertiga menekankan kata PUTRA untuk menyadarkan Mario.
"Haaaahhhhh!" (kalian bayangin beruang yang teriak diatas bukit itu pas adegan ini) Seru Mario kesal karena kebodohannya yang selama ini tidak dia sadari.
Ketiga sahabatnya hanya bisa memutar mata melihat tingkah Mario.
"Awas ya kalo lu berani nyakitin adek gw!" Ancam Gabriel.
"Santuy Ko, gw pasti jadi orang yang tidak akan pernah menyakitinya, In Sha Allah!" Janji Mario tegas.
"Ko ka ko ka, hilangin tuh ebel-ebel! jijik gw," kata Gabriel.
"Siap Ko, eh Gab!" Ralat Mario.
"So rencana kejar-mengejar lo masih lanjut nih?" Tanya William.
"Kagak, gw mau ubah rencana jadi rencana pernyataan Cinta, bantuin yak," kata Mario antusias.
"Serah lu dah ngab!" Kata Axel.
"Gw ngikut aja!" Kata William pasrah.
"Siapa suruh yang lu sukai adek gw, jadi yaah," Gabriel ikut-ikutan menjawab dengan nasa pasrah.
Setelah mendapat persetujuan, mereka akhirnya mulai membahas rencana pernyataan cinta Mario.
******
Biarkan mereka berdiskusi! Mari kita pindah ke sebuah batu sandung!! Cekidooott!!
Aya dan teman-temanya yang sedang menyantap makanan mereka sama sekali tidak menyadari kalau mereka sedang di perhatikan dari sedut lain kantin.
"Lo yakin pernah lihat Axe sama tuh cewe gatel?" Tanya seorang gadis berambut pirang pada salah satu gadis yang duduk bersamanya.
"Yup, gw lihat mereka di kafe pas gw lagi ngedate sama cowo gw," jawab gadis itu.
"Jadi gimana?" Tanya gadis centil di dekatnya, dia ingin mengetahui pendapat Anastasia tentang informasi yang baru saja disampaikan temannya.
"Gw punya rencana sendiri, tunggu tanggal mainnya aja!" Seru tertahan Anastasia, kalau tidak takut kedengaran yang lain dia pasti sudah langsung menggebrak meja saking kesalnya.
Aya yang merasa punggungnya tiba-tiba dingin langsung menengok ke belakang, tapi Anastasia sudah lebih dulu menyibukkan diri dengan makanannya untuk menyembunyikan tatapan kejam yang baru saja dia lontarkan untuk Aya.
'Aneh' batin Aya.
Dia baru saja merasakan tatapan yang mebuatnya merinding, tapi ketika dia mencoba mencari perasaan itu lagi, itu sudah hilang seperti tidak pernah ada sama sekali! Setelah menunggu beberapa saat tanpa hasil, dia akhirnya berusaha mengenyahkan pikiran itu dan kembali berkutat dengan makanannya.
Duh aduuhh bahaya apa sih yang menunggu Aya di kemudian hari? Nanti ya! Sekarang kita selesaikan masalah Mario dulu, tapi sekarang otor tidur dulu kita lanjut besok ya! Byeee muuaahh!
NEXT