"Sudah cukup kalian, apakah kalian sudah merasa puas karena telah mengejek Diana? apakah kalian tidak merasa malu dengan sikap kalian yang seperti ini? Lagi pula ini adalah acara pertunanganku, jadi tolong jangan membuat keributan disini." Ujar Rania yang tidak terima atas perlakuan Nina dan Lola terhadap Diana.
Berbeda dengan Rania yang menanggapi perilaku kedua gadis itu dengan emosi, sebaliknya Diana masih menunjukkan sikapnya yang tenang seperti tidak ada emosi.
Walaupun sebenarnya hati Diana sangat terluka mendengar perkataan kedua gadis itu, tapi demi untuk menghargai Rania sih empunya acara. Diana mengetepikan perasaannya...
"Tenang Nia, kendalikan emosi kamu. Hari ini kan adalah hari pertunangan kamu, jadi kamu ngga boleh marah-marah. Harus tetap tenang dan ini wajahnya ngga boleh cemberut gitu dong, senyum supaya awet muda, hahaha..." Ujar Diana yang masih bisa menggoda Rania, dan bahkan tertawa kecil. Walau pun Rania tahu betul bahwa sebenarnya Diana pasti merasa sakit hati dengan kata-kata Nina dan Lola.
Tapi Rania sangat mengenal Diana, dia selalu berhasil menyembunyikan perasaannya. Tanpa ada seorang pun yang dapat mengetahuinya.
Seketika itu juga Rania langsung teringat saat mereka masih berada di sekolah menengah atas, saat itu Rere yang juga teman dekat Rania dan Diana. Merasa cemburu, melihat kedekatan Diana dan isal. Diana yang saat itu sudah berstatus sebagai kekasih Candra, menganggap isal hanya sekedar teman saja.
Namun karena Rere sudah terhasut oleh kata-kata Nina dan Lola, akhirnya Rere pun menjadi sangat emosi. Saat itu Rere menghampiri Diana yang sedang duduk di kantin sekolah bersama Rania, Rendy, Candra, dan isal.
Tanpa basa-basi lagi, Rere langsung memaki Diana tanpa jeda. Rere mengungkapkan rasa cemburunya melihat kedekatan Diana dan isal, apalagi isal adalah kekasih Rere. Walaupun Rere tahu, bahwa Diana sudah menjalin hubungan dengan Candra.
Tapi tetap saja dia merasa tidak suka melihat kedekatan Diana dengan isal, terlebih lagi wajah Diana yang cantik, dan tubuhnya yang proporsional. Menambah kecemburuan dihati Rere, bahkan Rere juga menyiram segelas jus mangga kewajah Diana.
Sehingga membuat wajah Diana dan seragam yang Diana kenakan menjadi kotor, isal dan Candra berusaha menjauhkan mereka berdua.
Namun Diana dengan sikap tenangnya berkata, " Aku minta maaf, kalau memang kamu merasa cemburu melihat kedekatanku dengan kekasihmu itu. Tapi sungguh aku tidak berniat untuk merebut isal darimu, lagi pula aku sudah memiliki seorang kekasih yang sangat baik dan sangat mencintaiku Seperti ka Candra. Jadi kamu tidak perlu khawatir ataupun merasa takut. Karena aku tidak akan pernah mengambil apa yang bukan milikku, apalagi jika memang milikku lebih baik dari pada milik orang lain." Diana berbicara tanpa emosi, namun kata-katanya sangat mengandung makna.
sehingga membuat orang-orang yang mendengar kata-katanya barusan terpaku..
Kalau itu terjadi kepada Rania, mungkin Rania sudah menjambak rambut Rere. Walaupun Rere juga teman dekat mereka, tapi sikap Rere hari itu sudah sangat keterlaluan.
Setelah mengucapkan kata-katanya barusan, Diana meminta Rania untuk menemaninya ke toilet wanita. Karena ia harus membersihkan seragamnya, mencucinya dengan sedikit air.
Rania melihat tangan Diana sedikit gemetar saat ia ingin membuka keran air, Dan langsung memperhatikan wajah Diana dari cermin besar yang ada didepannya. Saat itu Diana mengedipkan matanya berkali-kali, sepertinya air matanya ingin menetes. Tapi dia menahannya, lalu ia mencuci wajahnya. Sehingga Rania tidak bisa membedakan air yang mengalir dari mata Diana, itu adalah air matanya. Atau itu memang air yang sudah membasahi wajahnya.
Rania merasa kagum kepada Diana, karena walaupun dalam situasi seperti ini. Diana masih saja bersikap tegar dan tenang dan dalam hatinya. Rania memaki Rere, "Dasar pecundang, berani-beraninya dia berbuat seperti itu kepada teman sendiri. Lihat saja jika ada kesempatan pasti aku akan membalasnya." Wajah Rania terlihat sangat emosi saat itu, dan ia pun mengepal tangan kanannya seolah-olah ingin memukul seseorang.
Tanpa Rania sadari, Diana memperhatikannya dari cermin. Diana tersenyum, " Serius banget kamu Nia, senyum dong. Ngga boleh pasang muka cemberut gitu, nanti cepet tua loh." Diana menggoda Rania.
Rania menaikan sebelah alisnya, "Bagaimana mungkin dia masih bisa tersenyum dan bahkan menggodaku dalam keadaan seperti ini?" Tanya Rania dalam hatinya...
"Sudah ngga usah dipikirin, aku ngga apa-apa ko. Cuma masalah kecil kaya gini, ngga perlu dibesar-besarin. Walau bagaimanapun juga, Rere adalah teman kita. Jadi ngga usah dipermasalahkan lagi." Lanjut Diana sambil tersenyum, wajahnya terlihat datar dan tidak menunjukkan adanya emosi.
"Iya tapi di, Rere sudah sangat keterlaluan. Didepan orang banyak, dia tega ngelakuin itu sama kamu. Aku sebagai teman dekat kamu, benar-benar ngga bisa terima di." Sahut Rania emosi.
"Sudahlah Nia, lagian ngga penting juga kalau kita balas. Yang ada nanti Rere malah semakin benci sama aku." Kata Diana.
"Iya sih, tapi kalau didiemin yang ada nanti Rere malah semakin kurang ajar sama kamu,di." Sahut Rania lagi.
"Insya Allah ngga Nia, aku percaya ko kalau nanti Rere bakalan sadar dan minta maaf dengan sendirinya." Ujar Diana.
Rania tidak lagi menjawab kata-kata Diana, karena Rania tau betul. Walaupun sebenarnya Diana sakit hati dengan sikap Rere, dia tidak akan pernah membalas perbuatan Rere.
Merasa tidak puas melihat ekspresi wajah dan sikap Diana yang masih biasa-biasa saja, membuat Nina menjadi emosi. Dan mengatakan apa sebenarnya yang ingin dia sampaikan kepada Diana..
"Sebenarnya kamu memang tidak sadar atau benar-benar tidak tau malu, Kami berdua sengaja mengejekmu. Supaya kamu tau, kalau kamu itu memang wanita yang sama sekali tidak berharga. Itulah sebabnya mengapa ka Candra meninggalkan kamu, tepat dihari pernikahan kalian. Sangat menyedihkan." kata Nina menghina Diana dengan tatapan sinisnya.
"Aku tidak meninggalkannya dihari pernikahan kami, Karena yang sebenarnya adalah. Kami sudah membicarakan tentang masalah ini, satu hari sebelum pernikahan kami." Ujar Candra yang tiba-tiba muncul dari arah samping dimana Diana sedang berdiri..
Semua tamu undangan merasa terkejut termasuk Diana, yang melihat kedatangan Candra secara tiba-tiba, karena rata-rata tamu-tamu itu adalah teman sekolah mereka.
Maka sudah pasti, mereka mendengar isu tentang pernikahan mereka yang batal tiga tahun lalu.
Selama ini yang mereka tahu, Candra telah meninggalkan Diana tepat dihari pernikahannya dengan Diana. Tapi pada kenyataannya sekarang, Candra datang dan membela Diana dari sikap Nina dan Lola yang sengaja ingin mempermalukan Diana.
"KA Candra!!!" Ujar Nina terkejut..
Candra sama sekali tidak menghiraukan kata-kata Nina, Diana terpaku melihat sosok laki-laki yang berdiri disampingnya. Dengan penuh kerinduan, "selama tiga tahun kita tidak bertemu, tiga tahun tanpa kabar, menghilang dari kehidupanku dan bahkan mungkin kamu sudah sangat membenciku. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba kamu muncul dihadapanku, bahkan kamu tidak memberitahuku, kapan kamu kembali. Apa sebenarnya maksudmu?" Ucap Diana dalam hatinya...