Demi menyambut kedatangan Mr Zayyed, Aksa dengan ditemani Daniel datang menyambut kedatangan Mr Zayyed di lobi hotel. Bukan hanya Aksa dan Daniel, mereka juga ditemani dengan beberapa direktur dan Manager dari Hotel Mahesa. Mereka membentuk barisan untuk menyambut kedatangan Mr Zayyed. Rupanya memang kedatangan Mr Zayyed seperti sedang menyambut seorang raja.
"Assalamualaikum Mr?" sapa Aksa kemudian memberi sambutan dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Mr Zayyed menyambutnya dengan ramah.
"Waalaikumsalam Aksa, terimakasih sudah bersusah payah menyambutku di sini," kata Mr Zayyed sambil melempar senyum ke semua orang.
"Ah biasa saja, ini sering dilakukan kami jika kami kedatangan tamu spesial," jawab Aksa sambil melempar senyum selebar mungkin.
"Hmm ... begitu ... ah sayang sekali," timpal Mr Zayyed sambil berjalan melangkah menuju pintu lift khusus.
"Sayang sekali kenapa Mr?" tanya Aksa merasa heran dengan ucapan Mr Zayyed. Aksa takut kalau ada sesuatu yang menganggu pikiran Mr Zayyed.
"Kau bukan lagi calon menantu..." Mr Zayyed nampak menyiratkan kekecewaan.
"Oh itu ...."
"Maafkan putri saya Arabella, dia memang tidak berniat untuk membatalkan pertunangannya begitu saja. Entah kenapa dia bisa merubah pikirannya untuk menikah denganmu."
Aksa hanya bisa tersenyum simpul. Arabella memang meminta pada Aksa, agar dia yang sendiri memutuskan pertunangan demi harga dirinya sebagai perempuan.
"Tidak apa-apa Mr, mungkin Arabella sudah menemukan lelaki yang lebih baik dari saya," kata Aksa berpura-pura dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa kau senang atau merasa bebas Aksa, setelah Arabella membatalkan pertunangan itu?" tanya Mr Zayyed.
"Bukan jodoh ... hanya itu yang bisa saya katakan pada Mr?" jawab Aksa.
Mr Zayyed menarik napas dalam-dalam seperti ingin menyesap semua kekeselannya.
"Mr ada yang ingin saya bicarakan dengan Mr ... bisakah Mr mampir ke ruangan kantor saya sebelum Anda beristirahat di kamar?" tanya Aksa.
"Oke, saya juga ada yang ingin dibicarakan denganmu," timpal Mr Zayyed.
Kemudian mereka menuju lantai teratas, di mana ruangan kantor Aksa berada. Daniel pun tetap mengekor di belakang Aksa dan Mr Zayyed. Daniel sudah menyiapkan beberapa dokumen berkas yang sudah dia siapkan dengan Aksa sebelumnya. Ditambah beberapa dokumen saham peninggalan Aksa yang sudah disiapkan oleh Pak William untuk keperluan Aksa mengembalikan investasi Mr Zayyed.
Mr Zayyed kemudian duduk di sofa di ruangan kantor Aksa. Dirinya ditemani dengan Mr Faiz kali ini, salah satu orang kepercayaan Mr Zayyed juga.
"Sepertinya memang ada sesuatu yang telah kamu siapkan Aksa," ucap Mr Zayyed sudah menangkap gerak-gerik Aksa dan Daniel.
"Iya benar Mr, saya ingin membicarakan soal investasi Mr yang diberikan untuk Hotel Mahesa, karena dulu memang Hotel Mahesa sudah berhutang budi pada Mr, kalau tidak ada bantuan dari Mr mungkin Hotel Mahesa tidak akan seperti ini," kata Aksa.
"Hmmm ... aku sudah menduga ini sebelumnya. Mungkinkah kamu akan mengembalikan investasi itu?" tanya Mr Zayyed.
"Iya ... ternyata selama ini Hotel Mahesa mempunyai aset lain yang cukup untuk mengganti nilai investasi Mr," jawab Aksa.
"Bisakah aku tetap menyimpan investasi itu di sini?| tanya Mr Zayyed membuat Aksa kaget.
"Ini tanpa syarat, aku akan menyimpan investasi itu di sini. Dan saham yang kau punya itu, kau bisa membuat Hotel Mahesa lebih banyak lagi. Bukankah baru dua cabang?" tanya Mr Zayyed.
"M-maksud Mr?" tanya Aksa yang tidak menyangka kalau Mr Zayyed ingin tetap menyimpan investasinya untuk Hotel Mahesa.
"Kalau kemarin mungkin aku sedikit keterlaluan dengan meminta syarat kau menikahi Arabella, kalau sekarang tidak ada syarat-syarat seperti itu lagi. Apa kau tidak keberatan?" tanya Mr Zayyed penuh dengan nada penyesalan.
Sungguh di luar dugaan. Mr Zayyed ingin menyimpan uangnya untuk modal lagi di Hotel Mahesa. Apakah Mr Zayyed merasa sayang kalau tidak menggunakan uangnya untuk investasi di Hotel Mahesa.
"Aku percayakan uangku di Hotel Mahesa, aku yakin Hotel Mahesa akan jauh lebih maju dan baik lagi di masa yang akan datang," sambung Mr Zayyed tentu saja membuat Aksa harus menepuk pipinya beberapa kali. Apakah dia salah dengar.
"Sebenarnya aku ingin bicara jujur padamu dari dulu, kalau ibunya Arabella memaksaku untuk bisa membuat Arabella menikah denganmu. Kalau tidak dikabulkan, dia mengancam akan minta cerai," curhat colongan Mr Zayyed.
"Lantas, Mr tidak mau bercerai dengan ibunya Arabella dan lebih memilih membuat aku mau tidak mau harus menerima persyaratan investasi itu?" tanya Aksa.
"Kalau aku sampai bercerai dengannya, bisa repot ..." Jawab Mr Zayyed disusul tawa. Terlihat amat jelas, kalau rupanya Mr Zayyed pengecut.
"Ternyata meskipun terlihat garang, rupanya dia masuk ke dalam ikatan suami takut istri," batin Aksa sambil tersenyum kecut.
"Jadi bagaimana ini Pak, saya sudah siapkan segala berkas untuk pengembalian dana investasi?" tanya Daniel sudah siap-siap membawa dokumen berkasnya.
Aksa terlihat bingung untuk mengambil keputusan. Haruskah dia menerima dana investasi Mr Zayyed lagi dan menggunakannya untuk membuka beberapa cabang lagi di kota-kota besar Indonesia. Godaan dan tawaran yang tidak mungkin datang dua kali.
"Kenapa kau terlihat ragu Aksa, kan sudah saya bilang, dana itu tidak ada syaratnya. Hanya saja mungkin dari hasil investasi itu keuntungannya kau atur saja sama seperti yang kemarin," sambung Mr Zayyed.
"Masalahnya Mr, ini terlalu mendadak, dan saya merasa kalau Mr Zayyed terlalu berbaik hati."
"Kau buat saja perjanjian investasi yang baru, tuliskan kalau dana itu tidak ada syarat apapun!" ucap Mr Zayyed pada Daniel, sekretarisnya Aksa.
"Bagaimana Pak?" tanya Daniel pada Aksa yang belum mengatakan keputusan apa-apa. Dia masih berpikir dan mempertimbangkan segala sesuatunya.
"Baiklah kalau begitu, Aksa terima dana itu untuk pembangunan cabang Hotel Mahesa di kota lain." jawab Aksa pada akhirnya.
Mr Zayyed merasa puas dengan jawaban Aksa. Dia pun segera berdiri dan meminta Faiz, orang kepercayaaannya itu untuk mengantarnya ke kamar, karena dia ingin segera beristirahat.
Aksa kemudian mengucapkan terima kasih dengan kebaikan Mr Zayyed. Aksa pun ikut turut mengantar Mr Zayyed menuju kamar yang spesial disiapkan untuknya. Tak hentinya Mr Zaayed memuji Aksa yang sekarang jauh lebih profesional dibanding Aksa lima tahun yang lalu.
Aksa tidak percaya kalau sekarang dia merasa tenang dan bebas. Masalah investasi yang sudah mendapat solusi. Dan Arabella yang kini sudah terhempas. Sekarang tinggal dia akan mengajak Hana untuk menikah. Dia akan segera menjemput Hana dan menikahinya secara resmi.
Mr Zayyed diantar sampai depan pintu kamarnya. Dia terlihat cukup tenang. Aksa kenudian sempat mengucapkan selamat beristirahat padanya. Mr Zayyed pun masuk ke dalam kamar.
*** **** ****
Silahkan tinggalkan jejak dan komen.Vote Power Stone yang banyak juga ya! Jangan lupa juga untuk membaca Rahasia Putri Vanetta.