Silakan siapkan untuk poin untuk vote novel ini ya !!!
Kalau enggak nanti kena sweeping Bang Gor.
Hehehehehe
===== *** =============
Daniel sudah stand by dan nangkring di depan rumah Aksa dengan tunggangan barunya. Sebagai ucapan terimakasih atas kedermawanan bosnya. Daniel pagi itu secara khusus membuatkan sarapan spesial untuk Aksa.
Aksa yang baru saja selesai shalat sunah Dhuha dan masih memakai koko dan sarung melihat Daniel sudah berada di depan rumahnya dengan wajah yang sumringah. Sepertinya efek kejutan hadiah dari Aksa masih tersisa sampai pagi ini.
"Tumben kamu, udah datang," kata Aksa kemudian membukakan pintu rumahnya.
"Iya dong Pak. Saya bawakan nasi goreng spesial untuk Bapak, ini buatan Chef Daniel ," kata Daniel menunjukkan sebuah bungkusan plastik.
"Masuk, wah sering-sering aja kamu bawakan sarapan kayak gini!" kata Aksa sambil menerima bungkusan itu.
Daniel kemudian masuk ke dalam rumah Aksa. Daniel kemudian menghempaskan tubuhnya di sofa dan buru-buru menutup hidungnya ketika di sana dia mellihat segelas susu hangat Aksa. Buru-buru Aksa kemudian mengambil susu itu dan menjauhkannya dari jangkauan penciuman Daniel yang sedang sensitif itu.
"Ngidam loe masih parah Niel, kamu harus buru-buru nikah sama Intan, aku jadi penasaran kalau kalian menikah. Apa kamu masih ngidam atau enggak?" ucap Aksa.
"Saya udah rencana mau bertemu papanya Intan sore ini," kata Daniel mantap.
"Serius kamu Niel?" tanya Aksa tak percaya.
"Ya iya dong Pak. Kan saran Bapak seperti itu!" sahut Daniel.
"Bagus, kamu memang seorang yang gentleman,"puji Aksa.
"Berkat Bapak." Daniel pun memuji bosnya itu yang sudah memberinya motivasi.
"Aku akan membantumu, tenang saja Niel."
Aksa kemudian membuka bungkusan nasi goreng yang dibawa Daniel. Dengan lahap dia pun kemudian menyantap nasi goreng buatan Daniel itu. Daniel melihat cara Aksa yang makan nasi gorengnya dengan lahap.
"Kasihan," gumam Daniel.
"Apaan?" tanya Aksa yang juga mendengar gumaman Daniel itu.
"Eh Bapak denger juga ternyata," sahut Daniel memukul-mukul mulutnya yang ceriwis.
"Kasihan apa maksudnya?" tanya Aksa sambil terus mengunyah.
"I-itu, Bapak kasihan punya istri tapi kayak duda, tidak terurus ... oppps!" kata Daniel keceplosan.
"Maksudmu gara-gara enggak ada yang masakin aku?"tanya Aksa.
"Ya itu maksudnya, harusnya kan ada yang nyiapin sarapan buat Bapak." Daniel cengengesan.
"Hhaaha, ada Hana juga di rumah, dia enggak bisa masak, jadi sama aja."
"Kasihan, kalau begitu Bapak pasti kekurangan gizi."
Aksa kemudian meminum air di gelas sebelum dia kembali menjawab.
"Kalau masalah masakan istri, itu tidak menjadi penting buatku Niel. Yang penting istri itu ada di setiap malam buat dipeluk. Ada setiap pagi untuk dicium sebelum kerja. Ada setiap hari nemenin di rumah. Itu adalah gizi yang cukup. Kalau cuma dimasakin aja mah, mending nikahnya sama seorang chef aja," timpal Aksa.
"Ya sama aja Pak, yang Bapak omongin juga enggak ada. Tiap malem Bapak paling meluk guling, tiap pagi paling Bapak nyiumin foto Hana doang. Tiap hari Bapak palingan sama saya. Jadi bener kasihan deh. Hehehe."
"Bener, saya jadi bosan ketemu pedang melulu," jawab Aksa ngakak.
"Ishh ... mulai lagi deh errornya, jangan bikin jijay dong!" protes Daniel yang sensi sekali.
Aksa hanya tertawa sambil beranjak meninggalkan Daniel menuju lantai atas untuk berganti pakaian untuk berangkat kerja. Daniel pun juga beranjak berjalan menuju ke luar rumah. Dia akan menunggu Aksa di dalam mobil. Meskipun Aksa sudah memberikan mobil itu untuknya. Daniel akan bawa itu untuk berangkat menjemput dan mengantar pulang bosnya itu. Membiarkan mobil Aksa teronggok di garasi rumahnya.
Setelah menunggu beberapa lama, Aksa akhirnya keluar juga dengan sudah berpakaian rapi. Wajahnya semakin bersinar dan tampan dengan setelan jasnya yang berwarna biru tua. Sigap Daniel kemudian membukakan pintu mobilnya untuk Aksa. Sambil tersenyum mesem Aksa masuk ke dalam mobil. Dia merasa Daniel sepertinya sedang menunjukkan kesetiaanya pada Aksa.
"Niel, kita mampir dulu ke rumah Kakak Iparku ya!" pinta Aksa.
"Siap Pak, mau ke Ancol juga saya anterin," jawab Daniel lebay.
"Hati-hati bawa Si Mulusnya, soalnya masih sayang kalau sudah dibawa ngebut, pelan aja ya, nanti takutnya Neng Intan nya belum naik dia udah masuk bengkel duluan!" kata Aksa menggoda Daniel.
"Ah Bapak bisa saja, jangan bikin aku baper dong Pak, aku jadi ngebayangi Intan di mobil ini aja," sahut Aksa.
"Awas kamu, jangan-jangan kamu nanti grepe grepe aku karena bayangin aku jadi Intan di sini!" kata Aksa sambil meyilangkan kedua tangannya di dada.
"Ngaco."
Daniel kemudian melajukan mobilnya menuju arah rumah kakak iparnya Aksa.
*** *** *** ***
Di depan rumah Bang Agung, mobil Daniel terparkir cantik di sana. Kedatangan Aksa dengan Daniel disambut sukacita oleh Shanum.
"Om Aksaaa .... udah lama enggak ke sini lagi," kata Shanum menarik tangan Aksa untuk masuk ke rumah.
"Om ... itu siapa, ganteng banget kayak Oppa-Oppa Drakor di TV yang suka Mama tonton seharian," kata Shanum tanpa ada satu kata pun yang cadel.
Daniel kemudian menepuk wajahnya yang disebut ganteng oleh Shanum. Hidungnya terlihat mengembang dari biasanya karena pujian Shanum itu.
"Ganteng dari mana sih Shanum, gantengan juga Om Aksa," timpal Aksa sambil mencibir ke arah Daniel yang sedang kesenengan di sebut kayak Oppa Drakor.
"Ayo Om masuk, Shanum panggilin Papa."Shanum kemudian berlari masuk ke dalam.
"Jangan seneng dulu dipuji Shanum, jangan-jangan yang dimaksud Shanum itu Oppa nya Upin Ipin,"kata Aksa gemas melihat Daniel yang senyum-senyum enggak jelas.
"Eh loe Tung, dah lama banget kamu enggak mampir," Bang Agung datang yang sudah gagah memakai seragam. Sepertinya hendak berangkat dinas. Sementara Daniel yang heran, kakak iparnya bos memanggil bosnya dengan sebuatan Tung. Dia belum tahu.
"Iya Bang, maaf, aku sibuk banget akhir-akhir ini," jawab Aksa kemudian duduk di kursi depan teras rumah.
"Sama siapa kamu Tung?" tanya Bang Agung.
"Sama sekretarisku Bang, kenalin namanya Daniel Chan."
"Halo Bang Gor, saya Daniel Chan," kata Daniel memperkenalkan diri. Aksa melotot ke arah Daniel yang berani memanggil nama Agung dengan Bang Gor. Pasti si Kudaniel bakal disemprot habis sama Bang Agung, secara dia kan paling tidak suka orang asing yang ikutan memanggilnya panggilan spesial itu.
"Halo, Agung Caesar. Jadi kamu asistennya si Lutung?" tanya Bang Agung.
"Lutung ... ppfffhhh ... ppppfhhhfhh." Daniel tertawa tapi tertahan.
Aksa langsung melotot ke arah Daniel yang baru saja menertawakannya. Daniel mungkin baru pertama kalinya mendengar bosnya dipanggil dengan sebutan jenis primata itu.
"Oh ...jadi ....pfffhhh ... waktu itu ... pppfhh ... Bapak malam-malam nyuruh aku buat nyari perbedaann Lut .... babfafafhfafa ...." Aksa langsung membungkam mulut comel Daniel itu dengan tangannya yang hampir saja membongkar rahasianya. Kalau dulu dia pernah mencari jawaban dengan dibantu Daniel. Sekarang si Kudaniel malah hendak membongkar itu.
"Apaan sih?" tanya Agung yang heran melihat keduanya itu.
"Mamaaa ... bawaian kopi tigaa yaaaa!" teriak Agung.
Beberapa lama kemudian Mbak Merry nongol membawa tiga cangkir kopi.
"Eh ada kamu Aksa, sudah lama enggak ke sini!"
"Pagi Mbak Merry," sapa Aksa.
"Sayang, terimakasih ya sudah membuatkan kopi untuk Papa!" kata Agung lebay. Seolah ingin membuat dua insan di depannya iri.
"Iya Papa sayang, sama-sama!" kata Merry terus berlalu menuju dapur.
Aksa dan Daniel hanya bisa mengusap dada melihat pemandangan suami istri itu.
"O-ya ada apa kamu datang sepagi ini ke sini? Pasti ada yang penting?" tanya Agung yang kuat instingnya. Lalu dia menghirup aroma kopinya sejenak.
"Abang tahu aja nih," kata Aksa.
"Woyadong, aku sudah mencium aroma yang penting."Kata Agung kemudian menyeruput kopinya yang wangi.
"Bang ... aku akan menikahi Hana secara resmi secepatnya !" kata Aksa.
"PPpfhhhh ," Agung menyemburkan kopi panasnya ketika mendengar pernyataan Aksa. Sangat kaget mendengarnya.
=== Catatan Author ===
Hai para pembaca yang baik jangan lupa untuk memberikan dukungan dan vote untuk The Remarriage. Pengumuman [Maaf mungkin dalam beberapa ke bab ke depan. Bab akan dikunci, tapi pembaca bisa membeca gratis dengan FP memberikan Power Stone agar bisa pakai voucher buku].
Jangan lupa juga untuk membaca karya Author yang lain yang berjudul " Rahasia Putri Vanetta".