Aksara berdiri menatap liang lahat yang terbuka lebar. Pakdhe Annas, Mas Yudhis dan Mas Abim sudah bersiap di sana hendak memakamkan abah.
Ibuk berada dalam rangkulan Arjuna, masih menangis tersedu sedu belum bisa merelakan abah begitu saja.
Mas Yudhis mati matian menahan tangis, berbeda dengan Mas Abim yang lagi lagi masih bersikap tenang.
Di samping Aksara, Nathalie memeluk pinggang pemuda itu, memberi kekuatan tak kasat mata berniat menghibur, "Abah udah tenang Sa,"
Aksara mengangguk. Ia tidak lagi menangis. Namun belum juga dapat mengikhlaskan karena baginya ini masihlah sebuah mimpi terburuk di hidupnya.
"Abah pasti udah bahagia," Aksara kembali meyakinkan diri sendiri.