"Buk Ma," Mas Abim turun dari lantai dua, melangkah melalui tangga dengan masih berkutat dengan ponselnya, "Kayanya Abim tau kenapa mereka tiba tiba udah sampe rumah deh,"
"Kenapa?" tanya Ibuk, beliau kemudian sedikit melotot, "Kalo turun tangga di lihat jalannya jangan hapenya. Tuman banget udah gede di bilangin. Nanti kalo jatuh terus ngeglundung gimana hah?" omel ibuk dengan wajah kesal yang amat ketara.
Mas Abim hanya melemparkan cengieran lebarnya sebagau balasan, pemuda itu kemudian segera menunjukkan ponselnya kepada ibuk dan mama, "Tuh. Ada kerusuhan. Hotel tempat mereka kena bom sama musuh orang yang punya hotel itu. Nah yang punya hotel ini ternyata papanya Raka. Jadi yang nyerah itu musuhnya papanya Raka," jelasnya dengan raut serius, "Berarti mereka pulang itu gara gara ada penyerangan di hotel itu.