"Kenapa kau masih diam saja di sini, Fuyuki? Bukankah kau juga ingin cepat-cepat untuk melihat Mawaru?" tanya Gen untuk memastikan. Fuyuki tidak sedang berkata dalam hatinya, dan dia memandangi sang pelaku itu dengan tatapan serius tanpa berkedip sedikit pun.
Dia kemudian bersedekap setelah memakaikan mantel musim dinginnya untuk menutupi tubuhnya yang terasa dingin.
"Tidak ada, hanya saja ...."
"Ng?"
"Hanya saja aku tidak mau hal yang seperti ini terulang lagi. Aku tahu, suatu saat nanti orang-orang yang berada di dekatku akan menghilang tapi, aku tidak ingin mereka pergi dengan cepat."
"Dan ..., aku belum memiliki keberanian untuk melihat anakmu. Aku bingung ingin memberikan kado seperti apa untuknya ...."
Fuyuki mengatakannya dengan begitu murung saat memikirkan orang-orang yang berada dekat dengannya perlahan pergi dari dari sisinya.
Gen juga sedikit paham bagaimana perasaan Fuyuki saat ini, sebagai orang yang sama-sama pernah kehilangan orang-orang terdekat.