Chereads / GRAFFITI AREA / Chapter 26 - End of Orientation

Chapter 26 - End of Orientation

7 April 2012, Langit cerah. Kelembapan udara yang meresap ke pori-pori kulit mulai memancarkan kehangatan musim semi. Ini adalah hari ke-5 bersekolah setelah upacara penerimaan murid baru pada tanggal 2 April 2012.

Kali ini, Fuyuki memantapkan diri untuk berangkat pagi-pagi.

"Ohayou~" Hiyori yang baru bangun yang masih bermalas-malasan berjalan dengan sangat pelan layaknya orang terseret.

"Ohayou Hiyorin." Mawaru tengah memasak untuk mereka berdua.

"Eh Master udah siap." Hiyori terkejut melihat Fuyuki yang sudah mengenakan seragam rapi.

"Ya, begitulah." Seperti biasa dia membaca koran harian dengan minum teh-

Ah! Kali ini dia minum susu.

"Hee~" Hiyori melihat dengan malasnya, kemudian ia segera menuju kamar mandi untuk cuci muka.

Sementara Mawaru memasak dan juga menyiapkan bento.

....

"Lalu, kapan pertemuanmu?" tanya Mawaru pada Fuyuki mengenai janji ketemuannya dengan kepala sekolah.

"Ah, sebentar lagi." Dia melihat arlojinya yang hampir menunjukkan pukul 7 tepat.

"Bisakah kau menyiapkan sarapan lebih cepat?" pinta Fuyuki pada Mawaru, dengan skill memasaknya yang terbilang kentang (masaknya juga masak kentang tumis)

"E-eh, sebentar lagi."

"Baiklah."

Setelah Fuyuki makan dengan lahapnya dia berangkat ke sekolah duluan.

"Hati-hati." Kata Mawaru sambil melambaikan tangan di depan rumah menyambut kepergiannya.

"Ya."

....

Kemarin, di malam hari ....

Kei bilang ingin mengenalkan Fuyuki pada seseorang. Ini adalah usaha Kei untuk menobatkan Fuyuki sebagai ketua OSIS. Karena sebelumnya, Kei memilih Fuyuki sebagai ketua OSIS karena ada maksud lain, yaitu membawa kembali kepala sekolah dan menyelamatkan Akita.

Apa setelah memenuhi permintaan Kei, Fuyuki berniat untuk mundur dari jabatannya?

****

Orang yang akan Kei kenalkan adalah ....

[Miura Shuji, 17 tahun] "Ng ... siapa orang ini?" Kata orang yang sudah ada diruang kepala sekolah menyapa Fuyuki yang baru datang membuka pintu.

"Dia adalah murid kelas 1, dia adalah anak yang populer itu loh."

"Oh jadi dia orangnya."

"A-ah, yoroshiku." Kata Fuyuki yang tetiba membungkuk karena menghormati senpainya.

"Yo-yoroshiku." Kata senpai yang ikut membungkuk memperkenalkan dirinya.

Mereka kembali berbincang-bincang.

"Hiyaaaa~ tadinya aku diminta untuk jadi ketua OSIS, aku sempat menolak." Kata Miura yang berbicara dengan Fuyuki dan Kei.

"Jadi seperti yang kujelaskan tadi, aku akan menunjuk Fuyuki sebagai ketua OSIS." Kata Kei dengan optimis.

"O-oi! Aku kan belum setuju." Fuyuki ingin sekali menolak karena ini permintaan merepotkan, tapi dia tidak bisa mengabaikan seseorang yang meminta bantuannya.

Kei sudah menjelaskan kepada Fuyuki bahwa Miura ini masih sahabat Akita. Dia dekat dengan Akita sejak kelas 2 SMA. Semenjak Akita sakit, jabatan OSIS digantikan oleh ketua OSIS sebelumnya dan wakil ketua OSIS adalah Miura ini.

Kei juga sudah menjelaskan pada Miura bahwa Fuyuki ini selain menjadi ketua OSIS, dia adalah pengguna kekuatan spiritual tingkat tinggi. Fuyuki dipilih karena populer, namun karena dia memiliki batas kemampuan dalam tubuhnya, Miura berusaha membantunya.

"E-eto, apa tidak apa-apa mengajak seseorang yang bukan pengguna kekuatan spiritual?" kata Fuyuki sambil memikirkan nasib Miura yang kemungkinan jadi sasaran empuk penyihir berikutnya.

"Hmm, kurasa dia tidak apa-apa. Miura-kun hanyalah teman dekat Akita."

"Hm ...." Fuyuki menggugam dan melihat dengan rasa penuh ragu pada Miura-senpai. "Baiklah, itu tanggung jawabmu." Kata Fuyuki yang nadanya sedikit kekanak-kanakan.

"Ahahaha~" Miura tertawa kecil menanggapi perkataan mereka.

"Ya, ya, itu tanggung jawabku." Kei menanggapinya dengan nada sedikit tidak niat.

....

Kei kemudian berdiri, Fuyuki dan Miura menghadap di depannya. Kei menepuk pundak mereka berdua dan berkata, "Aku serahkan pada kalian."

"Baik!" mereka menjawabnya bersamaan.

"A-ano," sebelum keluar ruangan Fuyuki ingin menanyakan sesuatu. "Apa tidak ada kandidat lain selain kami?"

"Hmm, ada dua kandidat." Kata Kei sambil mencari berkas di mejanya .... 'Pengajuan Ketua OSIS'

"Tapi, satu kandidat ini mengundurkan diri." Jelas Kei sambil menunjukkan berkasnya.

"Berarti saingan kita ada satu ya?" tanya Miura.

"Iya."

"Saingan?" pikir Fuyuki.

"Apa kedua kandidat itu mengetahui masalah ini?" tanya Fuyuki dengan Serius.

"Mereka tidak tahu apa pun." Jawab Kei dengan sejujurnya.

"Oh begitu ya."

....

Kemudian Miura menunjukkan Fuyuki ruangan ketua OSIS. Miura juga menjelaskan tugas-tugas yang dilakukan OSIS. Di sana juga terpampang daftar anggota lama OSIS.

"Apa ini anggota sebelumnya?"

"Ya. Mereka kemarin anak-anak kelas satu, sebut saja mereka masih anggota tetap." Terang Miura pada Fuyuki.

"Oh shouka (begitu ya)." Jadi yang diganti hanya ketuanya saja.

"Kalau tidak keberat an, mau kah kamu ku kenalkan dengan Akita?"

"Hm ... tidak masalah juga sih."

"Bagaimana jika hari minggu besok?"

"Baiklah."

Fuyuki membuat kesepakatan untuk mengunjungi rumah Akita bersama Miura.

....

Keesokan harinya ....

Di rumah Akita sepi, tidak ada siapa pun.

Kata ibu-ibu yang menjadi tetangganya, dia bilang Akita sudah di opname di rumah sakit.

Rumah sakit tempat Hana di rawat juga.

Kondisinya sangat memprihatinkan.

Dia tergeletak lumpuh tak sadarkan diri layaknya orang koma.

....

"Adakah cara untuk membuatnya jadi lebih baik?" pikirnya ....

****

Fuyuki termenung murung memikirkan semua yang terjadi itu.

"Pada akhirnya ..., kita akan kehilangan orang-orang yang tersayang." Gumam Fuyuki yang tengah duduk termenung sendirian di ruang utama.

"Kenapa Master?" kata Hiyori yang kemudian menghampirinya dengan membawa smartphonenya (Hiyori sering main game di waktu senggang).

"Betsu ni (Tidak ada yang kupikirkan)."

"Hee~"

"...."

Kita tidak tahu apa yang menanti kita di masa depan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Meskipun kita hidup denga tenang, kekacauan juga dapat terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa kita sadari. Baik itu kekacauan disengaja atau bukan, kita harus menyelesaikannya.

Kita para RAIZU memiliki tugas untuk melindungi kedamaian dari semua kekacauan di dunia ini. Sekalipun itu harus mempertaruhkan nyawa kami semua untuk melindungi para umat manusia.

Terlebih lagi, permintaan dari orang-orang tertentu…

"Yamada-san ya?" pikirnya ....

"Kira-kira ada apa Yamada-san sampai berharap sekali padaku?"

"Ayah .…"

"Apa yang harus kulakukan? Mengapa kau menyuruhku untuk masuk SMA ini dan berusaha keras?"

Fuyuki masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Kira-kira apa yang menunggunya di masa depan nanti? Bisakah dia menemukan penyebab kematian ayahnya? Dan mampukah dia menjadi pemimpin yang baik di perusahaannya?

Fuyuki masih belum menemukan jawaban yang pasti.

Tapi, dalam dirinya ....

Ia akan berusaha keras membantu orang lain.

"Nee Hiyori, setelah kamu menteleportasi Madara kemarin ... kenapa tidak langsung ke tempat Mawaru ... bukannya itu tidak seperti yang ia rencanakan?"

"Itu karena ...." Hiyori punya alasan tersendiri, dia sebenarnya sangat membenci penyihir begitu tahu Mawaru adalah setengah penyihir.

"Ya, mungkin kau punya alasan tersendiri untuk tidak menjelaskannya."

"Be-begitulah." Tapi dalam hatinya, Hiyori tidak sepenuhnya menolak keberadaan Mawaru karena sahabatnya.

"...."

"Hehehe~ karena aku agak jengkel ketika dengannya." Hiyori membuat senyum palsu untuk menutupi ekspresinya yang sebenarnya sedih memikirkannya.

Fuyuki tersenyum tipis menanggapinya.

Dalam hati fuyuki "Aku tahu, mungkin cukup sulit berbohong dihadapan Mawaru."

"...."

Kemudian, ketika akan tidur Fuyuki teringat sesuatu ....

Jaket yang dibelikan di Mawaru di Tennouji itu ... bukannya teringat jaket tapi, orang yang memberikan kardus itu.

"Are ...! Itu kan, Madara!" Pikirnya, dari perawakan dan gelagatnya, anak laki-laki bertopi dan bertubuh kekar di stasiun JR Tennouji.

Berarti, kita sudah bertemu kembali sebelum dia menemuiku di sekolah.

"Aku tidak menyadarinya ...."

"...."

****

"Ah, sudahlah tidur aja! Capek!" lelah memikirkan banyak masalah yang dihadapi tidak kunjung kelar.

....

Sejauh ini Fuyuki dan teman-temannya sudah bertemu dengan banyak orang. Kemungkinan besar, akan banyak orang yang menyebabkan kekacauan dalam hidupnya. Meski hanya ada beberapa alasan mengapa seseorang masih mau menjalankan kehidupan ini? Manusia akan selalu berharap dalam lubuk hatinya melalui pertemuan-pertemuan kecil yang dilalui dalam hidupnya ....

—Semoga kedamaian di dunia ini berjalan sedikit lebih lama—