Cuplikan volume sebelumnya: Di awali oleh Fuyuki Matsuda 16 tahun, pengguna spiritual yang bersekolah di SMA Abeno. Dia bersekolah bersama dengan teman pengguna spiritualnya yang lain bernama Hiyori Fujisaki dan Mawaru Yoshioka. Sekarang mereka berdua tinggal bersama di rumah Matsuda.
Hiyori datang ke rumah Matsuda sebulan sebelum Mawaru. Kedatangan Mawaru ke Osaka mengalami banyak masalah dengan roh jahat. Bahkan di saat berada di pusat perbelanjaan di Tennouji sebelumnya membuat pertarungan cukup genting.
Madara yang mengetahui Fuyuki adalah pengguna spiritual, memintanya untuk berkelahi dengan sekelompok Doergeia. Tetapi dengan strategi yang di atur oleh Mawaru, kini Madara tidak usah repot-repot untuk berkelahi melawan mereka. Dorgeia akhirnya sadar kalau kekuatan tidak gunakan untuk kekerasan tetapi untuk membantu orang lain yang lemah.
Belum sebulan berada di sekolah, Fuyuki ditunjuk sebagai ketua OSIS.
"Cih menyebalkan." Begitulah pikirnya ... lagi-lagi terlibat hal yang merepotkan.
Kali ini bagaimana cerita "GRAFFITI AREA" ini akan berlanjut?
****
9 April 2012, ini sudah seminggu sejak hari pertama masuk SMA Abeno.
Sebelum berangkat sekolah, Hiyori mengenakan jaket musim semi yang diberikan oleh Mawaru. Ketika melihatnya, dalam hatinya Mawaru sungguh bahagia. Matanya berkaca-kaca penuh haru dan ekspresi bahagianya yang terukir di wajahnya kali ini tak bisa di sembunyikan. Bahkan pipinya yang memerah karena tersipu oleh ketampanan wajah Hiyori.
"Sungguh musim semi yang indah." Gumam Hiyori sambil merapikan dasinya.
"KYAAAAAH!!!" Dalam hati Mawaru, "Aku ingin sekali memfotonya di bawah pohon sekolah."
Musim semi yang penuh cinta ....
Sementara itu, Fuyuki yang keluar kamar ... dia sama sekali tidak mengenakan jaket atau cardingan apa pun.
Melihat jaket yang dikenakan Hiyori itu, sesaat Fuyuki memasang muka kaku dan terlihat oleh mereka berdua. Fuyuki segera memalingkan pandangan.
Kemudian mereka berangkat bersama ....
Hingga sampai di depan ruang kelas, Fuyuki menghela napas lelah ... "Syukurlah, dia (Mawaru) tidak menanyakan jaket itu." Pikirnya sambil menatap kosong ke arah jendela.
....
Seminggu yang lalu, di hari Upacara Penerimaan murid baru.
Seseorang di depan gerbang meminta Fuyuki untuk mengizinkan anaknya.
*Ilustrasi waktu itu:
Itu adalah hari di mana Fuyuki mengenakan jaket yang diberikan oleh Mawaru untuk pertama kalinya. Fuyuki di minta oleh Kei Yamada (kepala sekolah) untuk mengisi pidato perwakilan murid baru karena ia memiliki rangking tertinggi. Tapi, ia gagal untuk bertemu dengan Kei karena ada hal yang mendesak.
Ada seorang wanita berumur sekitar 40 tahunan. Dia tengah mondar-mandir di depan gedung sekolah membawa sepucuk surat. Kemudian Fuyuki yang melihatnya dari kejauhan, berjalan menghampirinya ....
"Ada apa bu?" tanyanya sambil memperhatikan muka cemas ibu itu.
Dia terlihat gugup gemetaran anaknya tidak bisa datang pada Upacara penerimaan. "A-anu ini ...." Dia menyodorkan sepucuk surat pada Fuyuki.
"Eh? Apa ini?" Fuyuki belum bisa menerima surat yang disodorkan di depannya.
"Bi-bisakah kau menyerahkannya kepada kepala sekolah?"
"Oh, iya, boleh, silakan. Kebetulan saya ada janji temu dengannya."
"Eh, apa kamu siswa sini?"
Fuyuki tersenyum lembut melihat seorang wanita itu yang menatapnya dengan gugup, "Mungkin aku terlalu dingin," dalam hatinya ... "tapi, dengan tersenyum mungkin aku bisa menenangkan hatinya." Pikirnya, sambil menjawab pertanyaan ibu itu "Ya."
Kemudian Fuyuki menerima sepucuk suratnya itu.
Tangan mereka bersentuhan, tapi ....
Dalam hati Fuyuki "Eh dingin," yang menyentuh tangannya itu.
Beberapa saat kemudian ... sembari mobil dengan laju kecepatan 5km/jam (lumayan pelan lah ya) dari arah barat itu berhenti tepat di depan gerbang, seseorang itu terjatuh dan pingsan.
"Oi oi oi ... kau tidak apa-apa?" Fuyuki memegang tangannya dan memeriksa denyut nadinya. "Sangat lemah," gumamnya ... "Sepertinya dia kena anemia." Dia memakai pakaian yang tipis di udara yang cukup dingin ini (meskipun baru saja memasuki musim semi).
Secara reflek Fuyuki memakaikan jaket yang di kenakannya kepadanya. Dia ingin membopongnya ke rumah sakit.
Tapi, seorang gadis belia turun dari mobil yang berhenti di depan gerbang sekolah itu.
"Ketua ...." Ucap pelan gadis belia yang mengenakan seragam SMA Abeno.
"Kau ...!"
Sepertinya Fuyuki dan gadis itu saling kenal. Tanpa pikir panjang Fuyuki yang membopongnya dan memasukkan ke mobil itu. Kemudian mereka membawanya ke rumah sakit terdekat.
[Nishinaka Medical Association] Letaknya di Matsumushi-dori, distrik Hannanchou.
Fuyuki segera mengabari kei lewat telepon kalau dia dan salah seorang murid di sana ada di rumah sakit. Namun, sebelum itu ... sudah ada beberapa panggilan masuk dari Kei di ponsel Fuyuki dalam perjalanan.
Fuyuki membukanya "Eh?" tiga panggilan tak terjawab.
"Tuan muda, kau ada di mana?"
"Aku? Oh di rumah sakit ..., klinik Nishinaka—"
"APAAAAA!?" Kei terkejut mendengar Fuyuki ada di rumah sakit, dia mengira Fuyuki yang sakit.
"Oi oi tunggu dulu," Fuyuki berkata dengan nada datarnya. "Aku kemari hanya mengantarkan seseorang yang pingsan."
"Oh, kukira Anda yang sakit."
"Tidak kok."
"...."
"Maaf aku tidak bisa datang ke upacara sekarang." Fuyuki mengatakannya dengan rasa sedih.
"Ya, tak apa."
Gadis yang tadinya mengantarkan dengan mobilnya itu menghampiri Fuyuki yang sedang bertelepon. Rupanya Fuyuki menyudahi teleponnya, dan dia berkata ... "Pergilah! Aku akan menunggu orang ini di sini." Katanya, "Aku tahu kau pasti sibuk." Tambahnya dengan sangat perhatian.
"Baiklah."
Akhirnya Fuyuki bergegas ke sekolah, dan tepat sebelum upacara di mulai, Fuyuki tiba di auditorium.
Di pojok samping auditorium, Kei tengah bersiap menuju podium ... kemudian Fuyuki menghampirinya. "Ano ...." Dia menyerahkan sepucuk surat pada Kei yang diberikan oleh wanita itu padanya. Itu adalah surat izin anaknya yang tidak bisa menghadiri sekolah selama beberapa waktu.
"Baiklah." Kei meyimpannya di saku jasnya kemudian bersiap membuka upacara itu.
Sementara Fuyuki duduk di bagian belakang kursi penerimaan siswa baru.
....
Begitulah kronologinya, dan masalahnya jaket yang ia kenakan waktu itu adalah jaket pemberian Mawaru. Dia memakaikan jaket itu pada orang yang baru ia kenalnya, dan bahkan lupa untuk menanyakannya.
Akan sangat gawat apabila Mawaru menanyakan hal itu pada Fuyuki, bahkan Fuyuki belum pernah mengenakan kejadian itu pada Hiyori dan Mawaru
****
Hari ini ada jadwal olahraga 1-B dan 1-C. Ini adalah kelas olahraga pertama. Sepertinya Fuyuki unggul dalam bidang olahraga, mungkin karena dia sudah terlatih di akademi rakugaki sebelumnya. Mawaru dan Hiyori juga tidak kalah jauh unggulnya, lebih tepatnya mereka juga hebat. Madarame juga terlihat keren.
Karena Fuyuki ini populer, di tengah istirahat, ia langsung diahmpiri gadis-gadis 1-C, mereka menanyakan hal-hal yang aneh. Mulai dari tipe wanitanya, makanan kesukaan, minuman favorit, bertanya soal pacar, tempat kesukaan dan lainnya sebagainya. Fuyuki hanya menjawab dengan senyuman saja. Lagian, Fuyuki tidak tertarik dengan gadis-gadis alay yang banyak bicara seperti itu. Toh, Fuyuki juga merasa dirinya seperti orang yang membosankan. Tapi, "Mereka malah mengikutiku … Hadeh~ merepotkan." Pikirnya ....
Inikan kelas olahraga, jadi fokus saja sama pelajaran olahraga.
"Matsuda-kun, beli minum bareng yuk." Tiba-tiba ada Mawaru. Lalu datang lagi Hiyori dan Madara.
"Ya, ayo." Jawab Fuyuki lega "Syukurlah, kalian telah menyelamatkanku dari gadis-gadis itu ...."
"Oi oi, kau mau minum apa hari ini?" Tanya Hiyori pada Fuyuki.
"Kamu sendiri ingin apa?" Fuyuki bertanya balik.
"Ah, kalau aku ... ini." Hiyori tengah mencari koin sambil menunjuk minumannya.
"Madarame pilih yang mana? Biar aku belikan ...." kata Mawaru.
"Eh tidak-tidak, terima kasih. Aku bawa uang sendiri kok." Madara sungkan.
"Sudah deh, Ayolah—" Jangan malu-malu.
Tumben mereka jadi akrab ('-')
"Permisi … Apa kalian masih lama membelinya?" tiba-tiba ada dua gadis dari kelas 1-C yang akan membeli minuman juga.
"Hm~ kami sudah selesai—" Mawaru menjawab sembari menoleh ke hadapan dua gadis itu, dan … mereka saling pandang.
Dilihatnya gadis manis yang seksi dengan rambut pirang panjangnya ....
"Kau—"
****