".... Kalah!"
Tak ada seorang pun di sana yang dapat menolongnya, jari-jemarinya kini mulai lesu sejak terakhir kali menggenggam pedang dengan kedua tangannya itu.
Dia memejamkan mata tersudut di pagar belakang dengan banyak debu yang menempel di wajahnya. Gadis manis yang tadinya optimis ini kini telah menenggelamkan wajahnya dan tertunduk murung.
Kemudian berjongkok dan meratapi kekalahan.
"Kalah, bukan berarti mati kan?" ya, itulah yang dia ingat ketika latihan di Akademi Rakugaki
Dunia alternatif dan dunia nyata jelas berbeda ....
Seperti kedua sisi koin, di mana yang satunya adalah gambar yang melambangkan simbol atau icon dan satunya adalah patokan harganya.
-Jika kamu merupakan orang yang hebat di Rakugaki, maka di dunia nyata kamu bisa membereskan kekacauan dengan mudah-
(Harusnya kutipan di atas di cetak miring karena merupakan moto setiap anggota Rakugaki yang tertanam dalam hati mereka)
Tapi, bagi kami yang tidak menyelesaikan kekacauan di dunia nyata ....
Nyawa adalah taruhannya.
"Mungkin ... ini adalah ... akhir riwayatku ...!"
SA-YO-NA-RA-! Dan ....
BLAAAAAAAAM!!!
"Apa?" pengguna teleportasi?
Mawaru berpindah dengan cepat dalam sekejap.
"Hiyori?" tidak, sepertinya ini milik orang lain!
Kemudian Mawaru yang berpindah tempat itu diobati oleh seorang seperti tabib. "Ini hanya luka kecil, jadi tidak masalah." Katanya, sambil mengusap goresan luka di lengan kanannya.
Tiba-tiba datang seorang gadis remaja yang menatap Mawaru dengan sinisnya "Oi kau bisa lanjut?" sepertinya dia meremehkan Mawaru.
"I-iya, aku masih bisa," jawab Mawaru dengan rasa tertegun dan gugup. "A-anu, kalian siapa?" kata Mawaru dengan ragu bertanya pada mereka bertiga, satu orang lagi adalah lelaki tampan yang berdiri memberi perintah pada sang gadis dan tabib.
"Perkenalannya nanti saja, sekarang waktunya membereskan mereka." Kata lelaki tampan dengan tinggi sekitar kurang lebih 180 cm dan rambut berwarna hitam agak berantakan (bayangin lelaki ini seperti Karasuma Kyousuke)
"Ba-baik." Mawaru setuju dengan perkataan lelaki itu, kemudian menganalisis cepat keadaan sekitar. "Kalau saja mereka juga ikut bertarung, sepertinya mereka bukan amatiran ...." Pikirnya, kemudian bersiap menggenggam pedang dengan erat.
Tapi ....
"Hei, apa kalian akan bertarung bersama?"
"...."
Mereka melihat roh yang tadinya mengeroyok Mawaru dengan sungguh-sungguh, tapi ketika Mawaru bertanya, kenapa semuanya malah diam membisu? Mawaru heran!
Kemudian Lelaki tampan itu memalingkan pandangannya dan melihat ke arah Mawaru dengan mengacungkan jari telunjuk di tangan kanannya.
"Kau sendiri yang akan bertarung."
"Eh?" seketika kata-katanya menurunkan ekspetasi dan semangat Mawaru.
"Um ...." Gadis yang tadinya sinis itu melirik lelaki tampan dan kemudian melangkah mendekatinya. "Oi~ bukannya kata-kata itu terlalu kasar?" kemudian gadis ini mencubit-cubit pipinya.
"Oi ittai! Jaga sikapmu!" meski lelaki tampan itu berbicara tak di hiraukan oleh gadis yang tengah asik mencubitnya.
Mawaru begitu gentar gemetaran tapi tidak ada waktu lagi untuk takut, dalam hati dia berkata "Ya, dari awal ini memang masalahku. Aku akan menyelesaikannya sendiri."
"Baiklah." Kata Mawaru yang kembali optimis, "Karena sedari awal ini adalah misiku!"
Mawaru kembali ke TKP.
Sepertinya dia sudah memikirkan kembali rencana dengan matang.
"Yoshaaaa!"
****
Gen hanya memantau Mawaru dari belakang layar, semata-mata Gen juga tidak tahu dengan orang-orang yang datang membantu Mawaru barusan, mereka bukanlah dari regunya.
Tapi, Gen yakin mereka bukan orang jahat, sepertinya ... "Ini campur tangan Jin-senpai ...." itu pikirnya. Tidak kan mungkin seorang Ayah membiarkan anaknya meratapi kekalahan begitu saja.
Melihat Mawaru yang kini bangkit kembali, "Hmm ... menarik!" dia tersenyum dengan seramnya.
________
Satu jam yang lalu ....
Sebelum shinkansen yang ditumpangi Jin tiba di Abeno.
Dia sibuk menelepon seseorang ....
'TUUUUTTT TUUUUUUT'
"Halo?" panggilan teleponnya diangkat.
"Yo, Kojima-kun." Kata Jin dengan santai, "Kamu sekarang berada di mana?"
"Hah, aku berada di Naniwa."
"Eh!? Kukira kau masih ada Higashiyodogawa."
"Maaf, aku ada tugas penelitian selama seminggu ini. Ada apa Jin-san sampai repot-repot meneleponku?"
"Aku ingin meminta bantuanmu secara diam-diam. Mungkin kelompokmu ...."
"Huum, boleh kok. Butuh berapa orang? Di Hiyashiyodogawa?"
"Ya, tepatnya di Aikawa."
"Di sana ada Rei-san, Matatabi, dan siapa lagi ya ...?"
"Oh ya, apa yang namanya matatabi itu dia-"
"Ya, dia adalah seorang pengguna spiritual penjinak monster tapi dia berada di divisi medis di bawah naunganku."
"Baiklah aku pinjam mereka."
"Ok."
"Oh ya, soal bayarannya-"
"Ah, tidak usah repot-repot! Kebetulan mereka semua free kok. Lagian aku siap jika dimintai bantuan oleh Jin-san." Karena Jin dulunya pernah menolong Kojima dalam masa-masa sulitnya.
"O-oh makasih."
"Baiklah, sebentar lagi aku kirimkan pesan ke mereka. Jin-san kirim koordinatnya."
"Ah, soal itu ...."
"Eh?"
[SMA OSAKA]
....
Kojima Takahashi, 20 Tahun. Seorang Mahasiswa dan juga ketua divisi 7 Rakugaki. Dia adalah ketua yang paling muda di GRAFFITI AREA.
....
Akhirnya atas persetujuan Kojima, Jin mengirimkan regu bantuan yang bernama ....
Matatabi – seseorang yang ahli pengobatan di divisi 8
Rei Kagemura – Seorang lelaki tampan pengendali bayangan
Hina Nakamura – Seorang gadis yang tadinya terlihat sinis
________
"Fiuh~ kalau saja aku tadi tidak memanjangkan bayanganku dan menariknya mungkin dia sudah dilahap para roh itu." Kata lelaki tampan bernama Rei Kageura yang saat ini melihat Mawaru bertarung sendirian dari kejauhan.
"Heh~ ternyata bayangan bisa dibuat seperti itu ya, menangkap orang tanpa mendekati. Sasuga (luar biasa) Kageura ...." Ucap gadis sinis yang bernama Hina Nakamura pada Rei.
"Kageura-san, tolong ucapkan seperti itu! Begini-begini aku lebih tua darimu! Nenek sihir!" Kata Rei yang kesal karena Hina tidak memanggil namanya dengan baik, "Kau juga berhentilah mencubitku!" Memang benar sih, Rei tidak melawannya.
"APAAAAAA!?" seketika wajah Hina memerah karena Rei meledeknya, justru itu membuat dia tersipu malu, "Hmph (dengan wajah geramnya dan mengepalkan tangannya)! BAKA!!" Hina mengatakan itu dengan sikap Tsundere-nya.
"Yare-yare," Rei memejamkan mata untuk tidak menghiraukannya dan kembali fokus pada pertarungan Mawaru.
Sementara Matatabi yang sedari tadi diam menganalisis pertarungannya.
"Hm, kali ini dia terpojok lagi." Kata Rei dengan spontan sambil memasang senyum tipis, karena optimisnya gadis manis itu akan membutuhkan kekuatannya lagi.
"Tidak!" Jawab Matatabi yang sedari tadi menganalisa pertarungan, "Dia akan menang dengan jurus pamungkasnya."
"Apa?" Rei dan Hina langsung terkejut melihat Mawaru melancarkan jurusnya.
....
Mawaru yang tengah menggiring para roh spiritual ke ruang terbuka dan sengaja memojokkannya di tengah lapangan sekolah.
Mawaru tetap tenang dan bergeming seketika para roh dan regu bantuan yang di sana yakin akan kekalahannya untuk kedua kalinya.
Tapi-
"MIYUKI – BOM BANTINGAN!" (nama jurusnya ala Ana Bantingan wkwkwk) seketika dari ujung pedangnya memusatkan bola es besar kemudian menyentuh para tubuh roh spiritual. Bola es yang besar itu membendung dan membekukan para roh dari yang terkecil hingga yang terbesar. Kemudian mereka meledak hingga hancur berkeping-keping seperti perpecahan asteroid.
Tanpa sisa! Kemenangan berada di tangannya!
"Cih, cewek itu hebat juga!" Hina mendengus sebal melihat keberhasilan Mawaru yang membasmi mereka (para roh) dengan cara yang memukau. Dalam hati Hina berkata, "Tak heran kalau dia mendapat jabatan wakil ketua, kukira orang yang lemah sejak kekalahan pertamanya."
"Fiiiiuh~ gadis yang lumayan tangguh." Sepertinya Rei juga terpukau oleh penampilannya ....
Sementara Gen yang melihat dari balik layar mulai menyimpan video recordernya dan dia tersenyum kegirangan yang sendirian di ruangan divisi itu, kemudian dia tersenyum lega dan membaringkan punggungnya ke lantai dengan merentangkan tangannya "Mission Complete."
Video yang tadinya di-save (disimpan) kini sedang dikirimkan ke Jin Yoshioka.
Video dengan akurasi tinggi yang dapat di unduh di data penyimpanan.
"Oh! Sudah selesai ya." Jin memeriksa pesan masuk berisi link video dari Kouhai-nya.
"...."
"GOOD JOB" Jin hanya membalasnya begitu pada pesan Gen.
Akhirnya Jin tiba juga di Abeno-ku.
****
Pertarungan sengit Mawaru melawan roh spiritual di SMA Osaka kini berakhir dengan kemenangan Mawaru. Dia berpikir, kini kemampuannya sudah sedikit berkembang.
"Jika aku terus ragu dalam bertindak, maka aku tidak akan bisa melangkah maju." Gumamnya ....
Tapi, pertarungan barusan menguras banyak energi spiritualnya.
Dia segera menonaktifkan kekuatan dan menghilangkan mantel yang menyembunyikan kopernya dalam dirinya.
"Eh!? Sepertinya aku ...." Matanya menjadi sayup dan pandangannya mulai kabur, 'BRUUUK!'
Pingsan!!
....
[Penulis berkata: Hiyaaaaah kukira sejak episode sebelumnya kehilangan skrip bakalan berantakan nih cerita akhirnya ngepas juga hahaha. Minna-san, apabila anda tertarik dengan kisah kelanjutannya tinggal geser kanan aja ya hehe]
Note: Tunggu updatenya besok!