Chereads / GRAFFITI AREA / Chapter 18 - Tak Bisa Diungkapkan

Chapter 18 - Tak Bisa Diungkapkan

Hangat ....

"Itulah yang kurasakan semenjak aku pingsan dari pertarungan ini dan kemudian terbangun ...." Dalam hati Mawaru yang kini menunjukkan mata sipitnya, dia mulai membuka mata melihat langit-langit atap rumah yang putih kemudian menoleh ke arah pintu yang di sinari oleh cahaya matahari.

"Hangat .... " Gumamnya yang belum tersadar dirinya ada di mana sekarang.

"Ng?" Dia mulai berpikir tapi kepalanya sedikit terasa pusing saat ingin memikirkan sesuatu, "Aduh." Ucap bisiknya pelan dengan memegangi kepalanya.

"...." Gadis manis ini masih terlihat lingung, dia segera membangunkan setengah badannya, melihat kanan kirinya sekitarnya dan seluruh ruangan yang luas yang ditempatinya untuk tidur, "Barusan aku tidur di sini?" pikirnya ....

"Di mana ini?" Dia menyadari ini bukan ruangan divisi atau rumah seseorang yang di kenalnya.

Kemudian futon yang tadinya menyelimuti dirinya kini dia lipat rapi, dan mencoba keluar menuju pintu yang di sinari cahaya matahari itu.

"Oh iya, koperku mana ya!?" gumamnya sambil melihat sekitar ruangan yang bersih tanpa ada barang bawaannya.

-Tampak Rumah bergaya Jepang-

Dia segera menggeser pintunya ke kiri ....

'SREEEEET'

Ke mana kakinya harus melangkah? Di mana yang harus dia tuju? Rumah yang besar ini terlihat sepi.

Namun, setelah ia berjalan melewati koridor dan berbelok, dia mencium bau-bau Yuuzuke.

*Note: Yuuzuke adalah sebutan lain untuk nasi yang dituangi air panas. Lauk diletakkan di atas nasi sebelum dituangi air teh, dashi atau air panas.

"Ini ...." sudah pasti dia mengenalnya.

Di saat dia ingin membuka pintu ruangan tempat asal bau Yuuzuke itu, tiba-tiba seorang wanita berdada besar dengan rambut pirang membukanya terlebih dahulu.

"Huwaaaaaa~" tentu saja membuat keduanya terkejut.

"Ah, anu-" Mawaru tengah ragu akan bicara, wanita itu menatap dengan lembutnya wajah Mawaru yang gelisah dan tengah tergagap.

"Oh rupanya kamu sudah bangun." Kata wanita itu yang kemudian mengambil tatakan berisi semangkuk Yuuzuke dan teh hijau herbal dari belakangnya yang sudah di siapkan di meja dapur sedari tadi.

Dia segera menyodorkan tatakan itu pada Mawaru dan berkata, "Mari kita makan dulu ...."

"E-eh, etto ... iya."

Wanita berdada besar itu tersenyum lembut pada Mawaru, kemudian mempersilakan Mawaru untuk mengikutinya ke ruangan.

Dia membuka ruangan kosong dengan meja makan persegi panjang di tengahnya, kemudian wanita itu duduk dan meletakkan tatakan berisi Yuuzuke dan teh hijau herbal yang sama seperti Mawaru di meja. Mawaru pun mengikutinya ....

Wanita itu tengah menyatukan tangannya dan berkata, "Itadakimasu (yang artinya selamat makan)." Bahkan dengan lahapnya dia makan tanpa menghiraukan ekspresi Mawaru yang penuh tanda tanya.

Tapi Mawaru hanya diam, dan ikut makan begitu saja.

....

Beberapa menit kemudian ....

Dia kembali menyatukan tangannya dan berkata "Ghochisousamadeshita (yang artinya terima kasih atas hidangannya)." Mangkuknya terlihat bersih hingga tak tersisa satu butir nasi sedikit pun. Setelah itu dia mengangkat gelas yang berisi teh hijau herbal kemudian meminumnya.

"Dia terlihat sangat santai, padahal di depannya ada orang asing yang ingin bertanya banyak hal tentangnya." Kata Mawaru yang tercenggang melihat sikapnya yang tidak terlalu menghiraukannya kemudian melanjutkan makan kembali.

Sepertinya wanita berdada besar ini menunggu gadis manis hingga menyelesaikan makannya.

"Jangan-jangan ... ini di isekai?" pikir Mawaru yang menjadi tidak enak hati setelah menyantap manakan tersebut

*Isekai: Dunia Lain.

....

Setelah semua selesai dengan sarapan di tempat yang hangat ini, kemudian dia memperkenalkan diri.

"Hajimemashite, watashi wa Nakamura Satsuki (Salam kenal, aku Satsuki Nakamura)."

Mawaru kemudian membungkukkan badan dan ingin memperkenalkan diri juga, namun-

"Ah, tidak usah memperkenalkan diri. Aku sudah tahu."

"Eh!?" seketika Mawaru memasang muka datar yang penuh keheranan.

"Hehehe," tawa yang kecil dengan ekspresi sedikit liar. "Kamu saat ini berada di kediaman Nakamura, adikku yang membawamu kemari." Jelasnya dengan senyum lembut.

Kemudian dia membereskan kedua tatakan itu ....

"Adik?"

"Ya, katanya 'temanku pingsan! Izinkan dia menginap di sini!' dia mengatakan dengan sangat panik." Jelasnya kemudian beranjak keluar ruangan, ketika dia melangkahkan kakinya, Mawaru pun ikut berdiri ..., dia berhenti di satu langkah ... "Ah, sepertinya melihat ekspresimu barusan ... kamu belum pernah mengenal adikku."

"...." Apa!?

Mawaru berpikir keras ... "Apakah seseorang yang bernama Nakamura adalah salah satu orang yang membantuku tadi malam?" Mawaru menjadi gelisah, setelah perjamuan makan barusan ... merasakan aura aneh di sekitar Satsuki.

"Kamu ... sebenarnya, siapanya adikku?"

Setelah mengucapkan kata-kata yang menunjukkan Mawaru sebagai orang asing itu, Mawaru menjadi tertegun dan wanita itu melangkah dan menuju dapur untuk mencuci bersih mangkuk, gelas dan tatakannya.

Mawaru kembali ke ruangan tempat ia tadinya bangun dan mulai menghubungi ketua Gen. Namun, aksinya tertangkap basah ketika wanita berdada besar itu tadi membuka ruangannya.

"Anu ...." Mawaru kembali tergagap tapi, wanita itu mulai tersenyum lembut dan berkata "Kenapa? Jangan takut, anggap saja rumah sendiri."

"Ah i-iya."

Mawaru masih sungkan dengan sikapnya yang sangat misterius itu.

"Anu, seperti yang Anda bilang ... aku bukanlah temannya. Hanya saja seseorang yang kebetulan di tolong."

"Oh, begitu ya. Hmm ..., sepertinya begitu."

"Ya." Mawaru sedikit lega setelah mengatakan yang sebenarnya.

"Ya begitulah dia."

....

"Oh ya, sebaiknya kau mandi dulu."

"Oh, i-iya."

"Kamar mandinya ada di sana (Satsuki menunjukkan ruangan dengan tangannya), kalau butuh apa-apa silakan menemuiku di ruang bersantai ya."

"Ba-baik."

Satsuki akan meninggalkan Mawaru, tapi langkahnya terhenti ketika Mawaru memegang ujung lengan bajunya.

"Ng?"

"Anu, koperku di mana? Aku butuh ganti baju."

"Oh, aku lupa bilang itu. Di lemari sana (lemari besar yang ada di ruangan itu)."

"Te-terima kasih."

....

Mawaru segera bergegas menuju kamar mandi.

****

Sementara itu, di Abeno-ku.

[Kediaman Miyamoto]

Semua orang tengah menunduk menyambut kedatangan Jin Yoshioka.

Lalu Jin melangkah hingga bertemu dengan seorang pak tua yang ingin di temuinya.

Di ruang kaca, dia menemui pak tua itu ....

Lalu menunduk menunjukkan sikap hormatnya.

Pak tua yang tengah duduk manis melihat foto anaknya itu kemudian beranjak dari kursinya dan berdiri menghampiri Jin yang menunduk memberi salam padanya.

Dia adalah ... 'Zakura Miyamoto' pemilik perusahaan Miyamoto saat ini.

"Kau datang sendirian, Jin." Katanya dengan nada sedikit serak-serak basah karena faktor usianya yang begitu tua.

"Iya."

"Oh, kukira kau akan membawa anakmu." Katanya sambil melihat bunga-bunga di rumah kaca itu, "Apa kau punya rencana lain?"

"Ya, aku tidak bermaksud untuk membawa Mawaru terlebih dahulu. Bagiku kemampuan dia belum cukup untuk menggerakkan perusahaan. Tapi ...." Tiba-tiba Jin menatap kosong lantai dengan penuh kegelisahan.

"Sepertinya Yugo lah yang bergerak, dia akan segera merampas milik adiknya ...."

"Hmm, sepertinya begitu. Apa kau pikir dia terlibat dalam kasus kematian Toushiro juga?"

"Ya, kurasa begitu."

"...." Zakura menghela napas akan tragedi yang menimpa keluarganya beberapa bulan belakangan ini.

"Guren," ucapnya pelan sambil melihat foto anak perempuan yang dipegangnya di dekat foto menantunya ..., Kemudian dia menatap lurus Jin dengan tatapan yang gelisah "Siapa sebenarnya orang yang kau cintai?"

Seseorang yang sudah terlalu lama memendam rasa ....