Chereads / GRAFFITI AREA / Chapter 22 - Mengurus Izin Tinggal

Chapter 22 - Mengurus Izin Tinggal

Langkah demi langkah kaki memasuki rumah besar yang letaknya berdekatan dengan Rumah Fuyuki.

[Rumah Pak RT] Cukup bagus juga dan memiliki halaman yang rindang.

Tapi, seperti apa sosok keluarga yang akan Mawaru temui di dalam sana?

....

Pintu terbuka, dari luar ruang di dalam rumah itu tampak terang di sinari dengan sebuah lampu pijar berenergi sekitar 50 watt (kata orang jawa: umahe padang jingglang).

Kini Fuyuki dan Mawaru tengah berdiri di daun pintu, mereka menunggu hingga seseorang menyuruhnya masuk ....

Fuyuki berusaha mengetuk pintunya.

"Apa tidak ada bel?" gumam Mawaru yang melihat Fuyuki semakin lama mengetuk pintu semakin keras.

"Maklum, mereka sibuk." Jawab Fuyuki singkat.

"Oh, iya."

Sesibuk apa keluarga pak RT ini?

Ruangan di dalam ini tampak nyaman tak beda jauh dengan rumah Fuyuki, sedangkan rumah yang dulunya Mawaru tinggali hanyalah rumah biasa yang 3x lebih kecil dari rumah mereka. Ingatan Mawaru masih pudar mengingat kisahnya di masa lalu setelah melihat perbedaan tempat tinggal yang dijadikan tempat berpijaknya saat ini.

Dilihatnya ..., mungkin pak RT ini memiliki keluarga besar.

Ternyata ....

YA!

Di dalam ruangan sana terdengar banyak suara anak kecil.

Suara langkah kaki mendekati mereka berdua, seseorang berparas bapak-bapak yang tengah memakai kemeja menghampiri mereka.

Itulah pak RT, Hisagi Nakamura.

....

Sembari pak RT mempersilahkan mereka berdua masuk, istrinya tengah membuatkan hidangan untuk tamu. Kemudian menyuguhkan kepada mereka berdua ketika duduk berbincang-bincang.

"Pak, ini dia Mawaru Yoshioka yang berasal dari Tokyo. Dia akan tinggal di sini sementara waktu."

Kali ini Fuyuki benar-benar memperkenalkan Mawaru kepada pak RT dan keluarganya sebagai keluarganya. Mawaru tak terlalu gugup dengan suasana keramah tamahan keluarga pak RT ini.

"Iya." Jawab pak RT yang kemudian memeriksa berkas daftar nama keluarga yang Fuyuki serahkan.

Istrinya tersenyum lembut pada mereka berdua.

"Silakan di makan dulu."

....

"Baiklah besok pagi aku mintakan stempel kerukunan warga dan izin tinggal di sini. Mawaru besok harus datang ke kantor (RT-RW) jam 7 pagi ya."

"Baik pak."

Ternyata perizinannya semudah itu ....

"Tolong berkas yang sudah distempel dariku jangan sampai hilang."

"Iya pak." Kata Mawaru dengan siap.

Mawaru menerima berkas izin tinggal yang tadinya sudah mendapat stempel dari RT kini tinggal pak RW dan Lurah (sebut saja gampangnya gitu. Biasanya kalo udah ke lurah urusannya ke kecamatan, tapi si Mawaru kan bukan warga tetap yang tinggal sementara waktu jadi, cukup ke RT-RW doang).

"Biarkan aku yang membantu menyimpannya." Kata Fuyuki yang menengadahkan tangan di bawah berkas izin tinggal yang di bawa Mawaru.

Kemudian Mawaru memberikannya pada Fuyuki. "Baiklah," Mawaru tersenyum lembut padanya ... "Terima kasih, Fuyuki." Mawaru sudah belajar untuk tidak canggung lagi.

Fuyuki juga tersenyum tipis.

Kemudian mereka berdua pulang dan bersiap makan malam.

****

Menu makanan hari ini Kari – Jadwal Masak Hiyori namun dibantu dengan Ashina.

"O-oh, kari ya?" kata Mawaru yang terkejut melihat kari matang yang disajikan dengan rapi oleh Hiyori di piring di atas meja makan.

"Ya, silakan." Hiyori tersenyum lebar, dan kemudian Ashina mengambilkan bagian khusus untuk Fuyuki.

"Eh, itu juga kari?" tanya Mawaru keheranan yang sudah duduk manis ingin menyantap kari buatan Hiyori itu. Sementara Hiyori melepas celemek yang dia gunakan untuk pelindung saat memasak tadi.

"Iya." Kata Ashina dengan sangat optimis.

Dalam hati Mawaru "Pucat."

[Kari Pucat – Sebenarnya ini adalah kari ala Ana Bantingan, sebut saja kari yang tidak pedas]

"Ya, ini khusus Fuyuki." Tambahnya.

"Aku ... tidak kuat makan pedas," kata Fuyuki yang tetiba menatap kosong wajah Mawaru. "Gomen (Maaf)." Makanan yang polos seperti anak kecil, dia merasa seolah-olah Fuyuki adalah tipe orang yang membutuhkan perawatan khusus untuk hidup.

"Oh u~um, aku yang harusnya minta maaf karena tidak tahu." Kata Mawaru yang menundukkan sedikit kepalanya karena merasa bersalah atas sikapnya yang bertanya dengan kurang ajar itu (padahal pertanyaan biasa saja – takut akan menyinggung perasaan Fuyuki).

"Yosh, kita makan." Hiyori mengawali perjamuan makan malam ini.

Mereka semua menyantap kari yang diambil dari sendok mereka masing-masing dan memasukkan ke mulut mereka ....

"...." Suatu keheningan tercipta.

Hiyori melihat ekspresi datar mereka ... "Bagaimana?" katanya ... tanya ke Ashina, Mawaru dan Fuyuki.

"Enak kok." Kata Fuyuki menjawab pertanyaannya yang pertama.

"Iya enak." Kata Ashina meyakinkan Fuyuki.

"Beneran?"

"Kalau Mawaru?" Mawaru tiba-tiba termenung sebentar dan kemudian menyendok kari lagi, "Ini mah maknyuuus~!!!"

"Eeeeh yokatta (syukurlah)." Hiyori berhasil memasak dengan sempurna.

****

....

Semakin malam semakin dekat hari akan berganti ....

Di rumah yang terbilang cukup besar ini seseorang tengah berceloteh di dalam kamar.

"Mawaru belum tidur?" celetuk Fuyuki yang mendengarnya di luar kamar.

Mawaru tengah bertelepon dengan seseorang, kemudian mengakhiri panggilannya. Mawaru membuka pintu kamar dan menatap Fuyuki, "I-iya, kenapa?"

"Tidak apa-apa, aku hanya lewat setelah menjemur pakaian saja." Fuyuki yang sehabis mencuci pakaian di malam hari dan di jemur di loteng.

"O-oh, begitu ya."

"Besok, usahakan bangun pagi jangan sampai telat."

"Baik."

Fuyuki melangkah menjauhi Mawaru, tapi-

"Ano ne ..., nama pak RT itu ...." Mawaru ragu untuk mengatakannya.

"Ya, Hisagi Nakamura. Kenapa?"

"Kemarin sebelum aku kemari, aku sempat bertarung di Higashiyodogawa. Lalu, di tolong oleh seseorang yang memiliki nama keluarga yang sama ... tapi, sepertinya keluarganya cukup suram beda dengan keluarga yang aku temui di sini."

"Lalu?" tanya fuyuki yang sedikit memasang muka santai ....

"Apakah mereka 'Nakamura' yang kutemui ada hubungannya dengan tetangga sebelah?"

"...." Fuyuki hanya terdiam tanpa jawaban.

Mawaru kembali bertanya "Apakah, kemarin Master diam-diam menolongku?"

Fuyuki menoleh ke arah Mawaru dengan mukanya yang datar tanpa ada manis-manisnya sedikit pun, "Entahlah."

"...." Mawaru menatap Fuyuki dengan sedikit murung.

Fuyuki mengambil langkah maju dan terdiam sejenak, "Bukannya jika tidak yakin dengan perkataan orang lain, kau bisa membaca isi hatinya?"

Seketika perkataan Fuyuki itu membuat Mawaru terbelalak sadar dan mulai membaca diri Fuyuki.

"Ya." Mawaru merasa lega setelah itu.

Fuyuki meninggalkan Mawaru yang saat ini telah menemukan jawabannya sendiri.

Dalam hati Mawaru, "Fuyuki Master bukanlah orang yang menolongku."

Mawaru masuk ke kamar, kemudian merapikan tempat tidur dan mematikan lampu kamar.

Dia membentangkan badan ditempat tidur kemudian membujur ke kanan, dia termenung sembari mendekatkan tangannya ke wajahnya ... "Lantas, siapa yang kemarin menolongku?"

Orang-orang asing yang Mawaru temui sebelum tiba di rumah Fuyuki.

"Mampukah aku menyambut hari esok?"

Perlahan Mawaru terlelap dalam tidurnya.

****

....

Matahari pagi mulai bersinar lembut dengan kehangatan udara menyamput musim semi.

'TOK TOK TOK' suara seseorang mengetuk pintu.

Mawaru yang masih setengah sadar dari tidurnya ini menguap dan beranjak dari tempat tidurnya.

Mawaru menatap jam yang ada di lemari kecil samping tempat tidur.

[Jam 6:30]

Kemudian membuka pintu kamar yang tadinya di ketuk oleh seseorang, "siapa?" pikirnya ....

"Oi, cepat cuci muka dan ganti baju." Seseorang yang cool dan berpakaian rapi layaknya pangeran yang sedang menjemput Mawaru tuk berkencan (padahal cuma pakai baju rapi biasa saja).

"AAAAAAAA~!!" Mawaru tengah berteiak pelan dengan mukanya yang tersipu malu seperti orang yang tertangkap basah.

Seseorang itu, Fuyuki ... setelah membangunkan Mawaru langsung meninggalkannya. "Waktu kita tinggal setengah jam lagi." Dia ke ruang utama bersantai sambil minum teh dan membaca koran langganan layaknya orang dewasa.

"BENAR HARI INI JAM 7 AKU HARUS ... AKKKKH!!!!" Kali ini Mawaru benar-benar kedodoran.

Tapi, Mawaru tidak kekurangan akal ... "Nee, bagaimana kalau minta tolong Hiyorin memindahkan kita ke-"

"Sayangnya, Hiyori sedang keluar ada misi."

"APAA!!?" Muka Mawaru terkejut tak wajar.

"Cepatlah." Fuyuki harus mengantarkan Mawaru ke kantor pak RT-RW untuk meminta stempel sahnya. Itu adalah saran dari pak RT tadi malam.

Malam itu Fuyuki pergi ke rumah pak RT dengan membawa berkas, "ku kira karena Mawaru perempuan maka bisa diwakilkan aku saja yang menemui pak RT." Pikirnya. Tapi, pak RT juga ingin berkenalan dengannya.

Kemudian jauh sebelum dia kembali ke rumah, "setelah kamu memperkenalkannya padaku, aku akan menandatangani berkas ini. Besok antarkan dia ke kantorku."

"Iya baiklah." Jawab Fuyuki singkat.

....

Tapi kini, akhirnya ....

Mawaru bangun kesiangan dan membuat mereka terlambat sekitar setengah jam.

Tak biasanya Fuyuki memiliki kebiasaan terlambat seperti ini, itu semua karena Mawaru yang lelet. Lagi-lagi Mawaru merasa bersalah ketika berjalan bersamanya menuju kantor RT-RW.

"Apa pak RT bersedia memaklumi keterlambatan ini?"

****

Catatan Penulis: Sebenernya itu bukan kepala RT/RW adanya cuma di Indonesia, Hisagi Nakamura adalah kepala distrik yah sebut saja begitu dan, tempat yang dituju Fuyuki dan Mawaru adalah kantor kepala distrik.