Happy Reading ♥️
Dengan langkah mantap dan senyum sumringahnya, Cilla keluar menghampiri Athar yang kini sudah resmi menjadi suaminya. Mereka berdua saling bertatapan sejak Cilla keluar kamar hingga Cilla duduk di samping Athar.
"Assalaamu'alaikum bidadariku yang cantik," bisik Athar saat Cilla duduk di sampingnya.
"Wa'alaikumussalaam imamku yang ganteng," Cilla balas berbisik sambil tersenyum malu.
Setelah selesai pembacaan sighat taklik dan penandatanganan dokumen, akhirnya tibalah pemasangan cincin di jari Cilla. Setelah selesai memasangkan cincin di jari Cilla, Athar mengarahkan tangannya kepada Cilla. Dengan lembut Cilla menyambut tangan suaminya dan menciumnya dengan khidmat. Setelah itu, Athar membelai lembut puncak kepala Cilla dan mencium keningnya. Semua yang hadir seolah dapat merasakan betapa dalamnya cinta dua anak manusia di hadapan mereka. Tak sedikit pihak keluarga yang menitikkan air mata bahagia melihat dipersatukannya dua manusia ini dihadapan Allah. Apalagi mami papi Cilla, mereka tak hentinya menitikkan air mata sementara senyum terus terkembang di wajah mereka. Mereka sangat bahagia melepas anak gadis mereka dan pastinya karena akhirnya anak gadis mereka laku. Qiqiqiqiq 🤭
"Yang, masih ingat nggak akad nikah kita dulu?" bisik Ifa kepada Rizky yang duduk di sampingnya.
"'Ingat banget. Dulu kamu nggak mau cium tangan aku." jawab Rizky lalu meraih tangan Ifa dan mengecupnya mesra.
"Waktu itu gue kan kesal banget. Hampir aja gue nyuruh Onit keluar gantiin. Untungnya emak maksa gue." Ifa terkikik geli bila mengingat itu semua.
Sementara Ifa dan Rizky bernostalgia tentang akad nikah mereka, di depan sana Athar mencium lembut bibir Cilla. Ciuman yang membuat kaki Cilla goyah dan hampir terjatuh. Untunglah tangan Athar menahan pinggang istrinya.
"Yang, gue ingat tuh pas kening gue dicium pertama kali, gue berdoa semoga nggak pingsan. Hehehe.. maklum baru pertama kali dicium cowok. Walau gue kesal karena dipaksa kawin, tetap aja yang namanya dicium cowok bikin panas dingin."
"Kalau sekarang dicium keningnya masih panas dingin nggak?" ledek Rizky.
"Kalau sekarang dicium kening mah biasa aja. Nah kalau dicium bibirnya, yang bikin panas dingin itu lanjutannya." balas Ifa. "Beb, tadi Cilla cerita kalau dia ajak Athar nonton video b***p yang waktu itu gue kirim ke dia. Sama Athar langsung dihapus."
"Serius?!" Rizky berusaha menahan tawanya. "Modelan Athar mana mau liat yang kayak begitu. Dari dulu di antara teman-teman dia itu yang paling alim. Ada-ada aja si Cilla."
Setelah selesai prosesi akad nikah, Cilla dan teman-temannya berkumpul di kamar pengantin. Sementara Athar masih sibuk ngobrol dengan teman-temannya.
"Gimana perasaan lo sekarang?"
"Gue bahagia banget punya suami yang ganteng kayak Hyun Bin."
"Cieeee... dream comes true."
"Sudah siap buat nanti malam?" tanya Meta penasaran. "Kan elo belum selesai nonton video dari Ifa."
"Oh iya... " Cilla langsung panik. Dia baru ingat kalau dia belum selesai nonton videonya. "Kalau nanti gue nggak bisa gimana? Aduh, gimana dong. Bantuin gue, Pah. Elo nanti temenin gue ya."
"Wah, parah nih anak. Lebih parah dari Ipah dulu. Mana ada malam pertama ditemenin, Cil." ucap Onit. "Bego jangan dipiara dong."
"Tapi gue takut nggak bisa. Jangan-jangan nanti babang Athar marah karena gue nggak bisa melayani dia dengan baik." Mata Cilla mulai berkaca-kaca. "Selama ini kan kalo gue nggak bisa sesuatu, kalian akan bantuin gue sampai gue bisa. Masa kali ini kalian nggak mau bantuin gue. Hiks.. hiks... hiks..."
"Yaelah Cilla.. nggak usah pake nangis kali. Nangisnya nanti aja kalau pas malam pertama sama abang Athar." ledek Meta. " Gue yakin elo pasti bisa. Apalagi kalau diajarin sama bang Athar. Statistika aja elo bisa dapat A. Apalagi cuma urusan ranjang."
"Iish... ngapain nangis sih. Serahkan saja semuanya kepada bang Athar. Gue yakin dia bisa ngajarin elo." Onit memeluk Cilla dan berusaha menenangkannya.
"Pelan-pelan elo pasti bisa." Alana ikut menenangkan Cilla yang terlihat sedih dan bingung.
"Gue yakin Athar pasti bisa. Yang namanya cowok kan punya naluri sendiri soal urusan ranjang. Segoblok-gobloknya cowok, gue yakin untuk urusan yang satu itu pasti jago. Kecuali tuh cowok idiot. Laki lo kan nggak idiot." ucap Ifa dengan yakin.
"Kalau dia jago urusan ranjang apa itu artinya dia sudah pernah? Huuuaaa..... suami gue sudah bukan perjaka ting ting...!!!" Tangis Cilla makin kencang.
"Hey... cup cup cup... kok malah tambah kencang nangisnya?" yang lain jadi panik melihat Cilla tambah kencang tangisnya. Untunglah saat itu Athar dan Rizky datang. Yang lain langsung mundur saat Athar mendekati Cilla yang masih menangis tersedu.
"'Lho, kamu kenapa nangis, sayang?" tanya Athar sambil memeluk istrinya. "Sudah, jangan nangis lagi. Coba kamu ceritain ada masalah apa?"
Bukannya mereda, tangis Cilla malah tambah kencang dalam pelukan Athar sehingga membuat Athar tambah bingung. Athar memandang anak-anak GCK meminta penjelasan. Yang lain bingung bagaimana menceritakannya. Akhirnya Ifa menarik Rizky dan menceritakan semuanya pada suaminya itu. Rizky langsung tergelak setelah mendengar penjelasan Ifa. Kemudian ia mendekati Athar dan berbisik di telinganya. Selesai membisikkan semuanya pada Athar, Rizky mengajak yang lain untuk keluar dan meninggalkan pengantin baru itu berdua. Mereka melihat wajah Athar yang menahan tawa.
"Guys, jangan tinggalin gue dong." pinta Cilla saat melihat teman-temannya beranjak meninggalkan kamar. Wajahnya terlihat memelas. Yang lain melihatnya dengan pandangan antara kasihan dan mau ketawa. Gimana nggak mau ketawa kalau mendengar permintaan Cilla yang cukup absurd. Masa mau malam pertama minta ditemenin rame-rame.
"Sayang, kenapa takut? Kan ada aku yang menemani," bujuk Athar. "Mereka semua sudah capek, Sayang. Kamu juga sudah capek, kan? Besok pagi kamu bisa ketemu lagi sama mereka." Kemudian Athar mencium lembut bibir Cilla dan ajaibnya ternyata itu mampu membuat Cilla tenang.
"Kita keluar dulu ya Cil." para sahabatnya berpamitan.
"Kalau elo nggak bisa, lo boleh konsultasi sama gue ya bro." ledek Rizky sebelum keluar.
"Tenang, gue nggak bakal ganggu waktu lo sama Ifa. Gue tau kalian mau honeymoon lagi kan malam ini." jawab Athar sambil tersenyum.
⭐⭐⭐⭐
Sepeninggal yang lain, tinggallah Cilla berdua Athar. Mereka berdua diliputi perasaan gugup, karena baru kali ini berduaan di dalam ruangan tertutup. Cilla masih sedikit terisak dalam pelukan Athar yang masih terus membelai punggung istrinya.
"Kenapa kamu menangis? Kamu nggak suka menikah sama aku? Apakah kamu takut sama aku? Apakah kamu menyesal menikah denganku?" tanya Athar pelan-pelan. "Aku sedih kalau ternyata kamu nggak bahagia. Aku sedih kalau ternyata kamu menyesal. Aku sedih melihat kamu me..."
Cup... cup... cup.... Cilla mengecup bibir Athar sebelum suaminya itu menyelesaikan ucapannya. Mata Athar membulat karena tak menyangka Cilla akan mengecup bibirnya.
"Bang Athar sayang, please jangan mikir yang aneh-aneh. Cilla menangis bukan karena Cilla menyesal atau sedih atau tidak bahagia. Hari ini Cilla adalah wanita paling bahagia di seluruh jagat raya ini karena menikah dengan seorang Athar Zaidan Bramantya." ucap Cilla sambil mengalungkan tangannya di leher Athar. "Cuma Cilla takut nggak bisa menjadi istri yang baik buat bang Athar. Cilla khawatir nggak bisa membuat bang Athar bahagia."
"Kenapa kamu bilang begitu?" Cilla langsung membisikkan sesuatu di telinga suaminya. Athar langsung terbahak saat mendengar bisikan istrrinya. Kemudian dengan lembut ditariknya tubuh Cilla ke dalam pelukannya. Perlahan dikecupnya kening sang istri, kemudian turun ke mata, hidung dan berhenti sebelum mencium bibir Cilla. Sementara itu Cilla memejamkan matanya sejak Athar mulai mencium keningnya. Saat Athar berhenti, Cilla membuka matanya dan menatap mata tajam sang suami.
"Nggak perlu belajar lewat video seperti yang Ifa kirim waktu itu. Kita pasti bisa. Dan nggak usah mengkhawatirkan hal lain. Kita mulai pelan-pelan saja. Kalau kamu belum siap, aku nggak akan memaksa kamu. Sekarang biarkan aku mencium bibir yang selalu kudambakan sejak kamu 'melamarku' di depan mahasiswa lain waktu itu." Cilla tertuduk malu saat mengingat momen tersebut.
"Bang Athar pernah pacaran sebelumnya?" tanya Cilla. Athar mengangguk.
"Berarti bang Athar pernah mencium bibir wanita selain Cilla?" Athar menggeleng. Cilla menatapnya tak percaya. "Ah bohong. Mana mungkin bang Athar nggak pernah ciuman."
"Memangnya kamu pernah dicium lelaki?" Cilla mengangguk. Athar tampak kaget melihat reaksi Cilla. "Siapa? Apakah dia lebih ganteng daripada suamimu ini?"
"Nggak. Sama gantengnya kok."
"Oh ya?! Kenapa kamu nggak nikah sama dia saja. Kenapa kamu malah mengejarku?" tanya Athar dengan nada cemburu.
"Aku nikah kok sama dia."
"Berarti selama ini kamu bohong sama aku waktu bilang kamu jomblo?"
"Nggak. Aku nggak bohong. Aku memang jomblo," jawab Cilla dengan wajah polos.
"Tapi tadi kamu bilang kamu menikah sama pria itu. Padahal...."
"Bang Atharku yang ganteng, pria yang pernah menciumku itu ya kamu. Memangnya lupa kalau tadi kamu sudah mencium bibirku sampai kakiku lemas dan hampir jatuh. Kamulah pria pertama yang menciumku dan yang menjadi satu-satunya suamiku."
"Ya ampun Cilla sayang... kamu kok senang banget bikin aku cemburu. Barusan aku hampir patah hati karena bukan aku yang mengambil ciuman pertamamu."
"Ciumanmu setelah akad tadi adalah ciuman pertamaku yang alhamdulillah kuberikan untuk suamiku tercinta. Kuharap, aku juga wanita pertama yang mendapat ciuman pertamamu."
"Berarti ini bukan ciuman pertama kita, ya?" tanya Athar. "Tapi menurutku ciuman yang tadi belum bisa dikatakan ciuman pertama yang proper. Jadi bolehkah ciuman yang tadi kita anulir dan menjadikan ciuman kali ini sebagai ciuman yang lebih layak diingat sebagai ciuman pertama kita? Aku pria pertamamu dan kamu wanita pertamaku."
"Setiap ciuman yang bang Athar berikan kepadaku akan selalu menjadi ciuman pertama yang akan selalu kuingat." Tanpa banyak kata lagi Athar menarik wajah Cilla sehingga tak ada jarak di antara keduanya. Cilla langsung memejamkan matanya dan tak lama bibir hangat Athar menempel di bibirnya. Aah, akhirnya bibir gue nggak perawan lagi, batin Cilla. Tanpa ragu Cilla membalas ciuman lembut Athar. Selama beberapa menit mereka berciuman dan mengakhirinya dengan nafas memburu.
"Kita ganti baju dan membersihkan diri dulu ya. Kemudian kita shalat isya berjamaah. Ini adalah kali pertamaku menjadi imam bagi istriku." Bahagianya Cilla mendengar ucapan Athar. Ya Tuhan, begitu besar nikmat yang kau berikan padaku. Sekarang aku punya suami yang akan menjadi imamku dan semoga akan membawaku ke surgaMu.