Happy Reading♥️
"Yang, sudah siap belum?" tanya Rizky dari luar kamar. "Apalagi sih yang belum siap?"
"Sebentar. Gue lagi cari heels pasangan gaun ini. Kemarin gue sudah siapin, sekarang kok nggak ada." Balas Ifa dari dalam kamar.
"Yang di kotak sepatu warna pink bukan, Yang?" Tanya Rizky saat melihat kotak sepatu di depan rak TV.
"Iya. Elo liat nggak? Semalam masih ada kok." Rizky menggelengkan kepala. Terkadang istrinya ini memang pelupa parah. Bagaimana dia mau menemukan heelsnya di dalam kamar kalau ternyata ada di luar. Sampai lebaran kuda juga nggak bakalan ketemu.
"Yang, ini kotaknya ada di depan rak TV. Ayo buruan. Emak dan babe sudah nungguin dari tadi." Tak lama Ifa keluar dari kamar mengenakan kebaya modern warna ungu dengan kerah sabrina yang melekat indah di tubuhnya. Rizky terpana saat melihat Ifa seperti itu. Sejak menikah dengan Ifa baru kali ini ia melihat lagi istrinya mengenakan kebaya dan berdandan full. Sehari-hari Ifa hanya memakai bedak dan lipstik.
"Hey, kenapa bengong? Ayo katanya mau buru-buru."
"Ini nggak salah kan? Perasaan gue mau pergi sama bini gue, bukan sama bidadari. Wah, istri gue pasti masih di dalam kamar nih." Rizky mendekati Ifa dan memeluknya sambil menatap penuh kekaguman. "Pasti pintu surga lagi terbuka, karena ada bidadarinya yang nyasar ke rumah gue."
"Apaan sih, lebay banget." Ifa memukul pelan dada suaminya. ""Ayo, kita berangkat."
"Boleh nggak datangnya pas resepsi aja?" tanya Rizky. "Berangkatnya ditunda dulu."
"Kok gitu? Ini kan sahabat gue yang mau nikah, masa gue nggak datang pas akadnya. Jangan ngadi-ngadi deh. Lagian kenapa juga nggak mau berangkat sekarang?"
"Kapan lagi bisa berduaan sama bidadari surga." Rizky mulai menciumi leher jenjang istrinya.
"Iiisshh.. mulai mesum deh." Ifa terkekeh sambil mendorong Rizky.
"Habisnya kamu cantik banget sih. Bukan cuma gue yang langsung berfantasi liar, nih si otong langsung meronta karena kecantikan dan keseksian lo."
"Astagaaa.... sabar ya bang. Kasih tau tuh si otong buat bobo dulu. Belum saatnya dia bangun." Ifa kembali mendorong tubuh Rizky untuk melepaskan diri.
"Elo aja yang kasih tau, Yang," Rizky tetap tak mau melepaskan istrinya.
"Itu lebih bahaya bang. Bisa batal berangkat kita," Ifa terkikik.
"Ipaaaaaaah..!!! Ikiiiiiiiiy...!!! Ayo buruan berangkat. Keburu telat nih!" Terdengar suara melengking mak Bella dari halaman yang ada di antara rumah induk dan paviliun. "Emak sudah gerah nih."
"Tuh Yang, sudah diteriakin sama emak. Jangan sampe emak merangsek masuk kesini. Bisa melayang tuh selop. Ayo ah. Jangan lupa dibawa pakaian buat acara nanti malam. Gue bawa tas isi sepatu ini . Sisanya elo yang bawa, ya." Ifa berjalan melenggang meninggalkan Rizky dengan seabreg barang.
"Pah, kita kan cuma satu malam di hotel, kenapa banyak banget bawaannya?" tanya Rizky sambil menggaruk kepalanya. Ada dua kantong baju berisi gaun dan jas. Ada koper dan sebuah kotak yang sepertinya kado buat Cilla.
"Ih, jangan banyak protes. Bawa aja. Ayo buruan. Katanya tadi disuruh cepat, eh elo malah bengong disitu."
Walaupun sambil bersungut-sungut Rizky tetap mengangkat barang-barang tersebut. Mending nurut deh daripada nanti malam si otong nggak dapat jatah. Sepanjang perjalanan, Rizky bolak balik melirik Ifa yang duduk di sampingnya.
"Beh.... babeh kawin sama bidadari, ya?"
"Eh, kenapa elo tiba-tiba nanya begitu, Ky?" tanya babe Abdul bingung.
"Habisnya, kok bisa punya anak bidadari." Eaaa... mulai deh ngegombal.
"Bisa aja lo, Ky. Dulu babe juga bingung kenapa saat buka mata tiba-tiba ada bidadari di samping babe." Sahut babe nggak kalah gaje.
"Kalau emak bidadari, babe apaan?"
"Babe Joko Tarub dari betawi," sahut babe Abdul sambil tergelak.
"Idih babe dan Rizky mulai gaje deh." sahut Ifa sambil tertawa. Sementara mak Bella hanya senyum-senyum saja disebut bidadari oleh suaminya.
"Bukan gaje, yang. Itu namanya memuji sekaligus bersyukur punya istri nggak kalah cantik sama bidadari. Iya kan beh?" Rizky mencari dukungan babe Abdul.
⭐⭐⭐⭐
"Cil, gimana perasaan lo?" tanya Alana saat mereka berkumpul di ruangan yang disediakan di masjid di lingkungan hotel.
"Gue deg-degan plus excited, Al. Pah, dulu perasaan lo gini nggak sih?" tanya Cilla yang tampak cantik dalam balutan kebaya putih dengan rambut disanggul. Benar-benar beda banget dengan kesehariannya.
"Hmm... deg-degan juga sih, tapi plus sebel. Hahaha.. lo kan tau gimana sejarah hubungan gue dan Rizky. Tapi waktu itu kan ada kalian yang bikin rame, jadi lumayan terbantulah mengatasi rasa gugup gue saat itu."
"Cil, elo sudah liat belum video yang waktu itu gue kirim?" tanya Ifa sambil cengengesan, sehingga membuat yang lain jadi penasaran.
"Video apaan Cil?" tanya Meta dan Onit bersamaan. "Liat dong."
"Belum semuanya, Pah," jawab Cilla sambil menundukkan kepala. "Keburu dihapus sama bang Athar."
"Lho, emangnya lo nontonnya barengan Athar?" Ifa balik bertanya. Ya tuhan, teman gue yang satu ini kenapa begonya nggak hilang juga sih, batin Ifa.
"Iya, kan kata lo buat belajar. Gue pikir bang Athar juga perlu belajar dong. Makanya gue ajak liat video itu." Semua menanti kelanjutan cerita Cilla.
"Baru jalan beberapa menit liat video itu, hp gue langsung diambil sama bang Athar dan dia langsung hapus video dari elo. Gue liat saat itu muka dia merah padam. Dia tanya dapat dari mana video itu. Gue bilang dari elo, Pah. Buat belajar. Dia bilang nggak usah liat yang kayak gitu. Nanti belajarnya pas sudah nikah aja. Kata bang Athar nggak perlu pintar soal begitu, nanti belajar sama-sama."
"Video apaan sih, Pah?" tanya Alana penasaran. Ifa berbisik di telinga Alana dan sontak muka Alana langsung merah padam karena malu.
"Pah, kok Alana doang yang lo kasih tau. Kita kan juga pengen tau. Lagian kenapa juga muka si Alana jadi merah gitu." ucap Onit dan Meta yang dari tadi memang sudah penasaran.
"Video b***p," bisik Ifa pelan agar tak terdengar yang lain.
"APA?! VIDEO BOK...." Sebelum Meta dengan suara menggelegar mengumumkan ke seluruh dunia, Ifa langsung membekap mulut Meta.
Setelahnya mereka semua tertawa terbahak-bahak mentertawakan kebodohan Cilla. "Dasar Cilla bego! Ngapain juga lo ajak bang Athar nonton video kayak gitu?"
"Ya tuhan Cilla... elo polos atau bego sih? Bagus kalian nggak nonton sampai selesai. Kalau sampai selesai, kelar hidup lo." ledek Meta.
"Emang lo nonton sampe adegan apa Cil?" tanya Onit penasaran.
"Baru sampe adegan ciuman terus tangan cowoknya pegang da...."
"Stoooop!!! Nggak usah lo lanjutin. Benar kata Athar, elo nggak usah pake belajar. Nanti juga bisa sendiri. Let it flow ajalah." potong Onit.
"Tapi gue kan mau persiapan sebelum malam pertama." jawab Cilla dengan wajah polos, sehingga mengundang tawa teman-temannya.
"Benar kata bang Athar. Pelan-pelan aja, belajar bareng."
"Elo dulu nggak pake belajar dulu Pah? Langsung bisa gitu?" tanya Cilla penasaran. Yang lain langsung memperhatikan Ifa, siap mendengar jawabannya.
"Gue beda kasus dong. Laki gue kan sudah nahan berbulan-bulan. Jadi begitu oke, kita ikutin naluri primitif aja. Nggak pake malu-malu lagi. Wakakakakak... sudah ah, nanti lo semua pada pengen lagi." jawab Ifa.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan masuklah mami ke dalam dengan berurai air mata. Mami langsung mendatangi Cilla dan memeluknya erat.
"'Lho, mami kenapa? Siapa yang mati?" tanya Cilla bingung.
Pletak! sontak Onit menjitak pelan kepala Cilla. "Rem tuh mulut."
"Mami bahagia Cilla sekarang sudah sah jadi seorang istri. Ya ampun mami nggak nyangka akhirnya hari ini kamu jadi istri orang." Mami mencium pipi Cilla dengan bahagia. "Ijab kabulnya sudah selesai. Sekarang kamu bisa menemui suamimu."
"Yeaaay.... Cilla sudah jadi pacar halal bang Athar. Mimpi Cilla kesampaian, Mi" sorak Cilla penuh antusias. "Girls.. entar malam Cilla bakal dimakan bang Athar. Duh nggak sabar."
"CILLA!! DASAR KOPLAK AKUT!!"
⭐⭐⭐⭐