Chereads / IMPIAN EMAK UNTUK IFA / Chapter 25 - I LOVE YOU

Chapter 25 - I LOVE YOU

Happy Reading 🥰

"ENTENG BANGET TUH MULUT BILANG CERAI. EMANG ITU YANG SEJAK AWAL LO MAU KAN? BIAR ELO BISA TERIMA CINTA TUH COWOK. PANTAS SAJA ELO BIKIN BERBAGAI MACAM PERJANJIAN SAAT NIKAH SAMA GUE. TERNYATA ELO EMANG BENAR-BENAR NGGAK SUKA SAMA GUE. PERCUMA BEBERAPA BULAN TERAKHIR INI GUE BERHARAP ELO BISA TERIMA GUE SEBAGAI SUAMI LO!!"

⭐⭐⭐

"MULUT LO TUH YANG NGGAK LO JAGA! SEENAKNYA BILANG GUE MURAHAN." Balas Ifa tak mau kalah. "BUKANNYA ELO YA YANG NGGAK SUKA SAMA GUE. ELO YANG SEENAKNYA AJA PERGI SAMA PEREMPUAN LAIN. BUKANNYA ELO SENDIRI YANG NIKAHIN GUE KARENA ELO KASIHAN SAMA GUE, BUKAN KARENA ELO CINTA SAMA GUE. PERNIKAHAN MACAM APA YANG DIJALANI TANPA CINTA?! LO PIKIR GUE BISA BERTAHAN DALAM PERNIKAHAN MACAM INI?!" Suara Ifa mulai bergetar karena menahan marah dan tangis.

"Kata siapa gue nggak cinta sama elo? GUE CINTA SAMA ELO, AKIFAH SA'DIYYAH. DARI DULU GUE CINTA SAMA ELO ."

"Sejak dulu elo cuma anggap gue adik. Nggak lebih. Padahal sejak dulu gue suka sama elo, Ky. Elo cowok pertama yang bikin gue patah hati." Pertahanan Ifa mulai jebol. Ia mulai terisak. "Elo... apa lo bilang? LO CINTA SAMA GUE?" tanya Ifa tak percaya.

Rizky berjalan mendekati Ifa dan memeluk tubuh istrinya. "Iya Pah, gue cinta pake banget sama elo. Emang lo pikir kenapa gue langsung terima tawaran emak buat nikahin elo? Karena orang itu adalah elo, bukan orang lain. Kalau waktu itu bunda jodohin gue sama orang lain, belum tentu gue mau. Karena gue cinta sama elo. Gue nggak bisa membayangkan elo menikah dan hidup dengan lelaki lain selain gue. Gue emang sayang sama elo seperti adik, tapi itu dulu. Sebelum gue memandang elo sebagai seorang wanita seutuhnya. Awalnya gue nggak menyadari ketertarikan itu yang namanya cinta."

"Berkali-kali gue lihat elo jadian sama cowok lain. Hati gue sakit, perasaan gue nggak nyaman setiap kali itu terjadi. Gue cemburu saat elo dekat dengan cowok lain. Hati gue merasa gembira setiap kali elo putus dengan pacar-pacar lo. Mungkin ini terdengar jahat, tapi gue senang elo menangis di dada gue saat elo putus cinta. Itulah saat-saat membahagiakan buat gue, saat elo membutuhkan dada gue buat bersandar dan menangis. Gue bahagia banget saat elo butuh gue, saat elo ada di dekat gue."

Ifa terkesima mendengar penuturan Rizky. "Kalau memang elo punya rasa buat gue, kenapa elo nggak pernah tembak gue? Bahkan saat kita sudah menikah elo nggak pernah bilang elo cinta sama gue. Elo cuma bilang elo cemburu. Buat gue itu nggak cukup. Gue pikir elo hanya posesif. Ditambah lagi gue selalu ingat omongan lo pas gue semaput gara-gara bola basket."

"Jadi elo sudah suka sama gue sejak SMP, Pah?" tanya Rizky tak percaya. "Kenapa elo nggak pernah bilang sama gue?"

"Ya kali gue, anak kecil, nembak kakak kelas. Nggak ada dalam kamus gue, cewek nembak cowok. Walaupun elo menyebut gue cewek murahan, tapi seumur hidup nggak pernah gue dengan sengaja menarik perhatian cowok atau menyatakan perasaan gue duluan." Ifa melepaskan pelukan Rizky dan menjauh. Hatinya kembali sakit mengingat ucapan Rizky di kolam renang tadi.

"Kalau elo memang cinta sama gue, kenapa elo tega menyebut gue murahan, Ky? Elo satu-satunya cowok yang seharusnya mengenal diri gue lebih baik daripada cowok lain, tapi elo malah menuduh gue seperti itu. Hati gue sakit Ky, melebihi sakit hati gue saat gue tau elo lebih memilih merayakan kelulusan lo bersama Nena, bukan bersama istri lo."

Rizky menyadari kesalahannya karena sudah cemburu buta dan menyebut Ifa murahan. Elo emang bego Ky. Elo tolol, setolol-tololnya manusia di dunia ini. Elo pantas dibenci sama Ifa, rutuk hati Rizky. Elo egois, elo sudah sering menyakiti hati Ifa.

"Sekali lagi gue minta maaf. Gue emang bego, egois, jahat."

"Emang iya. Elo seperti apa ya lo bilang tadi," sahut Ifa ketus.

Rizky nyengir mendengar ucapan ketus Ifa. "Sorry gue sudah cemburu buta. Gue nggak ikhlas lihat istri gue yang cantik ini disentuh cowok lain. Apalagi gue tau gimana perasaan cowok itu ke elo. Sejak elo pergi liburan gue gelisah sendiri. Hati gue penuh dengan kecemburuan. Gue membayangkan cowok itu pasti bakal modus sama elo. Makanya gue langsung mengajukan cuti ke kantor buat nyusul elo. Untungnya om Ridwan langsung setuju. Malah dia bilang nggak usah buru-buru masuk kantor. Gue disuruh honeymoon."

"Dan apa yang gue perkirakan beneran kejadian. Tuh cowok ambil kesempatan buat nyatain perasaannya ke elo." Suara Rizky terdengar muram. Ia teringat kembali adegan di kolam renang tadi.

Ifa memandang Rizky yang kini berdiri di hadapannya. Pria yang telah ia cintai sejak SMP dulu. Pria yang pertama kali membuatnya patah hati. Pria yang pertama menciumnya. "Elo belum jawab pertanyaan gue. Kenapa elo nggak pernah menyatakan perasaan lo ke gue?"

Sesaat Rizky terdiam. "Gue belum sepenuhnya menyadari bahwa apa yang gue rasakan itu adalah cinta. Atau lebih tepatnya gue berusaha mengingkari perasaan gue sendiri. Gue takut, Pah. Gue takut elo nggak memiliki perasaan yang sama dengan gue dan kemudian elo menolak bahkan menjauh. Gue nggak sanggup kalau hal itu sampai terjadi. Buat gue, lebih baik mencintai elo diam-diam tanpa ada ketakutan kehilangan elo. Gue cuma bisa berdoa supaya elo putus setiap kali elo pacaran."

Mata Ifa membulat mendengar jawaban Rizky. Tak disangkanya perasaan Rizky teramat dalam untuknya.

"Makanya saat emak meminta gue untuk nikah sama elo, gue langsung terima. Karena itulah satu-satunya cara gue bisa memiliki diri lo seutuhnya. Walaupun saat itu gue nggak tau gimana perasaan elo, buat gue yang penting adalah gue bisa hidup bersama elo. Itu juga alasan gue mau menerima segala perjanjian yang elo ajukan. Coba elo pikir baik-baik, cowok mana yang mau menikah dengan perjanjian macam itu. Salah satu alasan cowok mau menikah kan karena bisa hug, kiss dan seks dengan halal. Intinya adalah gue CINTA sama elo. Gue nggak mau kehilangan elo. Gue bahkan rela nggak dapat jatah asal bisa terus sama elo."

Ifa mengulurkan tangannya untuk membelai wajah Rizky. Kini ia yakin tatapan Rizky waktu itu adalah pandangan bucin. Pandangan yang selalu dilayangkan bang Zayyan kepada Alana. Rizky menangkap tangan Ifa dan menariknya tubuh Ifa ke dalam pelukannya. Rizky melingkarkan tangannya di pinggang Ifa sehinggga membuat tubuh mereka menempel erat.

"Pah, maukah elo menerima cinta gue walau gue terlambat menyatakannya? Gue cinta elo apa adanya. Gue cinta kekoplakan dan ketengilan elo, gue cinta sifat keras kepala elo, gue cinta semua yang ada pada diri lo." bisik Rizky sambil menatap dalam mata Ifa. "Maukah elo menjalani hidup lo sama gue yang tolol tapi ganteng ini?"

"Yakin banget gue mau sama elo, bang," sahut Ifa sambil tersenyum jahil. "Sayangnya elo terlambat."

"Kenapa terlambat? Apakah elo memutuskan akan menerima Fadil?" tanya Rizky. Hatinya kembali dibakar cemburu. Dasar elo tuh nggak peka, kenapa baru sekarang elo tembak dia, rutuk hati Rizky. Kalau dia menolak menerima cinta gue, apakah itu artinya gue harus pisah sama dia? Oh my god, gue nggak bisa membayangkan hidup tanpa dia. Rizky sibuk sendiri dengan pikirannya.

"Jadi cincin ini nggak ada artinya buat elo?" Rizky mengangkat tangan Ifa yang mengenakan cincin kawin. Di sebelahnya ada cincin yang diberikan Fadil. "Kenapa elo masih pakai cincin dari dia?"

Ifa memandangi jemarinya yang menggunakan cincin dari Rizky dan Fadil. Ia tersenyum sebelum menjawab. "Apalah arti cincin ini. Mereka hanyalah sebentuk perhiasan yang digunakan sebagai lambang. Buat gue cincin-cincin ini gak memiliki arti spesial. Benda yang kalian gunakan untuk mengikat seorang wanita. Ini hanyalah benda yang kalian gunakan untuk menunjukkan pada dunia bahwa wanita itu adalah milik kalian. Kami, wanita, bukanlah benda yang bisa kalian aku-aku sebagai milik kalian. Seandainya cincin ini tak ada lagi apakah itu artinya, wanita itu bukan milik kalian lagi. Seandainya cincin ini hilang apakah itu artinya cinta kalian juga hilang?"

"Bagi kami, para wanita, perasaan yang tulus jauh lebih berharga daripada sebentuk cincin sebagai lambang kepemilikan," lanjut Ifa sambil melepaskan kedua cincin tersebut dan menaruhnya di meja yang ada di dekat mereka. Hati Rizky mencelos dan panik saat Ifa melepas cincin nikahnya. Apakah itu artinya dia hendak melepaskan diri dari pernikahan ini. Ifa pun melepaskan pelukan Rizky dan berjalan menuju pintu.

"Please jangan tinggalin gue, Pah. Gue bisa gila kalau elo lakukan itu." Kali ini ganti suara Rizky yang tersendat menahan tangis. Ia tak bisa membayangkan Ifa meninggalkanya, meninggalkan pernikahan ini.

Ifa membuka pintu kamar dan dilihatnya para sahabatnya masih ada disitu dan memandangnya dengan pandangan tidak mengerti. Mata mereka berkaca-kaca. Mereka ikut sedih bila pernikahan sahabat mereka harus berakhir begitu saja. Mereka sejak tadi mendengarkan percakapan Ifa dan Rizky dari balik pintu. Mereka memandang Rizky yang tampak terluka dan terpukul.

Sementara itu dengan langkah gontai Rizky berjalan menuju pintu yang terbuka. Di depan Ifa, ia berhenti sejenak untuk memandang wajah istrinya yang tercinta, yang sebentar lagi mungkin akan menjadi mantan istrinya.

"Pah, apakah gue benar-benar terlambat?" Ifa diam tak menjawab malah membuang muka menghindari tatapan Rizky.

⭐⭐⭐

Sudah mulai penasaran?

Ikutin terus ya biar tau gimana endingnya

Jangan lupa vote dan komennya ya

Biar tetap semangat nulisnya🥰