Chereads / LOVELIST / Chapter 25 - Bab 25 : Dua puluh lima

Chapter 25 - Bab 25 : Dua puluh lima

Di pagi harinya di rumah yang minimalis, siapa lagi kalau bukan rumah Ana.

Seperti biasa Ana bangun pagi untuk memulai rutinitas paginya. Yaitu dengan membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk adiknya dan dirinya.

Setelah selesai membersihkan rumah, Ana segera menuju ke dapur untuk menyiapkan menu sarapan yang sederhana.

"Em.. masak apa ya hari ini?" ucap Ana dengan bingung sambil melihat isi lemari esnya.

Ana melihat ada tahu dan bawang Bombay di dalam lemari esnya.

Akhirnya Ana dapat sebuah ide yaitu dengan mengolah bahan tersebut menjadi tahu asam manis.

Setelah itu Ana mengambil bahan yang ia perlukan dan segera ia mengolahnya.

Sekitar lima belas menit kemudian, Ana telah selesai berkutat dengan masakan yang ia olah. Lalu ia menghidangkannya di atas mangkuk besar.

Setelah itu, gadis cantik itu meletakkan di atas meja makan tahu asam manis tersebut, tidak lupa juga ia menyiapkan piring beserta sendok dan nasi.

Selesai menyiapkan semuanya. Ana tidak lupa memanggil adiknya itu yang masih belum keluar juga dari dalam kamar.

"Bryan!" Teriak Ana yang sedikit kencang sambil menuju kearah kamar Bryan.

"Bryan, cepat keluar dan sarapan!" lanjut Ana yang masih dengan nada teriaknya saat di depan pintu kamar Bryan.

"Iya kak, ini Bryan masih pakai seragam," jawab Bryan dari dalam kamarnya.

"Yah, jangan lupa cepat keluar dan segera sarapan. Nanti kamu terlambat ke sekolahnya," tutur Ana dari depan pintu kamar Bryan.

"Baik kak." jawab Bryan lagi dari dalam kamarnya.

Setelah melewati drama memanggil adiknya. Ana kembali ke arah dapur untuk menunggu adiknya sambil membersihkan peralatan dapur yang ia gunakan tadi.

Tidak lama Bryan keluar dari kamarnya dan menuju ke arah meja makan.

"Wah... Masak apa kakak hari ini? kelihatannya ini enak," ucap Bryan sambil duduk di kursi meja makan.

"Kakak hari ini masak tahu asam manis. Cuma ada itu yang ada di dalam kulkas," jawab Ana sambil mengelap tangannya yang basah setelah selesai dengan mencuci peralatan dapur.

"Semua bahan di dalam kulkas sudah habis. Besok kakak akan belanja ke pasar," lanjut Ana sambil melepas celemek yang melekat di tubuhnya.

Bryan hanya menganggukkan kepalanya saja saat mendengar penjelasan kakaknya.

"Baiklah, mari kita mulai sarapannya," ucap Ana kepada Bryan sambi duduk di kursi meja makan.

Bryan pun menurut apa kata kakaknya. Ia pun mulai mengambil nasi dan lauk setelah itu ia taruh di atas piringnya.

Begitu juga dengan Ana, ia mengambil nasi dan lauk dan di taruhnya di atas piringnya.

*

**

Di lain tempat, atau lebih tepatnya di rumah yang sangat mewah dan di dalam ruang makan keluarga Alex, anggota keluarga mereka semua sedang sarapan pagi bersama di meja makan.

Mereka hanya sarapan dengan roti dengan selai dan di dampingi dengan minuman sesuai penikmatnya.

"Kak, apa hari ini Ara boleh ikut kakak ke kantor?" tanya Ara di sela memakan rotinya.

"Tidak," jawab Alex dengan singkat dan datar.

"Papa, Ara pingin ikut kakak ke kantor," saut Ana ke papa Eric untuk minta pembelaan.

Alex yang mendengar rengekan adiknya kepada Papanya. Ia hanya bisa memutar bola matanya dengan kesal.

"Sebaiknya kamu jangan ikut sayang. Kakak kamu pasti sibuk dengan pekerjaan kantor," ucap Papa Eric dengan pengertian.

"Tapi kan pa-" belum selesai Ara berbicara langsung di potong oleh Papa Eric.

"Kamu sebaiknya pergi jalan-jalan bersama Mama nanti ke mall. Papa janji, nanti papa kasih kartu lagi limited tanpa batas," tawar Papa Eric kepada anak perempuan kesayangannya.

"Iya sayang nanti ikut Mama saja. Kita jalan-jalan dan bersenang-senang di mall." tutur Mama Rita kepada Ara dengan wajah ceria.

Ara yang mendengar penuturan Papanya hanya bisa menekuk wajahnya dengan kesal. Sedangkan Alex menyeringai senang, karena Papanya lebih membela dirinya.

Setelah acara sarapan pagi selesai, Alex bersiap pergi ke kantor lebih awal karena ada berkas penting yang harus ia kerjakan.

"Baiklah.. Pa, Ma. Alex berangkat kerja dulu ya," pamit Alex sambil berdiri dari kursi meja makan.

"Kok awal banget Lex?" tanya Mama Rita dengan alis terangkat. Biasanya anak laki-lakinya ini berangkat agak siang.

"Iya ma, karena ada berkas penting yang harus Alex kerjakan," jawab Alex sambil menyalami tangan Mama Rita.

"Hati-hati di jalan, son," tutur Papa Eric kepada Alex.

"Iya, Pa." jawab Alex sambil berpelukan dengan Papanya.

Lalu Alex menuju ke garasi rumahnya. Dan ia memilih berangkat sendiri menuju ke arah kantor dengan mobil mewahnya.

Sedangkan asisten Damian sudah stand by berada di kantor, saat Alex mengatakan kalau ia hari ini berangkat pagi.

*

**

Sekarang kita kembali lagi di rumah Ana. Gadis cantik itu sudah menyelesaikan sarapan paginya bersama dengan sang adik.

Setelah nya, gadis cantik itu segera membereskan semua piring kotor yang ada di atas meja makan. Sedangkan Bryan sudah berangkat ke sekolah sejak tadi dengan menaiki sepeda ke sayangannya.

Sekitar lima menit kemudian Ana telah selesai mencuci piring yang ia gunakan tadi bersama adiknya.

Sekarang ia tengah duduk terlentang di sofa ruang tamunya.

"Huft.. akhirnya selesai juga bersih-bersih rumahnya," ucap Ana disertai dengan membuang napas lega.

"Masih pukul enam lebih lima puluh nanti saja aku bersiap ke kantornya. Aku masih sedikit lelah setelah membersihkan rumah," lanjut Ana dengan nada yang malas.

Di tengah suasana termenung, Ana teringat dengan kedua orang tuanya yang telah meninggal sejak lama.

"Papa Mama.. aku sangat rindu kalian," ucap Ana dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku sangat rindu dekapan hangat pelukan kalian," ucap Ana lagi yang masih dengan mata berkaca-kaca.

Ana yang sudah tidak tahan menahan air matanya. Akhirnya air mata Ana jatuh mengalir di kedua pipinya.

"Aku sangat-sangat rindu dengan kalian. Semoga kalian tenang di sana,"

Setelah melewati rasa rindu yang terpendam kepada orang tuanya. Akhirnya Ana lebih memilih mengakhiri tangisannya dan bersiap pergi untuk kekantor.

Lima belas menit kemudian, Ana telah bersiap pergi ke kantor. Dan ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.20.

"Aku harus segera berangkat! jika aku terlambat, aku akan di kenai hukuman oleh si gunung es itu," ucap Ana sambil menutup pintu rumah depan.

Lalu Ana melanjutkan dengan menaiki motornya dan menjalankan ke arah kantor.

Dua puluh menit kemudian, Ana telah sampai di kantor Grand Company. Ia memarkirkan motornya di tempat parkir khusus karyawan.

Selesai memarkirkan motornya, Ana melangkahkan kakinya masuk menuju ke kantor.

Seperti biasa Ana akan di sambut dengan gosip yang tidak enak di dengar saat ia berjalan menuju ke arah ruangannya. Tetapi bagi Ana, ia mengabaikannya saja seperti angin lalu.

Setelah sampai di ruangan bertuliskan 'Ruangan Presdir', Ana menyempatkan menyapa terlebih dahulu sekertaris Dita yang berada di ruangannya.

"Selamat pagi mbak Dita," sapa Ana dengan senyum hangatnya.

"Pagi, Ana," balas Sekertaris Dita dengan senyum hangatnya juga.

"Loh.. aku kira kamu sudah datang lebih awal. Ternyata kamu datang di jam biasanya," ucap sekertaris Dita dengan nada terkejut.

"Emangnya ada apa mbak Dita?" tanya Ana dengan wajah bingungnya.