"Sebaiknya kalian berhenti memanggilku ketua. Kalau soal kekuatan, di tempat yang kita tuju nanti pasti akan ada banyak orang yang lebih kuat dariku, dan mereka juga yang nanti akan memutuskan siapa ketuanya. " ucap Biru kepada sepuluh temannya saat tiba di penginapan. Ini adalah penginapan dan desa terakhir sebelum mereka sampai di markas yang mereka tuju.
"Ya kami mengerti, tapi bagi kami kau tetap ketua kami. Ketua prajurit dari Perguruan Elang Putih. Benar kan teman- teman? " dan anak-anak yang lain menyetujui.
Biru merasa pusing. Bagaimana caranya bisa membuat mereka mendengarkan. Tapi sebelum dia bisa mendapatkan solusi, salah satu dari mereka berkata "Jangan hawatir, kami hanya akan memanggilmu ketua jika hanya ada kita saja, tapi tidak bila ada yang lain. Kami tidak akan membuatmu dalam masalah. "
Mendengar ucapan itu membuat Biru lebih merasa lega. Ternyata mereka tidak sebodoh yang dia pikiran.
Setelah itu Biru menyuruh teman-temannya untuk istirahat lebih awal, karena mungkin saja ini adalah terakhir kalinya mereka bisa tidur nyenyak dan juga cukup.
Karena Biru tahu bahwa setelah mereka sampai di tempat itu sudah ada pelatihan berat yang akan menanti mereka. Saking beratnya tidak heran kalau itu juga disebut sebagai pelatihan neraka. Sebenarnya Biru ingin memperingatkan mereka tentang hal ini tapi dia tidak bisa, pasti akan ada orang yang curiga, termasuk orang-orang Pangeran kedua yang saat ini sedang mengawasi mereka.
Biru di masa lalu merasakan beratnya latihan itu hingga hampir menyerah, tapi harga dirinya yang terlampau tinggi melarangnya melakukan itu, hingga akhirnya dia bertahan sampai akhir. Saat ini dia hanya berharap bahwa teman-temannya akan mampu bertahan hingga selesai
Pada saat para pemuda itu sedang bersiap untuk menjalani latihan berat mereka, saat ini Pangeran kedua telah sampai di istana.
Keesokan harinya.
Pangeran Yohan baru saja kembali ke istana Timur setelah selesai dari tempat latihan. Sambil berjalan tangan kanannya menggenggam handuk untuk menyeka wajahnya. Pakaian olahraga yang basah oleh keringat menempel di badannya, menampilkan otot-otot dada dan punggungnya yang terbentuk. Rambutnya yang setengah basah melekat di pipi dan kening hampir menutupi mata.
Para pelayan muda yang sedang lewat memerah di sepanjang perjalanan. Mereka tidak menyangka Pangeran kedua yang dirumorkan ternyata segagah itu, dan wajahnya yang meskipun hanya mereka lihat sekilas sudah jelas itu tidak bisa dikatakan jelek.
Para pelayan wanita itu adalah pelayan yang baru saja ditugaskan di istana pangeran dan mereka belum pernah melihat orangnya secara langsung. Ketika mereka mendapat perintah untuk pergi ke sana mereka berpikir sungguh sial karena mereka harus melayani pangeran yang cacat dan buruk rupa, tapi ketika mereka bertemu dengannya secara langsung kini mereka merasa mereka sungguh beruntung.
"Sam! " panggil Pangeran Yohan.
Seorang pria setengah tua buru buru masuk ke dalam kamar tidur Pangeran. Dia adalah Sam, kepala pelayan di istana Timur.
Sambil melemparkan handuk putih ke atas meja pemuda itu berkata "Apa apaan ini, kenapa istana ku jadi begitu ramai? "
"Maaf Yang Mulia, para pelayan itu dikirimkan langsung oleh Yang Mulia Ratu. Katanya istana Timur memiliki terlalu sedikit pelayan, karenanya Ratu menghadiahkan beberapa pelayan kesini. "
Pangeran mencibir "Heh, baru sebentar aku pergi mereka sudah berpikir istanaku sudah seperti tempat bermain mereka. "
"Kalau begitu saya akan segera mengusir mereka" kata pria itu.
Pangeran mengangkat tangannya "Tidak perlu. Kita tidak boleh menolak niat baik dari Ratu. Berapa banyak yang dia kirimkan? "
"Lima belas Yang Mulia! "
"Kalau begitu kirimkan tiga puluh pelayan baru ke istana Ratu. Katakan ini sebagai ucapan terimakasih atas perhatiannya. " perintah Pangeran.
"Baik Yang Mulia! " kemudian pria itu keluar dari ruangan.
Rhys yang sedari tadi mengikuti Pangeran dalam diam tersenyum dingin 'Ratu terlalu meremehkan Pangeran. Ingin mengirimkan lima belas mata-mata? heh, kami punya lebih banyak'
Istana Mawar
Seorang wanita dalam balutan gaun mewah sedang berjalan-jalan sambil menikmati keindahan bunga di taman kesayangannya. Beberapa pelayan wanita mengikutinya, tapi tak berani terlalu dekat. Tiba-tiba terlihat seorang pelayan wanita berlari-lari kecil di sepanjang taman lalu berhenti dihadapanya.
Pelayan itu mengatakan sesuatu dengan ekspresi yang rumit. Pada saat wanita cantik itu menerima laporan dia merasa sangat kesal. Tangan kanannya meremas bunga dihadapannya, sampai dia tidak sadar kalau duri bunga itu melukai tangannya hingga mengeluarkan darah.
"Anak kurang ajar itu... "
Pelayan di hadapannya gemetar ketakutan melihat amarah wanita itu.
Sesaat kemudian wanita itu mengingat kembali tentang apa yang telah direncanakan oleh putra kesayangannya, seketika dia dapat menenangkan diri dan mengatakan beberapa patah kata pada pelayan itu.
Dalam waktu kurang dari satu jam setelah itu, seluruh pelayan yang telah dikirim ke istana Timur ditarik kembali. Begitu pula dengan pelayan yang dikirim ke istana Mawar, mereka segera ditugaskan ke tempat lain.