"Apa yang kau lakukan rubah kecil sialan!" tukas Qin Hui yang baru saja tersungkur setelah Jia-Sheng mendorongnya dengan sengaja sehingga pria gemuk itu terjatuh dengan memalukan.
Namun Jia-Sheng tidak memperdulikan omelan dan rutukan Kanselir Qin dan hanya fokus melihat kondisi jendral Yue yang sangat buruk.
Jia-Sheng dapat dengan jelas melihat punggung jendral Yue yang pakaiannya telah tersobek. Itu adalah sobekan dari tali cambuk yang telah merobek pakaian dan kulit punggung jendral Yue seolah-olah semua itu dilakukan untuk menghapus empat karakter tato yang terukir di kulit punggung jendral Yue.
Jia-Sheng membaca tato empat karakter di punggung jendral Yue yang memiliki arti 'melayani negara dengan kesetiaan tertinggi'
Dalam hati, Jia-Sheng hanya dapat melirih karena kenyataan yang ia tau jika kesetian Jendral Yue itu justru akan membuatnya dikhianati dan mati secara tidak terhormat di dalam penjara.
Darah telah mengotori pakaian jendral Yue dan lantai penjara yang sangat dingin karena musim dingin yang menghembuskan angin dengan marah pada orang-orang kotor yang ada di Song.
Jia-Sheng baru saja memeriksa denyut nadi milik jendral Yue yang begitu lemah, namun dirinya segera dipaksa menyingkir oleh kanselir Qin dengan cara rambutnya yang ditarik dengan kasar dan penuh kemarahan.
"Apa yang kau lakukan?. Otakmu sudah beku?!. Pergi dari sini!" Teriak kanselir Qin. Pria itu membawa Jia-Sheng serta dirinya sendiri untuk segera keluar dari paviliun angin dan ombak yang begitu kotor baginya.
"Lepaskan!. Apa yang kau lakukan!" Teriak Jia-Sheng. Ia memberontak dan berusaha lepas dari genggaman kanselir Qin yang terus membawanya menjauh dari paviliun angin dan ombak yang menjadi tempat dimana jendral Yue disiksa dan pada akhirnya mati terbunuh.
Jia-Sheng marah dan sedih. Dalam hatinya sangat bergejolak. Ia ingin mengobati jendral Yue segera jika tidak ia akan mati. Ia juga ingin memeriksa jendral Yue yang entah sudah diberi racun apa oleh kanselir biadab ini.
"Lepaskan!" Teriak Jia-Sheng dan akhirnya ia di lempar ke atas tumpukan salju dingin oleh kanselir Qin.
"Memang rubah kecil liar. Jika saja bukan murid tabib Weiyi, aku pasti sudah membunuhmu!" Teriak kanselir Qin yang heran dengan sikap Jia-Sheng hari ini, namun ia hanya berfikir dangkal dan mengira jika sikap Jia-Sheng hari ini adalah sifat liar miliknya yang tiba-tiba keluar.
"Ini!. Berikan pada gurumu dan kembalilah lagi besok!" Ucap kanselir Qin. Dia berbicara pelan dan menekan sambil melemparkan sekantung kecil berisi uang dan gulungan kecil yang nampaknya merupakan pesan untuk Wang Weiyi. Setelah memberikan semua itu, Kanselir Qin pergi begitu saja.
Jia-Sheng bangkit dan melihat apa yang diberikan kanselir Qin. Isi kantung kain hitam itu berisi begitu banyak keping emas, namun Jia-Sheng tidak peduli dengan itu. Ia lalu membuka gulungan kertas yang berisi pesan untuk gurunya tentang rencana mereka berikutnya.
Di dalam kertas itu tertulis perintah untuk tabib istana Weiyi agar segera membuatkan obat untuk jendral Yue dengan dosis yang lebih kuat lagi karena penyakit jendral Yue sudah sangat parah di dalam tahanan, namun semua itu hanyalah kiasan. Isi makna sebenarnya dari pesan itu adalah perintah untuk membuat racun yang bisa membunuh jendral Yue.
Jia-Sheng meremas gulungan kertas itu dan lebih memilih pergi untuk melihat kondisi jendral Yue. Tapi sayangnya ia tentu tidak di perbolehkan masuk. Ia bahkan kembali dilempar keluar ke atas tumpukan salju oleh penjaga.
Udara dingin membuat jari-jari Jia-Sheng telah memerah. Ia juga benar-benar hampir membuat otaknya membeku karena terlalu lama berkeliaran di luar hanya untuk mencari cara agar bisa menyelinap masuk kedalam penjara untuk memeriksa jendral Yue.
"Tidak bisa. Aku tidak bisa berfikir lagi dengan kondisi seperti ini ..." gumam Jia-Sheng. Ia mengambil keputusan rasional dengan cepat seperti tengah menangani pasien gawat darurat yang memerlukan tindakan sesegera mungkin.
Akhirnya, dengan berat hati Jia-Sheng memutuskan pulang untuk menghangatkan dirinya sembari berfikir dengan nyaman. Ini adalah tindakan yang ia ambil secara tepat meski harus pergi dari paviliun angin dan tombak terlebih dahulu seperti menelan obat pahit agar bisa sembuh.
"Kau sudah pulang. Dimana uang yang diberikan kanselir Qin?. Kau tidak memakainya untuk pemborosan makanan lagi kan?" Tanya tabib Weiyi pada Jia-Sheng dengan datar seolah ia benar-benar telah terbiasa menghadapi sikap murid perempuan liarnya itu sehingga secara alami ia sudah menyerah untuknya.
Walau begitu, entah kenapa Wang Weiyi masih mempertahankan Jia-Sheng menjadi muridnya dan membiarkannya tinggal bersama dengannya dan terlihat sedikit memanjakannya. Itu adalah sudut pandang yang aneh bagi Jia-Sheng yang telah membaca novelnya. Tapi diwaktu ini, Jia-Sheng sadar, ia tidak terlalu banyak ingat tentang novel yang ia baca di kehidupan sebelumnya jadi ia tidak terlalu bisa memikirkan hal yang tak terlalu penting itu.
Meski begitu ia ingat jika karakter Jia-Sheng begitu menuruti Weiyi seperti seorang anak yang taat pada ayahnya. Semua itu terjadi karena karakter Jia-Sheng awalnya adalah anak yang terlantar dan di temukan di pinggir jalan bersama dengan ibunya yang telah pergi ke surga ketika tentara dari Jin menyerang sebagian wilayah Song.
Dengan iba Weiyi pun merawatnya dan mengajarinya banyak ilmu medis. Walau begitu Weiyi tidak pernah menganggap Jia-Sheng sebagai murid atau anak angkatnya sehingga ia sedikit melonggarkan perhatiannya dan membuat Jia-Sheng tumbuh menjadi sedikit liar dan senang memberontak sebagai bentuk mencari perhatian dan pengakuan dari Weiyi.
"Ini" ucap Jia-Sheng sembari memberikan kantung berisi kepingan emas itu.
Weiyi pun mengambilnya dan tidak memeriksanya seolah berkurang atau tidaknya ia tidak peduli. Meski berkurang pun, ia hanya berfikir jika Jia-Sheng pasti memakainya untuk bersenang-senang dengan membeli makanan dan itu tidak terlalu buruk. Lagipula Weiyi juga membiarkan Jia-Sheng tumbuh dengan kemandirian sehingga ia harus memperdulikan dirinya sendiri dengan caranya sendiri, meski itu berarti harus mencuri sedikit uang miliknya.
Tapi kali ini Weiyi tidak tau jika Jia-Sheng telah mengambil sedikit uangnya bukan untuk membeli makanan melainkan untuk membeli banyak bahan untuk membuat obat penawar racun dan obat untuk memulihkan kondisi jendral Yue secara diam-diam.
"Apakah kanselir Qin tidak memberimu benda lain?" Tanya Weiyi begitu ia sadar akan sesuatu.
Jia-Sheng terkejut karena ia tau yang dimaksud oleh gurunya adalah kertas pesan dari kanselir Qin yang meminta Weiyi untuk membuat racun yang mematikan.
"Oh. Kanselir Qin hanya bilang jika kita harus membuat obat yang sama seperti sebelumnya untuk Jendral Yue" ucap Jia-Sheng. Ia mengatakan itu dengan penuh keberanian dan lalu menelan ludahnya dengan penuh ketegangan karena takut kebohongannya terungkap.
"Begitu" ucap Weiyi lalu ia pun pergi dan Jia-Sheng berhasil dengan rencana pertamanya untuk menunda kematian Jendral Yue.
Untungnya Jia-Sheng ingat dengan isi novel yang mengatakan jika murid Jia-Sheng ini benar-benar bersikap tidak sopan kadang-kadang. Ia kerap membaca pesan untuk gurunya tanpa izin namun entah kenapa Weiyi juga tidak peduli dan hanya menegurnya jika ia melakukan itu. Jadi sikap Jia-Sheng yang berbohong tadi sebenarnya sudah cukup biasa. Weiyi berfikir jika Jia-Sheng pasti membaca pesan itu lalu membakar kertasnya sendiri dan menyampaikan pesan itu dengan mulutnya sendiri.
Tapi bagi Weiyi, tindakan Jia-Sheng yang tidak sopan itu kerap membantunya karena ia jadi tidak perlu repot membaca dan hanya perlu mendengarkan ucapan dari Jia-Sheng yang tidak akan pernah berbohong padanya. Setidaknya, fikiran yang dipenuhi celah dan ketidakwaspadaan itu juga ikut membantu Jia-Sheng saat ini untuk mudah berbohong. Dan untuk yang pertamakalinya, Jia-Sheng mengatakan kebohongan pada Weiyi.
Setelah mendapatkan uang. Hal yang harus difikirkan Jia-Sheng saat ini adalah bagaimana caranya ia bisa menyusup untuk memeriksa kondisi jendral Yue?. Menyuap petugas yang menjaga sel tahanan Jendral Yue?. Tapi jika ia melakukan itu, uang untuk membeli bahan obat-obatan tidak akan ada lagi.
"Apakah lebih baik aku membeli bahan-bahan untuk obat saja?" Gumam Jia-Sheng, tapi kembali mendapatkan kebuntuan karena ia belum melakukan pengecekan terhadap kondisi jendral Yue, jadi bagaimana bisa ia membuat obat untuk penyakit yang tidak ia ketahui jenisnya?.
Akhirnya, Jia-Sheng mengurungkan semua niatnya dan mencari cara lain dengan memutar otaknya begitu keras. Jia-Sheng juga mencoba untuk mengingat bagian-bagian cerita novel yang mungkin bisa membantunya.
"Zhang Xian!. Ah tidak. Mungkin dia tidak bisa membantu karena dia mungkin sedang bersembunyi dari kejaran orang-orang Qin Hui ..." fikir Jia-Sheng yang baru saja ingat dengan nama seorang bawahan jendral Yue yang selalu berada disisinya. Namun sebelum jendral Yue ditangkap, Zhang Xian secara pribadi diperintahkan untuk pergi dari sisinya untuk bersembunyi dan mengatur strategi.
Jendral Yue menyerahkan kepemimpinan kepadanya jadi Jia-Sheng tidak bisa merepotkannya. Zhang Xian saat ini pasti sedang bersembunyi bersama dengan para prajurit yang setia pada jendral Yue. Jika ia menggunakan bantuan Zhang Xian, ia mungkin hanya akan menghilangkan harapan terakhir jendral Yue yang masih sempat memikirkan keamanan rakyat disaat dirinya akan berada di dalam penjara dan menderita hingga akhir.
"Aku tidak bisa membuat pasukan jendral Yue semakin berkurang lagi karena membantuku. Lagipula aku tidak yakin jendral Zhang Xian akan mempercayaiku begitu saja ..." fikir Jia-Sheng. Ia mulai mencari nama lain dan menemukan satu orang yang seharusnya sejak awal ia gunakan.
"Wei Shun!. Benar!. Dia adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengan jendral Yue!"
Jia-Sheng baru saja ingat jika salah seorang penjaga penjara di paviliun angin dan ombak yang bernama Wei Shun adalah seorang yang begitu mengidolakan jendral Yue dan sangat menghormatinya. Ia orang yang secara diam-diam mengambil tubuh jendral Yue dari dalam penjara untuk di makamkan secara layak di luar wilayah Kaifeng-ibu kota Song.
"Aku harus mencari orang itu dan bekerjasama dengannya ..."