"sudah Iza duga,sekarang atau nanti kakak pasti akan memegang kembali perusahaan,apalagi setelah acara waktu itu,paman pasti lebih bersemangan meminta kakak segera menggantikannya"gerutu gadis itu sambil menyantap sarapannya,
"Hanya sekedar berkunjung za,"akbar menimpali
"bukankah Papah pernah bilang,kita tidak perlu ikut campur dengan perusahaan,kakak juga tahu itu kan"
"jadi untuk apa kakak meneruskan study kakak,jika kita akan terus mengandalkan paman."pagi itu semakin menegang.
"terserah kakak.Iza berangkat duluan"gadis itu meninggalkan kakaknya tanpa menghabiskan sarapannya,
"kakak antar!"susul nya setelah meneguk habis susunya
.
.
.
.
.
.
* * *
"jangan cemberut terus,senyum dong,adikku lebih manis saat tersenyum"goda Akbar saat hampir sampai di kampus Zalikha.
"jangan menggodaku,"
"ternyata masih marah"
"hanya hari ini,tidak ada lain kali"
"baik tuan putri"
gadis itu keluar dari mobilnya,melambai pada sang kakak yang berlalu meninggalkannya di depan gerbang kampus.
sambil berjalan sesekali Zalikha mengecek group whatsapp kampusnya,
tanpa di sadari,ia berpapasan dengan pria yang bertabrakan di pesta pamannya waktu itu,keduanya tidak menyadari berjalan beriringan.sampai mereka terpisah di lorong yang mengarah pada ruang Rektor dan ruang seminar.
gadis itu memindai ruangan,dimana ia harus duduk,hingga ia melihat temannya melambaikan tangannya, kursi paling depan pojok sebelah kanan dan segera menghampirinya.
"gue telat ya?"
"ngg kok,acaranya belum di mulai"jawab Meta teman sekelasnya
tak lama seseorang berlari memburu mereka berdua
"waduhhh gawat gue telat ya"serbu Nina menduduki bangkunya di samping meta.
"hampir,tapi tenang Zalikha juga baru dateng!"
"syukur deh"ia menghela nafas.
tak menunggu lama,acara pun di mulai hingga memoderator mempersilahkan seseorang untuk memberikan materi,
seorang pria bertubuh atletis masuk dengan pesona yang hampir membuat semua mahasiswi tidak mengedipkan matanya,
"selamat pagi"sapa pria itu menampakkan lesung pipitnya yang menawan,
hanya sebagian yang menjawab,sisanya masih bengong...
"selamat pagi"suara barito nya lebih terdengar jelas dan melupakan lamunan para mahasiswi itu...
"pagi....."serentak menjawab
si jangkung memperkenalkan diri dan menyampaikan materinya dengan sangat baik,sesekali ia melirik ke arah pojok depan sebelah kanan
.
.
.
"terimakasih"
kalimat terakhir yang di ucapkan moderator menandakan acara telah selesai.
flashback on
Ruang rektor
"terimakasih Nak Dewa sudah berkenan memenuhi undangan kami,"Pak rektor saat menjabat tangan si jangkung
"sama sama pak,Anggap saja ini salah satu ungkapan terimakasih saya."
Dewa adalah alumni mahasiswi di kampus tersebut,kecerdasan dan kepintarannya membuat ia lebih cepat mendapat gelar S2 nya di banding teman teman seumurannya pada waktu itu,ia menjadi siswa paforite para dekan dan rektor,dan menjadi idola para senior dan junior.
"Rasanya baru kemarin Nak Dewa menyelesaikan pendidikan,tidak terasa,waktu begitu cepat,sampai sampai saya harus menyadari,kalau saya sudah tua"
"Bapak belum tua,dan bukan waktu yang terlalu cepat,tapi bapak yang mempercepat belajar saya"
"hahahaha...itu karena otakmu yang terlalu pintar,jika tidak,Nak Dewa tidak akan ada di depan saya hari ini"kalimat itu penuh tanya
"....."
"ahhh iya,sampai lupa,ini adalah daftar siswa yang ikut acara,Nak Dewa bisa menghafalnya kalau perlu,tapi mungkin tidak perlu..."keduanya kembali tertawa
pak rektor memperlihatkan daftar siswanya yang hadir di acara tersebut,
tak memerlukan waktu lama hingga ia menghafalkan nama itu satu persatu,namun ia tertarik dengan satu nama Zalikha Azalea Wijaya,nama yang hanya dimiliki keluarga Wijaya.
lama tidak bertemu,membuat kedua pria itu tak berhenti mengobrolkan ceritanya masingmasing,tak terasa waktu sudah menunjukan untuknya segera masuk dan mengisi acara,
si jangkung permisi pamit.
.
.
.
sesaat setelah moderator mempersilahkannya masuk,matanya tak berhenti memindai,mana gadis yang bernama Zalikha Azalea wijaya,namun bukan nama itu yang ia temukan,melainkan gadis cantik yang menabraknya di pesta tempo hari.
~ternyata kamu disini~batinnya tersenyum
flashback off
taman kampus
"gila tu orang,gantengnya gak ketulungan,gue sampe lupa kapan terakhir gue ngedip"celetuk Meta
"parah banget emang!udah tampan,smart,sukses lagi,buat gue aja yang begini,"Nina menimpali sambil berkhayal
"ngarep loe...
masalahnya orangnya mau gak sama loe"Meta
"apalagi pas tadi,dia lirik-lirik terus"
"geer baget loe,kali aja ngeliriknya ke gue"meta ikut berkhayal
"nah kaaan,loe juga ikut ikutan"
"by the way tadi kita gak ngeliat Randy y?"tanya Meta penasaran,
zalikha yang masih fokus membaca,mengangkat kepalanya,saat nama itu terdengar.
"woyy...loe ketinggalan informasi kali ya...Randy ambil cuti lumayan lama,loe g tahu?!"Nina
"kok bisa"
"denger denger katanya Si Randy udah tunangan,di jodohin sama keluarganya"jelas Nina
"kok bisa sich,bukannya dia udah punya cewe?!"celetuk Meta
telinga itu kiat mendengarkan
"mana gue tau,tapi kita juga gak tau kan,ceweknya siapa
tapi kasian juga sih si ceweknya,masa di tinggal tunangan,pasti sakit baget kaaan."kalimat itu meremukkan kembali hati seseorang.
"gue ke perpus dulu yah,balikin buku"gadis itu pamit
meninggalkan keduanya yang masih sibuk membicarakan lelaki,tanpa mereka sadari,siapa wanita yang mereka bicarakan.
"nanti balik lagi ya za"teriak Meta kemudian di balas dengan kata ok dengan tangannya
Alih-alih ke perpustakaan,Zalikha hanya pergi ke toilet,merapikan wajahnya yang berantakan karena tak bisa membendung airmatanya...
~kenapa kamu terus buat aku kaya gini Rand,bahkan d kampuspun aku harus inget sama kamu,bagaimana aq bisa lupain kamu,sementara kamu jelas-jelas sekarang bukan lagi buat aku~
batinnya kembali menangis.
sesaat kembali ke tempat dimana teman-temanya berada,ia di kejutkan dengan kehadiran seseorang yang membuat dirinya sedikit risih saat acara tadi,
"Za,ada yang nyari nich"Meta memberi tahu,Nina hanya manyun menampakan ketidak sukaanya pada Zalikha.
"Hai...bisa kita bicara"suara barito itu menyapa.
.
.
.
.
.
.
wajah tampan itu terus memperhatikan Zalikha,hingga ia merasa tidak nyaman,
"jadi apa yang ingin anda sampaikan?"Zalikha bertanya
"bagaimana kamu merasa baik setelah mengotori bajuku"suara barito menimpali
sedikit mengingat-ngingat apa maksud kata-kata pria di depannya ini,dan ia mulai menyadarinya.
"bukankah waktu itu saya sudah minta maaf,dan anda bilang baju anda baik-baik saja"
"tapi tidak sopan jika pergi tanpa permisi"barito mengintimidasi
"saya sudah permisi"gadis itu merasa terpojok
pria itu mendekatkan wajahnya,hingga hanya tersisa beberapa centi
"tapi saya belum mempersilahkannya"
kata itu mematikan.
"well...lupakan baju itu,sebagai gantinya,siapa namamu"kalimat yang membuyarkan kecanggungan dan terdengar sedikit konyol
"seperti itu kah cara laki-laki berkenalan"gadis itu keheranan
"anggap saja seperti itu"si pria mengulurkan tangan
"Dewa Anggara Kusuma"
"sudah tahu"jawabnya ketus
"aaah benar,tapi siapa namamu nona?"
"teman-teman memanggilku Iza,Zalikha azalea wijaya"
gadis itu membalas tanpa mengulurkan tangan.
seketika lesung pipit itu hilang saat mendengar nama itu.
"ok,impas saya permisi,"ia kembali bersama teman-temannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.bersambung
.kira-kira ada apa dengan keluarga wijaya dan lesung pipit?