Chereads / Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 47 - Siapa Yang Meracuni HongEr?

Chapter 47 - Siapa Yang Meracuni HongEr?

-----------------

Kompetisi hari kedua.

Para peserta sudah siap menuju lokasi berikutnya untuk berhadapan dengan lawan yang sudah ditentukan, saat semua mata menoleh dengan serentak melihat FeiEr yang muncul dengan cepat dari arah rumah besar, tanpa menghentikan langkahnya Fei dengan wajah penuh emosi mengarahkan pedang LuKan-nya ke arah salah satu peserta di antara kerumunan.

"Hiattt!!"

"Ting!"

Kerumunan bubar cepat meninggalkan seorang pemuda yang kini menahan pedang panjang FeiEr dengan DaDao-nya.

***DaDao, pedang bergagang panjang dengan pedang tajam yang panjangnya sama dengan gagangnya, biasanya karena berat yang imbang di kedua sisi membuat pedang sejenis ini harus selalu digunakan dengan dua tangan, kibasannya menjangkau hingga jauh karena ujung pedang tajam berbentuk agak lebar.

"Kurang ajar! Kau mencelakai HongEr!"

FeiEr tidak memberi kesempatan pemuda berpakaian hitam itu menghindar, ia mengarahkan pedangnya kembali menyerang penuh dengan amarah di wajahnya, seketika para peserta membentuk bundaran besar memberi ruang Fei dan pemuda yang tak lain adalah GuiSe itu bertarung.

Fei lincah, dan tubuhnya begitu ringan, tapi ia menyerang dengan membabi buta penuh emosi, beberapa kali dua senjata itu beradu menimbulkan suara yang sangat keras, Fei menurunkan tubuhnya menyerang dengan menekuk tangan bagian belakang, menghempas sisi tubuh GuiSe yang tak terlindungi hingga ia terhempas dengan keras ke belakang.

"Akh!"

GuiSe hampir jatuh, tapi FeiEr tidak membiarkan ia jatuh dengan mudah, ia masih menyerah bagian depan GuiSe dan menghantam dua kaki GuiSe dengan bagian pedangnya yang tumpul hingga ia jatuh tersungkur keras.

"Akhh!"

Pemuda itu bukan lawan FeiEr, ia masih terlalu jauh menjadi lawan FeiEr.

FeiEr menahan diri, napasnya keras bagai kerbau yang siap kembali menyerang, ia menatap GuiSe yang sudah terjatuh bersimpuh di atas tanah bertahan bersama pedangnya dengan mata besar seolah ingin menelannya hidup-hidup, ia mengarahkan pedang bagian tajamnya tepat ke leher pemuda itu.

"Hoh hoh hoh"

Dari arah kerumunan muncul SongEr, TingTing dan FanSui, ketiganya langsung mendekat menahan tubuh Fei yang masih berdiri dengan posisi mengancam.

"FeiEr apa yang kau lakukan?" Seru TingTing.

SongEr berusaha menarik tubuh FeiEr tapi FeiEr sangat kuat, ia bahkan tidak bisa menggerakkannya sedikitpun, amarah yang terlihat begitu jelas di wajahnya membuat semua urat dan ototnya keras.

"FeiEr apa yang kau lakukan?" Seru SongEr,

GuiSe menyeka bibirnya, sedikit mengeluarkan darah saat ia menahan serangan bertubi-tubi Fei tadi, ia terengah-engah, tidak mengerti apa yang terjadi saat orang asing itu tiba-tiba menyerangnya tanpa ia sempat melakukan persiapan, walau begitu ia harus mengakui tenaga Fei begitu kuat, padahal Fei sudah menahan diri untuk tidak menyerang sepenuh tenaga.

Dari arah kerumunan muncul KaiLe dan Tao, melihat kehebohan apa yang terjadi di tengah lapangan, AYao juga muncul dan langsung mendekati Fei dan lainnya.

"Tuan muda Fei"

GuiSe menelan ludahnya bulat, semua pemuda itu di depannya, dan ia hanya sendirian.

KaiLe mendekati Fei.

"Tuan muda Fei apa yang terjadi?" Tanyanya dengan dahi berkerut.

..................

Tak lama kemudian.

Fei dan GuiSe harus duduk di ruang disiplioner karena berkelahi tadi, untuk itu Fei harus menahan emosi jauh lebih lama dan hanya bisa menurut duduk di kursi tak jauh dari GuiSe dengan wajah marah, ia masih mengepalkan tangannya, kecemasan luar biasa yang menyelubungi dadanya bisa membuat ia meledak sewaktu-waktu.

Tak lama dari pintu masuk JiuYe dan BaiHu di sampingnya, BaiHu hanya bisa menggelengkan kepalanya mengetahui keributan yang sudah dilakukan Fei hingga pertandingan sempat tertunda.

.......

Di dalam kamar HongEr.

SangTao duduk di samping ranjang di mana Hong masih tak sadarkan diri, ia berdiri memberi tempat untuk KaiLe yang mendekat,

"Salam Yang Mulia Pangeran" hormat SangTao.

KaiLe duduk perlahan di pinggir ranjang HongEr. Pangeran muda itu mengeluarkan sesuatu dari kantong kecilnya, sebotol obat berwarna kuning, mengeluarkan beberapa butir ke atas telapak tangannya, mengangkat kepala HongEr sedikit dan memasukkannya perlahan ke dalam mulutnya yang berwarna pucat.

"Yang Mulia, itu" tanya SangTao, SangTao sempat dijelaskan BaiHu sebentar soal KaiLe yang ternyata membawa penawar racun serbuk HueYang bersamanya, dan BaiHu tidak melihat pangeran muda itu memiliki niat jahat terhadap Hong dan mengijinkannya memberikan penawar itu padanya, walau masalah belum jelas tapi untuk saat ini keselamatan Hong di atas segalanya, walau racun itu bisa disembuhkan dengan ramuan dari tabib tapi memiliki penawar akan berpengaruh cukup besar, terlebih untuk tubuh lemah HongEr.

Pada dasarnya serbuk bunga HueYang sendiri bukanlah jenis racun yang berbahaya, tapi karena Hong tidak bisa ilmu tenaga dalam racun itu menjadi sangat berbahaya untuknya.

KaiLe duduk lama, melihat wajah Hong yang pucat, suara napasnya terdengar berat, panas tubuhnya membuat pipinya merah dan berkeringat. Perlahan KaiLe mengangkat tangannya membasuh keringat di kening Hong dengan pinggir lengan bajunya,

"Heh adik Hong, entah siapa yang mau melukai anak manis seperti adik Hong, orang itu sungguh tidak bisa dimaafkan"

Ia merapihkan rambut ikal Hong yang jatuh di dahinya, membelai wajah mulus itu dengan penuh perhatian, menelan ludahnya melihat keringat di leher Hong, ia mengalihkan pandangannya dan menarik tangannya cepat, jantungnya berdebar kencang, bisa saja sewaktu-waktu meloncat keluar karena sangat cepatnya.

KaiLe berdiri, SangTao sempat bingung melihat pangeran muda itu permisi dan keluar kamar dengan cepat.

"Terima kasih Yang Mulia" SangTao menunduk hormat mengantar kepergian KaiLe yang diikuti oleh pengawal pribadinya Tao.

---------------------