Chereads / Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 50 - Makan Malam Di Paviliun Plum

Chapter 50 - Makan Malam Di Paviliun Plum

--------------

Makan malam keluarga.

Ruang makan Paviliun Plum tempat BaiHu dan keluarganya menetap selama kompetisi cukup ramai.

Sudah lama tidak menikmati hidangan dengan anggota keluarga yang lengkap, BaiHu, TangYuan, FeiEr, HongEr, dan ada juga beberapa anggota tambahan TangYi, SongEr yang ikut bergabung.

"Ini makan yang banyak Hong, kau semakin kurus" TangYuan terus menyendok beberapa potong daging, sayuran ke mangkuk Hong yang mulai penuh.

"Ibunda ini sudah banyak, Hong tidak bisa habiskan semuanya"

"Pasti bisa, ayo masukkan semua ke mulutmu"

BaiHu dan FeiEr saling melirik, TangYuan memang selalu begitu, obsesinya membuat Hong sedikit lebih gemuk membuat anak itu harus memasukkan semua makanan ke dalam mulutnya hingga mengembung, keduanya mencuri tawa tapi pura-pura tidak melihat saja, itu urusan Hong sendiri.

"Umm Bunda" gumam HongEr dengan mulut penuh.

"Sudah cepat kunyah dan telan, ini masih banyak harus dihabiskan" ujar TangYuan.

.............

Saatnya tidur.

Tak terasa Keluarga Jie sudah menempati Paviliun Plum selama kurang lebih sepuluh hari, dan besok hari terakhir mereka di sana, BaiHu duduk di halaman depan menikmati bulan begitu besar yang tepat ada di atas mereka, FeiEr mendekat.

"Ayahanda, pikirkan apa?" Tanya Fei.

BaiHu tersenyum, menepuk pundak Fei yang duduk di sampingnya.

"Sedang menikmati angin saja, menikmati pemandangan langit malam di ibukota, besok kita akan meninggalkan rumah SangGuan dan pergi berkunjung ke istana, rasanya cepat sekali"

"Apa kita akan menginap di istana juga? Fei sebenarnya ingin cepat pulang, Hong bilang ayam dan ikan yang ia pelihara mungkin sudah sangat merindukannya, ingin kembali menikmati ranjang FeiEr sendiri"

BaiHu menarik napas panjang.

"Heh adikmu itu, entah sudah berapa banyak pengalaman yang ia dapatkan selama kalian keluar rumah, lain kali ia pasti kapok keluar rumah lagi"

FeiEr tertawa kecil mendengarnya.

"Hehehe menurut Ayahanda begitu? Tapi sepertinya adik begitu menikmatinya kok, walau ia sempat mengeluh ini dan itu waktu pertama tapi kelamaan sepertinya ia cukup menikmatinya, adik itu walau mulutnya bilang tidak mau tapi ia tetap melakukannya"

"Oh yah? HongEr sudah semakin dewasa yah"

Fei mengangguk.

"Iyah Ayah, paman Kaisar bilang akan memberikan gelar pangeran muda untuk adik saat usianya tujuh belas tahun, ayah, tidak akan menyetujuinya khan? Seperti FeiEr dulu*

BaiHu terdiam, ekpresi wajahnya berubah menjadi sangat serius tanpa sadari.

"Emm soal masalah itu, Ayahanda akan menyerahkannya pada Ibundamu saja"

"Ayahanda tidak akan mengijinkan Ibunda khan?"

BaiHu menelan ludahnya bulat, ia menggeleng dan tersenyum sambil membelai rambut belakang FeiEr.

"He tentu saja tidak akan Ayahanda ijinkan, menjadi pangeran muda punya tugas yang cukup berat, ayah rasa HongEr juga belum cukup dewasa untuk jabatan penting itu, he"

Banyak yang ada dalam pikiran BaiHu saat ini, usia tujuh belas tahun HongEr, usia, yang sangat ia takuti akan datang, selama beberapa tahun ini ia berusaha mengulur waktu sebisa mungkin tapi tidak mungkin melawan waktu, ia akan terus berjalan bagaimanapun kerasnya ia berusaha, dan hanya bisa pasrah, saat waktunya tiba.

BaiHu berusaha menyembunyikan ekpresi wajahnya dari FeiEr, tapi mau sampai kapan.

................

Di kamar HongEr.

TangYuan menyisir rambut panjang ikal merah HongEr yang tidur di pangkuannya dengan lembut. Rambut yang panjang berkilau dan halus itu, semua perawatan untuk rambut paling bagus yang selalu ia berikan pada putranya memang membuahkan hasil yang memuaskan.

"Emm rambut putra Ibunda sangat halus sekali"

HongEr sibuk melihat gantungan Jade yang baru diberikan Ibundanya, ia mendapatkannya dari permaisuri GaoNiang yang sengaja memesan Jade berukir burung merak berbentuk bulat putih kemerahan dengan gantungan berwarna merah khusus untuk HongEr.

"Punya kak Fei yang seperti apa Ibunda?" Tanya Hong.

"Fei? Emm sepertinya naga biru"

Hong mengembungkan mulutnya.

"Ooh naga biru"

"Yah, itu lambang FeiEr saat ia lahir, juga gelar yang diberikan paman Kaisar saat kakakmu lahir, naga biru adalah lambang penopang negara, ia akan muncul saat naga emas meminta dukungannya"

Hong mengangguk.

"Ohh"

TangYuan membelai pipi putranya lembut,

"Apa, Hong mau menjadi penopang negara juga seperti FeiEr?"

Hong mengerutkan dahinya, ia bangun dari rebahnya dan melihat Ibundanya lama.

"Emm, kerjaannya, susah yah? Kalau susah lebih baik tidak usah Ibunda, Hong lebih suka di rumah saja menjadi sekretaris untuk ekpedisi Jie"

TangYuan tertawa kecil mendengar ucapan polos Hong, dicubit hidung mancung putranya gemas.

"Ich Hong ini, kalau kerjanya keras khan makannya akan lebih enak, itu yang HongEr mau khan?"

HongEr menggelengkan kepalanya, ia mengangkat tangannya melingkari pinggang Ibundanya, tanpa TangYuan duga putranya itu memeluknya erat.

"Ohh"

"Hong tidak mau jauh dari Ibunda dan Ayahanda, makan masakan bibi ErNiang jauh lebih nikmat dari masakan siapapun di dunia ini, Hong sudah merasakannya Ibunda, Hong tidak akan pergi jauh-jauh lagi"

TangYuan terharu, ia berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, pelukan Hong yang sangat hangat membuat ia membeku di tempat, diangkat tangannya membelai rambut Hong lembut, mengecupnya, memeluknya erat, ia juga tidak akan pernah melepaskan anak itu selamanya, tidak akan pernah, walau apapun yang terjadi, HongEr, adalah putra kandungnya.

"HongEr, ems besok Ibunda akan meminta bibi ErNiang masak bubur kesukaan Hong yah agar Hong bisa makan sepuasnya"

Hong memejamkan matanya masih memeluk Ibundanya erat.

"Hong tidak sabar rasanya"

TangYuan tersenyum.

"He anak ini"

--------------------