Chereads / "DESTINY" / Chapter 27 - Part 27

Chapter 27 - Part 27

Dya tengah menatap hamparan bunga-bunga yang ada di taman ditemani oleh Letta seorang pelayan yang memang ditugaskan oleh Kris untuk membantu sang istri. Namun tanpa diketahui oleh Dya tugas utama dari seorang Aletta adalah untuk melindungi sang istri dari bahaya yang mungkin saja sedang mengintai. Sebagai seorang suami Kris selalu mengutamakan kenyamanan dan keselamatan sang istri. Kris sangat tahu Dya bukanlah orang yang mudah di dekati dan ia sangat tidak menyukai hal-hal yang bersifat berlebihan seperti bodyguard padahal untuk berada disisi orang-orang yang seperti Kris semua itu sangat penting karena bahaya yang akan selalu mengintai tanpa pernah diprediksi, itulah sebabnya Kris memberikan tugas khusus itu kepada Aletta tanpa disadari oleh Dya.

"Berapa lama sudah kau bekerja di tempat ini Letta?" Tanya Dya sambil menatap pemandangan yang ada di hadapannya.

"Kurang lebih tiga tahun, ada apa nyonya? Apakah sesuatu mengganggu anda?" Letta menjawab lalu bertanya telak yang membuat Dya langsung menatap padanya.

Sebuah senyum canggung tercipta di bibir Dya "Apakah sangat terlihat?" Dya bertanya lalu menghembuskan nafasnya.

"Hm.." Gumam Letta kemudian tersenyum menatap Dya dari arah samping. "Tahukan nyonya kalau anda adalah orang yang paling mudah ditebak. Segala perasaan hati anda akan selalu tergambar jelas di wajah anda."

Dya kembali menatap hamparan bunga-bunga di hadapannya lalu tersenyum getir "Benarkah?" Tanyanya.

"Iya benar, kami tahu selama ini nyonya selalu berusaha untuk tersenyum dan terlihat baik-baik saja namun semua itu hanyalah sebuah kedok untuk menyembunyikan luka yang begitu dalam karena nyonya tidak ingin orang-orang yang anda sayangi akan merasa sedih jika tahu betapa rapuhnya anda sebenarnya."

Tak terasa tetesan cairan bening terjatuh dari sudut mata Dya. Dya tersenyum pilu "Jadi ternyata topeng yang aku gunakan selama ini begitu mudah kalian ketahui." Ucapnya sambil menghapus air mata yang masih menetes.

"Tahukah nyonya kalau selama ini anda tidak sendirian ada orang lain yang selalu ada dan memantau anda tanpa pernah anda tahu?" Ini bukanlah pertanyaan tapi pernyataan yang sengaja diberikan oleh Aletta. "Tahukah anda terkadang saya merasa iri dengan anda."

"Iri, dengan ku?" Dya bertanya skeptic. "Apa yang bisa membuatmu iri padaku tak ada. Kau lihat sendiri bagaimana kehidupanku. Dibuang dan tak diakui oleh orang-orang yang seharusnya melindungi kami, dikhianati oleh tunangan dan sahabatku, disaat kau mulai menemukan seseorang yang kau anggap akan mampu mengobati lukamu namun ternyata orang itu malah kembali menambah luka yang baru, lalu disaat kau mulai berusaha untuk bangkit dan memperbaiki semuabya aku malah diculik lalu terpaksa menikah dengan seseorang yang baru sekali bertemu dengannya. Tolong jelaskan bagian mana dari hidupku yang membuatmu iri." Dya tersenyum penuh ironi.

Letta kembali menatap Dya kemudian tersenyum, "Maaf jika membuat anda salah faham. Tapi terlepas dari semua masalah dan kesakitan yang nyonya rasakan tahukah anda bahwa ada seseorang yang selalu mencari dan berusaha melindungi anda dengan segenap rasa di hatinya?" Dya mengernyitkan alisnya tak mengerti "Suatu saat nanti anda pasti akan mengerti" Ucap Letta sambil tersenyum penuh misteri.

∞∞∞

Sementara itu di belahan bumi yang lain Dani menatap nanar keluar jendela kaca gedung kantornya. Tatapannya jauh entah kemana, ada rasa pilu di dalam hatinya hampir setahun Dya menghilang namun tak seorang pun dari orang-orang kepercayaannya yang berhasil membawa kabar yang membahagiakan. Berbagai cara telah ia coba mulai dari meminta orang-orangnya mengawasi keluarga Kusuma terutama Bryan sampai dengan memasukkan mata-matanya ke dalam kelompok Kris namun tak juga ada perkembangan yang berarti atas pencarian Dya.

"Sebenarnya kau ada di mana sayang? Aku begitu merindukanmu, mengapa begitu sulit bagiku menemukanmu?" Lirihnya sambil memegang dadanya yang selalu saja terasa sesak setiap kali mengingat kegagalannya melindungi orang yang ia cintai.

Tok…tok…suara ketukan dari arah luar memaksa Dani kembali menyebunyikan kepedihannya. "Masuk…" Perintahnya pada orang yang berada di luar pintu. Setelah mendapatkan perintah Jack langsung masuk ke ruangan sang bos sekaligus sahabatnya merangkap calon iparnya itu.

"Apakah aku mengganggu waktu bernostalgiamu?" Jack bertanya tak enak pada Dani.

"Hhhmmmm.." Gumam Dani.

"Maaf tapi aku membawa kabar untukmu."

"Kabar apa?" Tanya Dani dengan datar.

"Ada dua kabar yang baik dan juga yang buruk, mana yang ingin kau dengar lebih dulu?"

"Terserah saja toh keduanya tetap harus aku dengar kan?" Jawab Dani tanpa minat.

"Aiiih kau benar-benar tidak asyik Dan" Ujar Jack sambil menghela nafasnya pasrah dengan sikap Dani.

Dani menatap datar Jack yang ada di hadapannya kalau saja Jack bukan sahabatnya sudah pasti ia akan memecahkan kepala Jack saat itu juga."Jangan membuatku menghajarmu Jack! Cepat katakan!!" Ancam Dani.

Jack kembali menghela nafasnya berat arogansi Dani benar-benar tak dapat tertolong lagi."Baiklah kabar baiknya adalah salah satu orang kita mengabarkan bahwa bisa dipastikan kalau saat ini Dya disembunyikan oleh Kris di salah satu pulau pribadinya yang ada di Negara Swedia. Kabar buruknya dari sekian ribu pulau yang ada di Negara itu orang-orang kita sama sekali belum mendapatkan petunjuk di pulau yang mana." Ucap Jack sambil menatap sang bos yang tampak lagi-lagi menghela nafas berat.

"Apa kerja kalian tak bisa lebih cepat dari ini?" Tanya Dani putus asa.

Lagi-lagi Jack menghela nafasnya berat melihat kondisi sang bos sekaligus sahabatnya itu. "Aku tahu kau khawatir dan juga sangat merindukannya tapi kami hanya mampu berusaha sebisa kami. Kau sendiri paham dan tahu betul orang seperti apa seorang Kristofel Greco, bahkan saat ini semua bodyguard yang selama ini melindunginya sudah ia ganti dengan orang-orang yang memang sudah bersamanya sejak dulu. Bahkan untuk sementara waktu ini ia sama sekali belum mengunjungi kantor pusat perusahaannya yang ada di Amerika." Jelas Jack.

Dani mengacak rambutnya frustasi, ia benar-benar sudah berada diambang batas kesabarannya. Rasa rindu dan khawatirnya sudah menggunung. Jika saja peristiwa hilangnya Dya tak pernah terjadi mungkin saat ini ia sudah bisa mengecap indahnya kebahagiaan berumah tangga bersama orang yang sangat ia cintai. Namun kini semuanya hanya sebuah pengandaian. Hilangnya sang calon mempelai wanita membuat semua rencananya amburadul bahkan kini orang yang seharusnya menjadi pendamping hidupnya selamanya malah menjadi istri dari musuh bebuyutannya. Kehidupan benar-benar tidak adil padanya namun ia tidak akan berputus asa karena ia akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.

***

Beberapa jam telah berlalu setelah perbincangannya bersama Letta di taman, Dya masih saja teringat dengan beberapa ucapan Letta entah mengapa ia merasakan ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh pelayannya itu. "Apakah ini hanya perasaan ku saja ataukah memang ada sesuatu yang tidak aku ketahui." Dya bergumam penuh rasa penasaran.