Berkat karyanya Dya banyak dikenali dan cukup di segani di kalangan orang-orang yang berkecimbung di bidang yang sama dengannya. Di bidang ini ia lebih dikenali dengan nama Puspita Sujana. Namun meski demikian ia belum pernah tampil di depan kamera demi melindungi diri dan orang-orang terkasihnya.
###
Di belahan bumi yang lain Dani sedang mendengarkan kabar yang dibawa oleh orang-orang kepercayaannya.
"Kami menemukan salah satu anggota keluarga Kusuma, hanya saja…."
"Hanya saja apa cepat katakan padaku." Tanya Dani tidak sabaran.
Dengan ragu kedua orang kepercayaannya itu saling menatap kemudian menghembuskan nafas. "Hanya saja kini marganya bukan lagi Kusuma melainkan Sujaya." Lapor salah satu orang kepercayaannya itu.
"Apa maksudmu?" Tanya Dani tak mengerti.
"Irwan Kusuma kini sudah berganti nama menjadi Irwan Sujana." Jawab yang lainnya.
Dani mengernyitkan alisnya semakin bingung. "Dari data yang kami peroleh keluarga Kusuma meninggalkan Negara ini semenjak dua tahun yang lalu. Dan sejak meninggalkan Negara ini sepertinya nama mereka dengan sengaja telah diganti itu sebabnya kita sulit melacak mereka. Karena semua identitas mereka berubah tapi kalau mengenai mengapa mereka merubah identitas itu yang sama sekali belum kami ketahui sebabnya dan hingga kini masih terus kami selidiki." Lapor Deni salah satu orang kepercayaan Dani.
"Lalu apa maksudmu tadi mengatakan kalau hanya salah satu keluarga Kusuma yang kau ketahui keberadaanya yaitu Irwan, lalu di mana yang lainnya?" tanya Dani semakin khawatir.
"Itu juga masih sedang kami selidiki. Saat menyelidiki di Jepang kami terkejut mengetahui Irwan Kusuma berada di Negara itu dengan marga yang lain. Tapi beberapa waktu yang lalu rekan-rekan kami yang masih berada di Jepang mengirim kabar kalau bunda mereka Rose Wijaya dan adik mereka yang bungsu juga berada di Negara itu. Hanya saja sama seperti Irwan kini mereka sudah berganti marga." Jelas Johan orang kepercayaan Dani yang lain.
Sejenak Dani terdiam dan mencerna situasi keluarga Kusuma. "Kalau menurutmu sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka Jack?" Tanya Dani pada Jacob yang sejak tadi hanya diam.
"Mendengar laporan situasi yang diberikan Deni dan Johan tadi satu hal yang bisa aku tangkap adalah mereka sedang menghindari seseorang atau sesuatu." Jawab Jack sambil menatap Dani dengan serius.
Sekali lagi Dani terdiam hatinya mencelos berpikir keluarga Kusuma begitu membencinya hingga harus bersembunyi seperti ini. "Aku pasti begitu melukainya Jack, hingga keluarganya begitu membenciku sampai-sampai mereka harus bersembunyi seperti ini." Lirih Dani penuh penyesalan.
"Kau salah Dan mereka sedang tidak bersembunyi darimu aku rasa ada sesuatu yang lebih besar. Meski tak begitu mengenal keluarga Kusuma tapi dari cara Dya bersikap selama ini aku yakin mereka tidak akan pernah bersembunyi hanya karena cinta. Aku sangat yakin ada hal lain dan itu bisa saja menyangkut keselamatan mereka."
Mata Dani membola. "Apa maksud ucapanmu Jack? Siapa yang ingin mencelakai wanitaku?" Tanya Dani dengan tatapan berubah dingin.
"Itulah yang harus kita cari tahu sebelum membawa kakak ipar kembali." Saran Jacob.
"Tapi Jack kita belum tahu di mana dia dan keluarganya yang lain ?" Tanya Dani frustasi.
"Oh ayolah Dan bukan saatnya kau menjadi bodoh sekarang, dengan mengetahui salah satu dari mereka maka akan sangat mudah untuk kita melacak keberadaan yang lainnya. Yang paling penting saat ini kita harus menyelidiki ada apa sebenarnya yang terjadi pada malam di mana semua keluarga Kusuma menghilang. Apakah benar nyawa mereka terancam dan kalau memang benar nyawa mereka terancam maka kita harus segera mencari tahu siapa dan apa alasannya. Karena kalau kita tidak segera bertindak bisa saja itu akan kembali membahayakan kakak ipar saat dia kembali lagi." Pungkas Jack.
Dani menganggukkan kepalanya, namun tangannya mengepal menahan emosi. "Apa yang kau katakan itu memang benar Jack dan aku tidak akan membiarkan seorangpun melukai wanitaku. Deni biarkan Johan yang memimpin penyelidikan di Jepang sementara kau pimpinlah para anak buahmu dan segera cari tahu apa yang terjadi pada malam hilangnya keluarga Kusuma dua tahun yang lalu. Aku ingin laporan yang selengkap-lengkapnya." Perintah Dani.
"Baik boss." Ucap Deni dan Johan secara bersamaan. Kemudian mereka pun pamit untuk kembali mengerjakan tugas mereka masing-masing.
Setelah Deni dan Johan meninggalkan ruangan Dani suasana seketika menjadi sunyi. "Kalau menurutmu siapa kira-kira orang yang berpeluang untuk kita jadikan tersangka?" Tanya Jack memecah kesunyian.
"Entahlah Jack aku tahu keluarganya menghadapi banyak masalah tapi aku tak tahu dengan siapa saja mereka bermasalah dan itu membuatku semakin merasa bersalah. Aku selalu berkata padanya kalau aku sangat mencintainya dan akan selalu melindunginya tapi apa yang aku lakukan? Aku malah melukainya bahkan disaat ia membutuhkan aku, aku tidak ada di sisinya. Aku benar-benar orang yang sangat bodoh Jack." Ucap Dani semakin merasa bersalah.
"Tenanglah Dan, kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan terus menyalahkan dirimu, kita doakan saja semoga kecurigaan ku tadi tidak terjadi. Mungkin saja ada sebab yang lain." Hibur Jack.
Dani tersenyum kecut mendengar ucapan Jacob. "Kalau kau jadi mereka hal apa yang akan membuatmu harus mengganti marga dan bersembunyi dari orang-orang kau kenal?" Tanya Dani menohok Jack.
Jack terdiam dan tak bisa menjawab pertanyaan Dani. Sekali lagi senyum kecut tercipta di bibirnya. "Ada apa Jack? Kenapa kau diam?"
Huft…..Jack menarik nafas berat kemudian menepuk bahu Dani berusaha menguatkan. "Apapapun itu yang terpenting adalah sekarang kita akan melindunginya bersama karena mereka adalah anggota keluarga Kim." Ucap Jack kemudian meninggalkan ruangan Dani.
Sepeninggal Jack Dani terpekur hatinya bagai teriris membayangkan kesakitan yang dialami Dya."Maafkan aku sweet heart seharusnya aku tidak bersikap egois saat itu. Andaikan saat itu aku mau mendengarkan dirimu mungkin kisah kita saat ini akan berbeda." Gumam Dani seakan Dya dapat mendengarkannya.
***
Diwaktu yang sama namun tempat yang berbeda Dya sedang mengikuti perjamuan yang diadakan oleh rekan kerjanya untuk merayakan kerjasama yang terjalin diantara mereka. Setelah pembicaraan yang cukup memakan waktu akhirnya diputuskan kalau mereka akan melakukan kerjasama. Komik yang ditulis Dya akan filmkan dan mereka akan segera memulai mengadakan pemilihan para pemeran yang akan ikut andil di dalam film tersebut.
Dya sedang duduk menikmati kesendiriannya seperti biasa ketika seseorang datang dan menyapa dirinya. "Hai….." Sapa orang itu.
Dya menatap pemuda yang tampak gagah dalam balutan jas itu kemudian membalas sapaan pemuda tersebut. "Hai juga." Jawab Dya tanpa minat. Sambil matanya menatap ke sana ke mari mencari sang asisten.
"Tempat ini begitu ramai tapi kenapa kau memilih menyendiri di sini?" Tanya pemuda tersebut dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
"Aku tidak suka keramaian dan orang asing." Ketus Dya sambil matanya menyusuri tempat itu seakan mencari seseorang.
Mendengar jawaban Dya pemuda itu mengernyitkan alisnya. "Aneh tidak suka keramaian dan orang asing tapi berkecimpung di dunia yang penuh dengan keramaian dan orang asing." Kata pemuda tersebut seakan ragu dengan jawaban yang diberikan Dya.
"Apapun alasan saya memilih dunia ini saya rasa bukan urusan anda, maaf tapi sepertinya sudah saatnya saat pergi." Kata Dya kemudian berlalu meninggalkan pemuda tersebut dan berjalan ke tempat dimana asisten pribadinya berada.
"Gadis yang menarik, dingin, ketus namun disaat yang bersamaan tatapan matanya begitu hangat meski tersembunyi dibalik topeng." Gumam pemuda itu.
"Maaf sepertinya sudah saatnya anda kembali kakek anda sudah menunggu dari tadi." Peringat sang asisten yang entah sejak kapan sudah ada di belakangnya.
"Ah...dasar tua bangka itu masih saja memperlakukanku seperti anak-anak." Kesal pemuda itu.
"Sejak kapan tua Bangka itu tiba dari perjalanannya?" tanya Kris pada sang asisten.
"Hm….sepertinya sejak dua jam yang lalu." Jawab Gary asistennya.
Kris mengernyitkan alisnya mendengar jawaban Gary. "Dua jam dan kau baru memberitahuku? Aku harap kau tidak lupa kalau aku harus selalu menyenangkan tua bangka itu."
"Maaf… tapi saat tadi ingin memberitahukan kepada anda, sepertinya anda sangat sibuk dengan seseorang." Jawab Gary sambil menunduk.
"Sudahlah tak usah dipikirkan lalu bagaimana dengan keluarga dari sepupu tersayangku?"
"Semenjak dia dan keluarganya dikeluarkan dari daftar ahli waris tuan Greco mereka berhasil mengembangkan perusahaan keluarga Kim yang kini sudah mendunia dan memiliki banyak cabang." Lapor Gary.
"Ah….shit jadi mereka masih baik-baik saja padahal aku berharap mereka akan hancur sehancur-hancurnya. Bagaimana dengan sepupu tersayangku, bagaimana keadaannya saat tahu wanita yang dicintainya bekerjasama denganku untuk menghancurkannya?"
"Kabar terakhir yang aku dengar ia mengalami gangguan kepribadian menghindar atau avidant personality disorder. Tapi sepertinya sekarang ia sudah bisa mengatasi semua itu." Jawab Gary panjang lebar.
***