" Jadi kau bukan Ihsan Saadan? " Hadyan menggeleng
" Aku sahabatnya. Aku tidak ingin membohongi diriku untuk menjadi orang lain. Sebagai lelaki terhormat aku hanya ingin mengantarmu ke restoran ini dan mempertemukan dirimu dengan Ihsan - sahabatku"
Seorang pria dengan tinggi 188 cm masuk ke restoran yang sudah dipesan Hadyan. Sebenarnya untuk candle light dinner dengan Lea. Tapi, apa mau dikata. Amira terlihat lebih penting daripada Lea. Menurut pandangan Ihsan.
" Kau – Ihsan?! " wajah Amira tampak berubah, lebih tepatnya merona merah
" Iya. Maaf--- harus seperti ini. Aku tidak punya cara lain dan aku bukan tipe romantis "
" Tidak masalah" Amira tersenyum senang
Dan Ihsan pun akhirnya terbiasa dengan Amira. Mereka akhirnya banyak mengobrol dan bercanda satu sama lain. Mereka tidak mempedulikan beberapa orang yang menatap mereka. Seakan tak peduli.
" Ah akhirnya, Ihsan Saadan --- kau selalu merepotkanku soal cinta " Hadyan pun melaju kan mobilnya menuju rumah Bagas.
***