Chereads / The Messed / Chapter 3 - Part 1

Chapter 3 - Part 1

"Dan semuanya dimulai dari sini."

#####

Alarm handphone membangunkanku yang sedang berada di dunia mimpi. Segera kumatikan alarm tersebut dan beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.

Kulihat pantulan diriku dari cermin. Terlihat jelas dari bawah mataku yang hitam pertanda aku kurang tidur semalam. Ya, lagi-lagi aku terbangun dari tidurku hanya karena mimpi yang aneh. Entah aku harus menyebut itu mimpi buruk atau apa, yang jelas itu sangat mengangguku.

Aku berdiri di bawah guyuran shower sambil memejamkan mata. Sekilas tampak aku seperti orang frustasi atau apalah itu, yang jelas aku tidak terlalu memedulikannya.

Aku bersiap-siap sesantai mungkin karena baru kulihat waktu menunjukkan pukul 9.00 am yang berarti kelasku dimulai 1 jam lagi.

Setelah memakai luaran agar aku tidak kedinginan, aku memakai concealer untuk menutupi lingkaran hitam bawah mataku lalu memakai parfum agar terlihat lebih fresh.

Aku tidak merasa hanya bersiap-siap seperti itu saja memakan waktu setengah jam. Entah waktu yang berjalan terlalu cepat atau memang aku yang terlalu santai.

Kumasukkan barang-barang yang kuperlukan kedalam sling bag hitamku dan betapa terkejutnya aku mendapat puluhan notifikasi dari Amanda—sahabatku.

Mandaaa🐨

Today

9.20 am

"LETTAAAAA" –read

"HEI BANGUNLAHH"–read

"DASAR IDIOT" –read

"KAU LEBIH PARAH DARIKU" –read

9.21 am

"APA KAU LUPA SEKARANG HARI APA???" –read

"SADARLAH KARENA AKU MASIH MENYAYANGIMU" –read

"AKU TIDAK RELA KAU DISURUH MEMBERSIHKAN PERPUSTAKAAN OLEH SI KILLER ITU" –read

9.30 am

"AKU SERIUS BODOH!" –read

"KAU TAU SENDIRI KALAU MS.JANET ITU GURU TER ON TIME SEPANJANG MASA" –read

"IA AMAT SANGAT MENYAYANGI MURID-MURIDNYA" –read

9.31 am

"OLEH KARENA ITU IA SELALU MASUK KELAS 15 MENIT SEBELUM KELAS DIMULAI" –read

"KUHARAP KAU TIDAK LUPA UNTUK BELAJAR KARENA HARI INI ADA KUIS" –read

OH SHIT!

Aku merutuk dalam hati. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan hal sepenting itu?!

5 menit lagi. Aku harus sampai kelas dengan waktu 5 menit. Dengan tergesa-gesa aku mengunci pintu kamar dan berlari menuruni tangga Asrama ini. Bahkan aku yang biasanya menyapa penjaga Asrama mengabaikannya saat ini.

Sekarang aku baru tahu keuntungannya menjadi anak Asrama. 1 menit aku terlambat dan beruntungnya aku tidak melihat Ms. Janet di kelas.

"Ckckck... Aeletta, aku baru tahu kau bisa terlambat juga." Ucap Amanda dengan heran. Bukan hanya dia saja yang heran, melainkan seluruh anak juga melihat ke arahku dengan heran.

"Iya, aku sadar diri jika aku dicap sebagai murid teladan disini, tapi aku juga manusia biasa yang dapat berbuat kesalahan Amanda." Balasku dengan sedikit meyombongkan diri. "By the way, where's Ms. Janet? She's late?" Tanyaku kemudian.

"No. Kau lupa jika dia guru ter on time sepanjang masa?"

"So?"

"Dia melupakan sesuatu dan mengambilnya."

"Thanks God, karenamu aku tidak jadi dihukum hari ini"

"Kau sedang beruntung Aeletta." Kulihat Amanda memerhatikan wajahku dengan teliti, lalu ia membulatkan matanya seperti orang terkejut. "Oh My God, Aeletta! Ini benar kau? Really?!"

"Huh? Apa?"

"Kau memakai concealer? Sejak kapan kau make up? Tunggu, kapan kau membelinya? Mengapa kau tidak mengajakku? Dan apa merknya? OMG aku tidak menyangka kau bisa menjadi gadis sungguhan, ckckck..." Beginilah Amanda, sekalinya bertanya tiada hentinya. Jujur, aku tidak yakin jika ia orang normal.

"Apa terlalu mencolok concealer yang kupakai ini?

"Nope. Itu sangat natural and i like it. Seperti yang kau tahu aku bisa melihat wajah orang secara detail. Membedakan mana yang asli dan mana yang penuh make up." Jeda beberapa saat sampai ia berkata,"Termasuk yang di depan sana. Tampan 100% tanpa menggunakan make up sedikitpun."

Reflek aku menoleh ke depan dan melihat ada Ms. Janet yang baru masuk kelas berserta laki-laki tampan yang bersamanya.

"Attention please! Jadi seperti yang sudah di jadwalkan hari ini ada murid pertukaran pelajar dari Global International Academy dan selama 6 bulan program ini berlangsung saya harap kalian juga dapat berkerja sama dengan baik." Ucap Ms. Janet dengan lantang. "Silahkan perkenalkan namamu." Lanjutnya

Sekarang seluruh pandangan berpusat pada laki-laki tampan itu yang akan mengikuti kelas ini.

"Hi, I'm Alezeo Garcia and you can call me Alezeo, thank you." Ucap murid pertukaran pelajar tersebut dengan suaranya yang berat.

"Okay, Alezeo sekarang kau bisa tempati kursi kosong dekat jendela tersebut."

Ia berjalan dengan gayanya yang khas menuju tempat duduknya. Entah mengapa aku merasa tidak asing dengan orang ini. Seperti pernah bertemu dengannya. Tapi aku tidak dapat mengingatnya. Entahlah seingatku aku juga masih berusia 17 tahun dan kepalaku tidak pernah terbentur sesuatu ataupun aku yang tertabrak mobil sehingga amnesia.

"Lettaaa, apa yang kau pikirkan? Cepat belajar 5 menit lagi kuis dimulai" ucap Amanda sedikit berbisik

OH SHIT!

Lagi-lagi aku merutuki diriku sendiri karena melupakan kuis tersebut.

#####

11.20 am

Kelas sudah selesai begitupun dengan kuis tidak jelas itu. Amanda dan aku saat ini sedang menikmati makan siang kami.

"Apa kau meyukainya?" Tanya Amanda sambil menatapku curiga.

"Huh? Siapa?" Baiklah, aku bingung kemana arah pembicaraan ini.

"Tentu saja murid baru itu. Kulihat semua perempuan di kelas melihatnya dengan tatapan memuja termasuk kau."

"Termasuk kau juga, Amanda?"

"Come on, Aeletta aku serius. Aku akui kalau diriku ini memang menyukainya. Seperti yang kau tahu kalau aku ini pecinta cogan. Tapi tidak denganmu Aeletta. Jujur menurutku kau sedikit tidak normal. Kau tidak pernah tertarik dengan laki-laki manapun. Bahkan Willard si kapten basket itupun kau tolak disaat anak lain ingin sekali berada di posisimu."

"Suruh saja anak lain itu bertukar posisi denganku!"

"Oh my God Aeletta, what's wrong with you? Hari ini kau berbeda seperti hari-hari sebelumnya."

"Nope, tidak ada apa-apa. I'm okay." Ucapku meyakinkan Amanda. Kadang ini kekurangannya mempunyai sahabat yang sangat peka. Rasanya tidak bisa menyembunyikan sesuatu darinya.

"I can't believe it, Aeletta. Aku bukan anak kecil yang mudah kau bohongi"

"Terserah padamu. Aku akan mengembalikan nampan, kau duluan saja"

Segera aku membawa nampan dan pergi dari hadapan Amanda. Aku tidak dapat berlama-lama dengannya, atau ia dapat memberikan segudang pertanyaan.

Setelah mengembalikan nampan, aku tidak langsung menyusul Amanda, melainkan ke toilet. Entah apa yang kulakukan disini, yang jelas aku ingin memikirkan jawaban untuk pertanyaan Amanda nanti.

Benar katanya, ini bukan diriku yang biasanya. Diriku yang biasanya tidak akan peduli dengan pertanyaan dari seorang Amanda.

Stupid Aeletta!

Okay, mungkin ini hanya efek aku kurang tidur semalam. Kubuka engsel pintu kamar mandi ini, tetapi tidak bisa. Oh kesialan apalagi kali ini.

"Excuse me, apa ada orang di luar sana? Help me please, aku terkunci disini!"

Aku menggedor-gedor pintu ini, tapi hasilnya nihil. Tidak bisa terbuka. Seperti sengaja dikunci dari luar.

"Oh God bagaimana ini? Sling bagku kutinggalkan bersama Amanda."

Baiklah, kurasa aku akan bolos kelas akuntansi. Kulihat kembali jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 12.00 yang berarti pelajaran sudah dimulai sejak 5 menit yang lalu.

Kusandarkan tubuhku di dinding toilet, berharap petugas kebersihan akan datang dan membuka pintu. Karena percuma saja aku teriak-teriak jika kebanyakan murid sudah masuk kelas.

BRAK!

Aku terkejut mendapati pintu di sebelahku sudah didobrak dengan sangat kencang dan melihat si murid baru itu.

"Thanks karena sudah menol—" belum selesai aku berbicara, murid baru itu sudah pergi meninggalkanku.

What the—.

#####

Tbc...