Chereads / The Messed / Chapter 6 - Part 4

Chapter 6 - Part 4

"I see it...

I like it...

I want it...

I got it..."

~7 Rings

#####

Aku membuka mataku menatap langit-langit kamar yang sangat asing.

"Ternyata kau tidak selemah itu" suara berat itu membuatku menoleh kearahnya. Dengan cepat aku langsung menyadari situasi apa ini.

"Kau menolongku?" tanyaku sambil berdiri menghampirinya yang sedang membaca buku tebal.

Ia menaruh buku yang dibacanya dan lagi-lagi menatapku dengan tersenyum lalu berkata, "seharusnya kau ingat jika kita memiliki janji untuk mengerjakan essay bersama."

Aku otomatis membuka ponselku yang sudah ada pesan dari Manda dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 9.37 pm

"Kita kerjakan sekarang." ucapku karena aku benar-benar ingin tugas ini cepat selesai. Aku tidak ingin berurusan lagi dengannya yang mungkin benar-benar stalkerku.

Alezeo tidak menjawab apa-apa dan langsung menyiapkan materi essay serta alat tulis yang dibutuhkan. Untuk seorang laki-laki kurasa ia termasuk dalam kategori rajin.

Kali ini aku benar-benar hanya membahas tugas dengannya. Kurasa ia tidak akan menjawabku dengan jelas seperti biasa, jadi untuk apa aku repot-repot menanyakan hal yang tidak akan dia jawab?

Tak terasa sudah 2 jam berlalu, sekarang aku membantunya membereskan materi-materi essay tersebut.

"Kau tidak berterima kasih padaku?" ucapnya memecah keheningan

"Untuk apa aku berterima kasih pada orang yang jelas-jelas stalkerku?" jawabku dengan nada menyebalkan. Ia pikir hanya dia saja yang bisa bersikap menyebalkan?

Lagi-lagi seperti di perpustakaan, kali ini ia juga mendekat ke arahku. Padahal ia dapat berbicara dari tempatnya saat ini, apa yang ia lakukan?

Tanpa sadar aku mundur hingga punggungku menatap dinding apartemennya.

Alezeo menatapku intens dengan 1 tangan memegang leherku lalu berkata dengan suara beratnya, "kau tidak boleh terluka karena kau milikku." setelah mengatakan itu, ia mengeluarkan sebuah kalung dari kantongnya lalu memasang kalung tersebut di leherku.

Aku diam membeku dikarenakan jarak kami yang sangat dekat. Sungguh ia memiliki wajah yang sangat sempurna walau dalam jarak sedekat ini. Kesadaranku kembali ketika ia membukakan pintu apartemennya yang tepat di sebelahku saat ini lalu dengan entengnya menyuruhku pulang.

Jika dipikir-pikir Alezeo selalu saja mengalihkan pembicaraan dengan mudah. Aku sungguh bodoh! Hanya karena ia menatapku aku jadi lupa semua yang harus kutanyakan. Mungkin mulai besok aku harus membuat list pertanyaanku. Yeah, itu sangat konyol tapi mau bagaimana lagi? Ia seperti menghipnotisku saat aku menatap mata birunya.

#####

"Kalung yang sangat cantik." ucapnya dengan lembut dan duduk disampingku sehingga membuat semua yang ada di lapangan ini menatap kami.

"Terima kasih."

Aku langsung berdiri dan hendak pergi tapi tangan itu menahanku dan bertanya, "apa kau mau pergi kencan denganku malam ini?"

Aku yang sudah bosan dengan penawaran itu pun hendak menolak tetapi Willard langsung melanjutkan kalimatnya,"aku sudah tanya Manda dan dia bilang kau kosong malam ini."

"Maaf Willard, tapi aku tidak menyukaimu dan tidak ingin berkencan denganmu. Tolong bersikaplah hanya sebagai teman." tolakku dengan terang-terangan sehingga membuat siswa lainnya heboh dan mulai bergosip.

Aku meninggalkannya lalu membuka ponselku dan mencatat list pertanyaanku kepada Alezeo nanti sambil berjalan menyusul Manda di kelas.

Sesampainya di kelas tentu saja Manda langsung menyerbuku dengan banyak pertanyaan tentang semalam.

Kemana saja kau semalam?

Kenapa telponku tak kau angkat?

Apa ini? Kenapa ada mata merah yang mengawasimu?

Apa kau semalam dikejar hewan buas?

Kenapa kau tak memberiku kabar sama sekali?

Dan pertanyaan terakhir yang membuatku tak tahu harus menjawab apa

"Kalung siapa itu?"

Jika aku menjawab ini kalung pemberian Alezeo tentu Manda akan tahu kalau semalam aku bersamanya dan dia pasti akan berpikiran yang tidak-tidak. Sungguh telingaku sudah panas jika harus diserbu pertanyaan lagi. Berbohong pun juga tidak ada gunanya. Kurasa setelah ini aku harus mempersiapkan telingaku lagi.

"Aku tahu ini terdengar gila, tapi kemarin aku mendapatkan pesan aneh." ucapku sambil membuka ponsel dan menunjukan pesan itu pada Amanda.

Aku bercerita dengan lengkap tanpa rekayasa sedikitpun. Mungkin orang lain yang mendengar ini akan mengira aku gila, tapi tidak dengan Manda. Amanda yang sudah gila dari awal tak menganggapku gila ataupun berbohong. Ia malah sangat tertarik dengan ceritaku bahkan ia berpendapat kalau aku digigit vampire.

"Vampir tidak ada di dunia nyata." ucapku menghentikan imajinasinya yang terus berkembang liar.

"Tapi di dunia nyata manusia tidak ada yang meminum darah manusia Letta!" balasnya tidak mau kalah. "Tunggu... apakah kau sekarang juga menjadi vampir?"

"Kalau aku vampir sudah kugigit kau daritadi."

"Kau benar juga, tapi aku yakin 1000% itu vampire! Lihatlah gambar dikalungmu itu!" ucapnya dengan menunjuk kalungku.

Jika diperhatikan dengan saksama, terdapat gambar kelelawar yang sangat kecil dengan warna yang hampir menyatu dengan liontinnya.

"Aku bahkan yakin kalung ini banyak dijual di pasaran." ucapku dengan meyakinkan diri agar tidak terbawa oleh perkataan Manda yang tidak masuk akal.

"Kalau memang benar seperti itu, mengapa kau tidak menolak Alezeo ketika memberikan kalung itu?" tanyanya dengan curiga.

Aku bersyukur karena guru sudah datang dan memulai kelasnya. Lagi-lagi aku mengabaikan Amanda.

#####

7pm

Aku yang baru saja selesai mengerjakan tugas-tugasku mendapat pesan masuk yang tak kuharapkan.

Willard

(Bisakah kau turun sekarang, aku di depan asramamu.)

Sungguh menyebalkan!

Jika aku sudah bilang tidak mau berkencan dengannya kenapa ia pantang menyerah dan tetap ingin bertemu denganku?

Tanpa membalas pesannya aku langsung turun menghampirinya yang menungguku di lobby. Willard tersenyum lebar ketika melihatku dan mengajakku ke cafe dekat sini untuk bicara.

Mau tidak mau aku mengiyakan ajakannya untuk pergi ke cafe. Setibanya disana ia langsung memesan minuman, begitu juga denganku lalu kami duduk kursi di dekat jendela.

"Apa kau berpacaran dengan Alezeo?" tanyanya memecah keheningan.

"Itu tidak ada hubungannya denganmu." balasku dengan nada dingin. Jujur saja, aku bukan tipe orang yang dingin tapi kali ini berbeda, jika aku tetap ramah padanya aku takut akan semakin memberinya harapan yang akan membuat ia sakit sendiri.

"Kau benar, maka aku akan berusaha agar semua yang menyangkut dirimu menjadi memiliki hubungan denganku." ucapnya dengan percaya diri.

Sungguh aku heran mengapa disaat banyak gadis yang ingin berkencan dengannya ia selalu menolaknya dan tetap mengejarku terus terusan?

#####

Tbc

GIMANA NII SI WILLARD??

LBH ENAK MAJU APA MUNDUR YA??

JANGAN LUPA VOMENT YA GUYS!

THANK U✨

Next,