Kang Soo Wook melangkah keluar dari sedan hitam itu di temani dua pengawal setianya. Sejak membantu putranya menyelamatkan Illona ia belum sekalipun menemui putranya padahal banyak yang harus ia bicarakan dengan buah hatinya itu. Beberapa saat lalu saat ia mendengar putranya datang kemari untuk menemui Illona yang baru saja sadar setelah terbaring dalam kondisi tak sadarkan diri cukup lama ia pun memutuskan datang kemari.
Rumah Sakir Dokter Oliver benar-benar sangat megah dan berada di pusat kota yang lokasinya tidak jauh dari land mark kota Paris, hanya sekitar lima ratus meter. Senyum tersungging dibibirnya saat teringat oleh sang pemilik rumah sakit. Profesor Dr Oliver Lee, si dokter jenius yang dulu pernah ditahan Yakuza untuk memaksanya membuat racun mematikan demi kepentingan organisasi mafia mengerikan itu. Ia tak tahu bagaimana caranya dokter jenius itu meloloskan diri padahal ia sangat yakin penjagaan di markas Yakuza sangatlah ketat dan seorang Oliver tak akan bisa bebas semudah itu.
"Kang Soo Wook?" terdengar suara pria menyapanya begitu ia memasuki loby rumah sakit. Sontak saja ia menoleh dan sosok pria sebayanya dengan rambut yang mulai memutih sedang berjalan menghampirinya bersama seorang dokter tampan yang sangat dikenalnya, Oliver. "Aku tak mengira akan melihatmu disini" kata pria itu lagi saat tiba di depan Kang Soo Wook.
"Kau…" Kang Soo Wook berpikir sejenak menatap pria itu yang entah mengapa ia merasa seperti mengingatnya. Wajah tuanya yang tampak ramah dengan sorot mata lembut itu seakan membuat Kang Soo Wook seperti melihat sosok sahabatnya yang jika masih hidup barang kali wajah tuanya akan…
"Ini aku, Imamura" kata pria itu menyela pikiran Kang Soo Wook yang seketika langsung melotot tajam karena terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakannya. Siapa? Imamura? Sahabat yang beberapa tahun ia hadiri pemakamannya dan membuatny benar-benar berduka selama bertahun-tahun.
"Kau…Imamura?" kata Kang Soo Wook yang nyaris saja ia kena serangan jantung melihat pria yang hampir setiap tahun ia datang makamnya itu dan membuatnya selalu berjumpa dengan sosok Margareth juga keempat anaknya.
"Kita bicara di tempat lain, orang-orang di sini belum banyak yang mengenaliku"
"Tunggu dulu…"
"Kau masih saja lambat seperti dulu"
***
Imamura tahu kalau kemunculannya kembali akan membuat kaget orang-orang yang mengenalnya termasuk sahabatnya, Kang Soo Wook. Pria itu bahkan terlihat seperti baru saja melihat hantu. Bagaimana tidak, hampir setiap tahun ia menyaksikan Kang Sook Wook mendatangi makamnya dan bertemu dengan mantan istrinya juga anak-anaknya. Sebelumnya karena situasi rumit ia menahan diri untuk tak datang menemuinya dan hari ini saat melihat sahabatnya itu datang ke rumah sakit milik putranya ia tidak lagi menahan diri. Segera Imamura menghampirinyan dan membawanya menuju kantin rumah sakit. Di sana ia mengambil posisi tempat duduk paling ujung yang jauh dari tempat para pengunjung kantin sedang makan siang.
"Aku tidak percaya, kau sengaja memalsukan kematianmu?" kata Kang Soo Wook terkejut bukan main mendengar cerita Imamura yang tidak ia sangka akan bertindak segila ini. Sejak dulu ia memang sudah tahu otak jenius sahabatnya itu termasuk kelicikannya tapi ia tak mengira kalau Imamura akan memalsukan kematiannya sendiri. Jika public sampai tahu ini akan jadi masalah besar dan menyeretnya dalam kasus hokum berat. Meski dia mantan mafia tapi tetap saja saat ini Imamura bukan lagi mafia, dia hanya orang biasa yang kemungkinan terjerat kasus hokum cukup besar.
"Jangan khawatir, William sudah mengatasi masalah yang sudah kubuat" kata Imamura yang seakan bisa membaca isi pikiran Kang Sook Wook hingga bisa menjawab kekhawatiran Kang Soo Wook.
"William Lee maksudmu? Putra tertuamu?"
"Iya"
"Dan apa itu artinya anak-anakmu sudah tahu kau masih hidup?"
"Tentu saja, aku bahkan baru saja bertemu putriku dan calon menantuku" kata Imamura seraya tertawa.
"Silahkan tuan" seorang pelayan datang membawa pesanan mereka, dua cangkir kopi pahit tanpa gula yang sedari dulu menjadi favorite mereka.
"Terima kasih" kata Kang Soo Wook menerima pesanannya dan pelayan itu pun berlalu pergi. Pembicaraan antara dua orang tua itu kembali berlanjut ditemani kopi pahir yang sangat kental.
"Jika putriku sudah dalam keadaan baik, aku akan membuatnya menikahi pemuda itu"
"Siapa maksudmu?"
"Hayate Kenzi, lagi pula usianya sudah cukup untuk menjalani pernikahan"
"Maksudmu kau akan menikahkannya dengan putraku?"
"Putramu?" sekarang giliran Imamura yang terkejut, ia bahkan tak tahu fakta kalau pemuda yang telah berhasil mencuri minatnya itu adalah putra sahabat baiknya.
"Iya, dia putraku dengan Park Min Je" kata Kang Soo Wook menyebut nama mendiang istrinya yang sampai saat ini masih terus diingatnya hingga tak sedikitpun ia pernah lupa seberapa menyesalnya ia mengingat kejadian dimana istri tercintanya tewas dan putranya menghilang.
"Jadi maksudmu, putramu yang menghilang itu…"
"Iya dia adalah Hayate Kenzi dan orang itu telah merusak masa muda putraku"
"Orang itu? Siapa?"
"Raiden Isamu, dia pernah memaksanya menjadi pembunuh bayaran beruntung aku masih mengingat persahabatanku dengannya jika tidak entah bagaimana aku akan bertindak"
Imamura sungguh tak tahu harus berkata apalagi, situasi ini sangat rumit. Pemuda yang ingin dijadikannya menantu itu adalah putra sahabatnya tapi di sisi lain Raiden Isamu yang juga sahabatnya pernah melakukan kesalahan besar karena pernah menjadikan calon menantunya sebagai pembunuh.
"Dan jika kau berniat menjadikannya menantumu, setidaknya kau harus baik-baik padaku, ingat aku adalah ayahnya"
"Putramu sudah tergila-gila pada putriku, kau pikir dia akan mendengarmu, aku bahkan yakin dia hanya akan mendengar ucapan Illona"
Kang Soo Wook tertawa mendengarnya untuk hal yang satu itu putranya sungguh mirip dengannya. Dulu saat menikahi mendiang Park Min Je kedua orangtuanya juga tidak setuju tapi ia tak peduli dan tetap saja menikahi wanita itu karena ia sudah sangat tergila-gila dengan sosok wanita lumpuh berwajah sayu itu.
"Entah mengapa putramu dan putriku seakan memiliki kisah yang mirip denganku"
"Denganmu?"
"Irina dia menikahi mantan mafia, yang tangannya sudah sering berlumuran darah, putriku juga seperti itu, apakah ini takdir yang berulang?"
"Entahlah, kuharap tragedinya tidak ikut serta"
"Harusnya tidak karena saat ini putranya punya kuasa yang cuku besar untuk mematahkan tangan dan kaki sahabat kita jika dia berani mendekatinya"
"Ah ya, dia presdir Heiji Grup yang bahkan sudah melumat habis asset perusahaan putra tertuamu"
"Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, William bahkan tak mau menceritakan soal rencana gilanya memarger perusahaan besarnya pada perusahaan putramu"
"Mungkin karena Illona, dia seperti mendiang istriku yang menjadi alasan kuat seorang pria melepaskan segalanya termasuk kakak tertuanya"
Kang Soo Wook masih mengingat seperti apa sahabatnya ini rela melepaskan segalanya untuk wanita itu. Jangankan Yakuza dia bahkan rela melepaskan keluarganya yang terang-terangan tak pernah menyukai Irina tapi dia seakan tak peduli dan tetap memilih Irina. Seandainya tidak ada tragedi yang memaksanya pergi meninggalkian Irina mungkin sampai saat ini dia akan tetap bersama wanita, dengan segala kegilaannya.
Illona meski Kang Soo Wook tak pernah melihatnya langsung akan tetapi ia bisa meduga karakter gadis itu seperti Irina karena putranya tidak akan tunduk dengan seorang wanita biasa dan Irina sosok istimewa hingga bisa menundukkan Daichi Imamura yang dikenal sangat keras bahkian hampir seperti gunung es.
"Mau menemui putramu? Aku yakin kau datang kemari bukan untuk mencariku" kata Imamura sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan hari sudah sangat siang dan telah lewat dua jam ia meninggalkan putrinya.
"Tentu"
"Dia sedang bersama putriku"
"Antarkan aku padanya"
***
Kenzi hanya meninggalkan Illona sebentar untuk menjawab telephone dari perusahaan dan saat itu seorang perawat berjalan masuk sambil membawa makanan siang. Ini memang sudah jam makan siang pasien dan seperti biasa perawat akan datang membawakan makan siang untuk para pasien rumah sakit termasuk Illona. Semula Kenzi tidak merasa curiga dengan perawat itu sampai ia tanpa sengaja melihat wajahnya yang tampak begitu familiar. Seketika Kenzi langsung teringat dengan salah satu pembunuh bayaran yang pernah pernah ia hadapi saat masih menjadi bagian dari Yakuza.
Kenzi yang sudah berada di luar ruangan langsung kembali ke dalam kamar Illona yang tengah mengangkat piringnya dan hendak menyantap makan siangnya. Bergegas ia berlari menghampiri Illona dan mendorong piring yang ada ditangan gadis itu hingga jatuh ke lantai.
"Keni!! Apa-apaan sih…"
"Makanan ini pasti mengandung racun"
"Apa kau sudah gila? Ini makanan yang diberikan perawat"
"Dia bukan perawat"
"Maksudmu?"
"Jangan kau pikir karena menyamar sebagai perawat aku tidak bisa mengenalimu" kata Kenzi menatap wanita berseragam perawat yang berdiri di dekat Illona.
"Sepertinya pimpinan Yakuza saat ini melatihmu dengan cukup baik"
"Yakuza?" tanya Illona yang tahu persis apa itu Yakuza meski ia tak tahu apa kaitannya dengan Kenzi. Calon suaminya itu hanya seorang presdir dan harusnya tidak ada kaitannya dengan Yakuza, kelompok mafia berbahaya yang sudah banyak membuat kekacauan di berbagai tempat.
"Apa nona tidak tahu, dibandingkan denganku pria ini lebih berbahaya, dia telah membunuh ratusan orang dengan racun dan sekarang dia khawatir aku meracunimu? Lucu sekali"
"Diam kau"
"Tenang saja, orang yang dikirim membunuh wanitamu bukan hanya aku tapi karena kau datang melindunginya sepertinya mereka akan lebih agresif menyerang wanitamu" kata wanita berseragam perawat itu.
"Illona, tetap di tempatmu, aku akan urus orang ini" kata Kenzi memposisikan tubuhnya di depan Illona untuk menjadi tameng pujaan hatinya itu jika ada pembunuh lain yang akan menyerang. Ia yakin para pembunuh lain pasti sedang mengawasi Illona dari tempat yang tak akan bisa dilihatnya dan itu sebabnya Kenzi menyiapkan tubuhnya menjadi prisai.
"Ternyata benar, monster gila yang harus darah dan pernah hampir membunuhku sudah berubah menjadi seekor kucing"
"Terserah apapun yang ingin kau katakan, tidak seorangpun yang akan kubiarkan menyentuh wanitaku"
"Wanitamu? Wahahaha…" wanita itu tergelak, ia sama sekali tak mengira Hayate Kenzi yang dulu tak segan membunuh siapapun sekarang menjadi pelindung seorang wanita lemah dan sakit-sakitan. Ini sangat mengerikan tapi sangat menarik melihat seseorang yang sudah ingin dihabisinya sejak dulu merelakan dirinya mati di tangan anak buahnya hanya demi wanita.
"Aku tumbuh dengan tubuh yang terbiasa dengan luka dan racun, tubuh ini jauh lebih kuat dari baja, anak buahmu bahkan tak akan bisa membunuhku" kata Kenzi yang sejak kecil ia terbiasa mendapatkan banyak luka baik saat masih menjadi bocah atau ketika ia tumbuh remaja dan dipaksa menjadi pembunuh bayaran. Luka tembak bahkan racun sudah sering memasuki tubuhnya hingga ia seakan terbiasa dengan semua itu hingga zona kematian seolah begitu akrab dengannya. Kenzi bahkan tak merasa takut untuk mati di tangan siapapun, satu-satunya yang ia takuti adalah kematian Illona jika sampai ia gagal melindunginya.
"Keni, kumohon menjauh, aku tidak ingin kau mati karenaku"
"Tenanglah, satu-satunya yang bisa membunuhku adalah kau bukan mereka"
Dooor!!!